01 November 2024

Manfaat, Aturan Pakai, dan Efek Samping 'Pil Air' Furosemide

Furosemide berguna untuk mengatasi retensi air, itulah sebabnya disebut pil air

Furosemide biasanya diresepkan untuk pengidap penyakit kronis, seperti penyakit jantung.

Obat ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan dan jika ingin membelinya perlu resep dokter.

Sebelum menggunakan obat, Moms dan Dads baiknya simak manfaat hingga efek sampingnya berikut ini, ya!

Manfaat Furosemide

furosemide.jpg
Foto: furosemide.jpg (Orami Photo Stocks)

Furosemide adalah obat yang digunakan untuk mengobati retensi air yang disebabkan oleh penyakit gagal jantung, penyakit ginjal, atau penyakit liver.

Pada beberapa kasus, bisa juga diresepkan untuk orang dengan tekanan darah tinggi atau edema paru.

Retensi air adalah kondisi yang menyebabkan kaki, pergelangan kaki, atau tangan mengalami pembengkakan.

Kadang kondisi ini disertai dengan sesak napas.

Pengidap gagal jantung, tidak dapat memompa cukup darah.

Kondisi ini menyebabkan cairan menumpuk di tubuh dan menyebabkan retensi cairan.

Begitu pula dengan pengidap penyakit ginjal.

Organ ini bertanggung jawab dalam menjaga keseimbangan air di dalam tubuh.

Adanya masalah pada ginjal tentu bisa menyebabkan penumpukan cairan.

Fungsinya dalam mengatasi retensi air, membuat obat ini dikenal juga dengan sebutan pil air.

Dosis Furosemide

Furosemide
Foto: Furosemide (Bernofarm.com)

Setiap orang dapat diresepkan dosis yang berbeda-beda. Ini bergantung dengan penyakit yang diidap, kondisi kesehatan secara menyeluruh, dan usia.

Lebih jelasnya, berikut dosis yang biasanya diresepkan.

Mengobati Gagal Jantung

  • Dewasa: 20–50 mg suntikan IM/IV atau tablet 40 mg per hari. Dosis maksimal 1.500 mg suntikan IM/IV per hari atau tablet 80 mg per hari.
  • Anak: 0,5–1,5 mg/kgBB suntikan IM/IV per hari. Dosis maksimal 20 mg suntikan IM/IV per hari.

Mengobati Edema Paru

  • Dewasa: 40 mg suntikan IV. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 80 mg suntikan IV.

Mengobati Tekanan Darah Tinggi

  • Dewasa: Tablet 40–80 mg per hari. Bisa dikombinasikan dengan obat antihipertensi.
  • Lansia: Dosis furosemide tablet untuk lansia selalu diawali dengan dosis terendah, lalu ditingkatkan secara bertahap sesuai kondisi pasien.

Mengobati Gagal Ginjal

  • Dewasa: Pada pasien dengan insufisiensi ginjal kronis, dosis awalnya adalah 250 mg, dan dapat ditingkatkan dengan penambahan 250 mg setiap 4-6 jam jika respons yang memuaskan tidak tercapai.Maksimal dosis adalah 1.500 mg 24 jam.

Aturan Pakai Furosemide

Aturan Pakai Furosemide
Foto: Aturan Pakai Furosemide (E-katalog.lkpp.go.id)

Minum obat ini persis seperti yang disarankan dokter maupun apoteker.

Moms atau Dads bisa membaca petunjuk penggunaan obat di bagian label kemasan.

Obat ini bisa diminum dengan atau tanpa makanan.

Namun, jika Moms atau Dads mudah mengalami masalah pencernaan, sebaiknya makanan terlebih dahulu.

Hindari melebihkan dosis, mengurangi dosis, atau berhenti menggunakan obat tanpa izin dokter.

Pil air ini paling baik diminum di pagi hari. Jadi, minumlah di jam sama setiap hari untuk mencegah terjadinya kelupaan dosis.

Jika hal ini terjadi, jangan menambah dosis di waktu minum obat selanjutnya.

Ada alasan kenapa obat ini sebaiknya di minum di pagi hari.

Setelah minum obat, tubuh akan mengeluarkan cairan tubuh yang menyebabkan edema atau penumpukan sehingga membuat Moms atau Dads terus buang air kecil.

Bila diminum di malam hari, tentu akan mengganggu tidur, sehingga lebih baik diminum di pagi hari.

Jika dokter meresepkan dua kali minum dalam sehari, obat sebaiknya diminum lagi di waktu sore.

Interaksi Furosemide dengan Obat Lain

Interaksi Furosemide dengan Obat Lain
Foto: Interaksi Furosemide dengan Obat Lain (Istockphoto.com)

Furosemide adalah diuretik yang memiliki potensi interaksi dengan beberapa jenis obat lain, yang dapat mempengaruhi efektivitas obat atau meningkatkan risiko efek samping.

Berikut beberapa interaksi penting yang perlu diketahui:

  • Diuretik Hemat Kalium: Berisiko meningkatkan kadar kalium berlebih (hiperkalemia).
  • NSAID: Mengurangi efektivitas furosemide dan meningkatkan risiko gangguan ginjal.
  • ACE Inhibitor dan ARB: Dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan gangguan ginjal, terutama pada pasien dehidrasi.
  • Glikosida Jantung: Meningkatkan risiko toksisitas digoksin akibat ketidakseimbangan elektrolit.
  • Antibiotik Aminoglikosida dan Cisplatin: Meningkatkan risiko kerusakan pendengaran (ototoksisitas).
  • Obat Antidiabetes: Menurunkan efektivitas obat diabetes, dapat meningkatkan kadar gula darah.
  • Litium: Meningkatkan kadar litium dalam darah, risiko toksisitas.
  • Suplemen Kalium: Berisiko menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit serius.
  • Kortikosteroid: Meningkatkan risiko kehilangan kalium (hipokalemia).
  • Obat Epilepsi (Karbamazepin): Meningkatkan risiko kekurangan natrium (hiponatremia).

Furosemide perlu digunakan dengan hati-hati bila dikombinasikan dengan obat lain.

Jadi, selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakannya bersama obat lain untuk mencegah efek samping dan interaksi yang tidak diinginkan.

Sama seperti obat lainnya, pil air ini juga bisa menimbulkan efek samping.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.