26 September 2022

Mengenal Hot Flashes: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Bukan cuma karena menopause
Mengenal Hot Flashes: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Hot flashes adalah kondisi yang sering dikaitkan dengan menopause, meski tidak selalu ini penyebabnya.

Seperti namanya, hot flashes adalah perasaan panas yang hebat secara tiba-tiba pada tubuh bagian atas, selama 30 detik hingga beberapa menit.

Kondisi ini sering disertai dengan gejala lain seperti berkeringat, kulit memerah, pusing, dan jantung berdebar-debar.

Baca juga: Gangguan Metabolisme: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Gejala Hot Flashes

Gejala Hot Flashes
Foto: Gejala Hot Flashes (clevelandclinic.org)

Hot flashes adalah perasaan panas hebat, yang bukan disebabkan oleh sumber dari luar tubuh.

Ini dapat muncul tiba-tiba, disertai dengan beberapa gejala lain seperti:

  • Kesemutan di jari-jari.
  • Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.
  • Kulit terasa hangat tiba-tiba.
  • Wajah memerah.
  • Berkeringat, terutama di tubuh bagian atas.

Gejala hot flashes sering muncul tiba-tiba, tetapi durasinya dapat bervariasi.

Pada beberapa kasus dapat berlangsung selama beberapa detik. Namun, ada juga yang hingga lebih dari 10 menit.

Frekuensi hot flashes juga bervariasi. Beberapa wanita mengalami beberapa hot flashes per minggu, tapi ada juga yang beberapa jam sekali.

Berbagai Penyebab Hot Flashes

Berbagai Penyebab Hot Flashes
Foto: Berbagai Penyebab Hot Flashes (everlywell.com)

Hot flashes terjadi ketika termostat internal tubuh merasakan bahwa itu terlalu hangat.

Ini memulai rangkaian peristiwa di mana jantung berdetak lebih cepat, dan kelenjar keringat beraksi.

Disertai melebarnya pembuluh darah di dekat permukaan kulit untuk mendinginkan tubuh.

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab hot flashes:

1. Menopause

Salah satu penyebab paling umum dari hot flashes adalah menopause.

Hal ini diduga terjadi karena perubahan hormonal, seperti penurunan kadar estrogen sebelum, selama, dan bahkan setelah menopause.

Ini kemudian dapat menipu hipotalamus di otak, yang mengontrol termostat internal tubuh, untuk menganggap tubuh terlalu panas.

2. Efek Obat Tertentu

Hot flashes juga bisa menjadi efek samping dari banyak obat resep, termasuk:

  • Opioid.
  • Antidepresan.
  • Obat osteoporosis tertentu.
  • Penghambat saluran kalsium (seperti amlodipine).
  • Vasodilator (seperti sildenafil).
  • Obat steroid tertentu.

Obat-obatan ini mempengaruhi kadar bahan kimia tertentu dalam tubuh, yang pada gilirannya mempengaruhi pengaturan suhu tubuh.

3. Hipertiroidisme

Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) adalah ketika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.

Peningkatan ini menandakan metabolisme menjadi lebih cepat, yang dapat menyebabkan gejala seperti hot flashes dan peningkatan keringat.

4. Kecemasan

Gangguan kecemasan dapat memiliki banyak gejala yang berbeda, termasuk hot flashes, detak jantung yang berpacu, dan peningkatan keringat.

Misalnya, saat mengalami serangan panik, biasanya mengalami sensasi panas yang tiba-tiba atau hot flash.

Ini diduga karena tubuh melepaskan hormon stres selama situasi fight-or-flight yang dirasakan.

5. Kamar Tidur yang Panas

Menurut studi pada 2012 di Journal of Physiological Anthropology, lingkungan tidur juga dapat menyebabkan hot flashes atau keringat malam.

Suhu tubuh secara alami berfluktuasi sepanjang malam untuk menghemat energi.

Hal ini diperparah jika mengenakan piyama dan selimut tebal saat tidur.

Baca juga: Kenali Herpes Simplex: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

6. Sindrom Karsinoid dan Tumor yang Mensekresi Hormon

Meskipun jarang, hot flashes juga dapat disebabkan oleh sindrom karsinoid.

Ini adalah kondisi pada orang dengan tumor karsinoid lanjut yang menghasilkan hormon berlebih yang memiliki efek ke seluruh tubuh.

Gejala umum sindrom karsinoid adalah kemerahan pada wajah.

Ketika ini terjadi, kulit di wajah, leher, atau dada bagian atas akan tiba-tiba terasa panas dan memerah.

Tumor lain, seperti tumor pankreas, kanker tiroid meduler, karsinoma bronkogenik, dan karsinoma sel ginjal, juga dapat menyebabkan hot flash.

7. Konsumsi Kafein

Sebagian orang mengalami hot flashes karena mengonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi.

Kafein dapat sedikit meningkatkan detak jantung dan memengaruhi pengaturan tubuh terhadap pelebaran pembuluh darah.

8. Infeksi

Infeksi apa pun yang menyebabkan demam dapat memicu hot flashes. Sebab suhu tubuh bisa naik saat mencoba membunuh infeksi virus atau bakteri.

Jika infeksi adalah penyebabnya, Moms mungkin juga mengalami gejala lain seperti kelelahan, nyeri sendi, dan berkeringat.

Ada berbagai macam infeksi yang dapat menyebabkan hot flashes, termasuk:

  • Infeksi saluran kemih (ISK)
  • Tuberkulosis
  • Human Immunodeficiency Virus (HIV)
  • Endokarditis (radang jantung)
  • Osteomielitis (infeksi tulang)
  • Abses (infeksi kulit yang menyakitkan)

9. Kelainan Saraf

Hot flashes dan gejala terkait mungkin juga merupakan akibat dari gangguan neurologis tertentu.

Misalnya kondisi yang memengaruhi otak, saraf, dan sumsum tulang belakang.

Terkadang, kondisi ini dapat mengganggu sistem saraf otonom, yang membantu menjaga suhu tubuh tetap terkendali.

Misalnya, penderita migrain mungkin mengalami perasaan panas yang ekstrem dan berkeringat selama serangan migrain.

Gangguan neurologis lain seperti penyakit Parkinson dan multiple sclerosis juga dapat memicu gejala.

Seperti keringat berlebih, perasaan kepanasan, perubahan suhu tubuh secara tiba-tiba, dan kemerahan atau kemerahan pada kulit.

10. Pola Makan

Pola makan yang dimiliki juga berpotensi menjadi penyebab hot flashes.

Alkohol mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, yang memicu sensasi panas tiba-tiba dan kulit memerah.

Menurut studi pada 2015 di jurnal Open Heart mengungkapkan bahwa capsaicin dalam cabai juga bisa jadi penyebab.

Selain itu, makanan olahan yang mengandung senyawa nitrit dan nitrat juga dapat melebarkan pembuluh darah dan memicu gejala hot flashes.

11. Respons Emosional Tubuh

Hot flashes dapat menjadi bagian dari respons emosional normal tubuh terhadap situasi atau lingkungan tertentu.

Sangat umum untuk merasakan aliran panas yang tiba-tiba atau melihat kulit memerah saat marah, gembira, atau malu yang ekstrem.

Emosi ini memicu sistem saraf menyebabkan pelebaran pembuluh darah, yang menyebabkan berkeringat dan suhu tubuh meningkat.

Baca juga: 5 Penyakit dengan Gejala Keringat Dingin, Termasuk Vertigo Moms!

Cara Mengatasi Hot Flashes

Hot flashes dapat mengganggu, tetapi ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu dalam menangani atau mencegahnya, yaitu:

  • Jaga agar rumah tetap sejuk.
  • Kenakan pakaian yang ringan dan longgar.
  • Minum air yang cukup.
  • Kurangi tingkat stres dengan teknik pernapasan dalam atau meditasi.
  • Olahraga teratur.
  • Hindari alkohol, makanan pedas, dan kafein secara berlebihan.

Itulah pembahasan mengenai hot flashes, mulai dari gejala, hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, Moms!

  • https://jphysiolanthropol.biomedcentral.com/articles/10.1186/1880-6805-31-14
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4477151/
  • https://www.verywellhealth.com/what-causes-hot-flashes-other-than-menopause-5186829
  • https://www.healthline.com/health/menopause/understanding-hot-flashes
  • https://www.everydayhealth.com/menopause/everything-you-need-to-know-about-menopausal-hot-flashes/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb