Jenis Anemia yang Sering Terjadi pada Anak dan Ibu Hamil, Waspadai Gejalanya!
Tahukah Moms bahwa anemia terbagi menjadi beberapa jenis? Setiap jenis anemia disebabkan oleh hal yang berbeda, lho.
Melansir WebMD, terdapat lebih dari 400 jenis anemia dan dibagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
- Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah.
- Anemia yang disebabkan oleh penurunan atau produksi sel darah merah yang salah.
- Anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah
Dari banyaknya jenis anemia yang ada, terdapat beberapa yang umum dialami oleh ibu hamil, bahkan anak-anak.
Karena penanganannya berbeda-beda, yuk kenali jenis anemia lewat fakta di bawah ini!
Baca Juga: Seringkali Dianggap Sama, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah
Jenis Anemia pada Anak-Anak
Foto: Kurang Darah pada Anak (Orami Photo Stocks)
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan hemoglobin, yaitu bagian dari sel darah yang berfungsi mengedarkan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Keadaan tersebut bisa mengganggu berbagai fungsi organ penting di dalam tubuh.
Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab anemia pada anak, antara lain:
- Kelainan genetik, misalnya pada penyakit thalasemia dan anemia sel sabit
- Kekurangan gizi atau nutrisi tertentu, seperti kekurangan zat besi atau vitamin (asam folat dan vitamin B12)
- Penyakit, seperti autoimun, gangguan sumsum tulang, hipotiroidisme, dan gagal ginjal
- Infeksi kronis
- Efek samping obat-obatan atau paparan bahan kimia tertentu
- Cedera atau luka berat
- Kanker, seperti kanker darah (leukemia)
Baca Juga: Kenali Makanan Yang Boleh Dikonsumsi Maupun Dihindari Penderita Hipertensi
Melansir American Family Physician Journal, ada beberapa jenis anemia yang bisa terjadi pada anak-anak, yaitu:
1. Anemia Defisiensi Besi
Jenis anemia ini disebabkan oleh tidak adanya zat besi yang cukup dalam darah.
Zat besi dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin. Ini adalah penyebab anemia yang paling umum ditemukan.
2. Anemia Megaloblastik
Jenis anemia megaloblastik terjadi ketika sel darah merah terlalu besar, karena kekurangan asam folat atau vitamin B-12.
Salah satu jenis anemia megaloblastik adalah anemia pernisiosa.
Pada tipe ini, tubuh bermasalah dalam menyerap vitamin B-12. Padahal, vitamin tersebut dibutuhkan untuk membuat sel darah merah yang sehat.
3. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah kondisi yang muncul saat sel darah merah terlalu cepat dihancurkan.
Ada banyak penyebabnya, seperti infeksi serius atau konsumsi obat-obatan tertentu.
Penyakit ini bisa bersifat diwariskan, misalnya pada kasus defisiensi glukosa 6 fosfat dehidrogenase dan thalasemia.
Di sisi lain, anemia hemolitik juga bisa bersifat didapatkan. Dalam kasus ini, misalnya akibat gangguan sistem imun, paparan zat kimia, hingga transfusi darah yang tidak cocok.
4. Anemia Sel Sabit
Ini adalah jenis hemoglobinopati, yakni jenis anemia yang diwariskan dari orang tua kepada anak.
Anemia sel sabit terjadi akibat sel darah merah berbentuk tidak normal.
Sel-sel ini mati terlalu cepat, sehingga tubuh tidak pernah memiliki sel darah merah yang cukup.
Bentuk sel darah ini juga membuatnya lebih kaku dan lengket, sehingga bisa menghalangi aliran darah.
Gejala-gejalanya hampir sama dengan anemia pada umumnya.
Tapi, pada jenis anemia ini, gejala biasanya dengan rasa sakit mendadak di seluruh tubuh. Ini disebut sickle cell crisis atau krisis sel sabit.
5. Anemia Cooley (Talasemia)
Kondisi ini adalah jenis anemia akibat faktor keturunan alias diwariskan.
Kondisi ini terjadi akibat sel darah merah abnormal.
6. Anemia Aplastik
Jenis anemia ini disebabkan karena adanya kegagalan sumsum tulang untuk membuat sel darah.
Hal ini berakibat pada adanya sejumlah masalah pada jantung, termasuk infeksi, perdarahan yang tidak terkontrol, hingga gagal jantung.
Penyebabnya bisa karena keturunan, infeksi, penyakit autoimun, efek samping terapi radiasi kanker, dan paparan zat beracun.
Baca Juga: Ketahui Gejala dan Langkah Mencegah Anemia Pada Anak
Sebelum kondisinya parah, anak-anak yang mengalami anemia akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut:
- Sering terlihat lemas atau lelah
- Kurang minat untuk bermain atau berinteraksi dengan orang di sekitarnya
- Kulit terlihat pucat atau kekuningan
- Mata menguning
- Sering mengeluh sakit kepala, pusing, dan nyeri di tulang atau bagian tubuh tertentu
- Jantung berdebar
- Sesak napas
- Sering terkena infeksi
- Luka yang sulit sembuh
Jenis Anemia pada Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil Sakit (Orami Photo Stocks)
Tubuh perlu membuat lebih banyak darah selama kehamilan.
Karenanya, ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi dan vitamin agar terhindar dari risiko anemia.
Sayangnya, menurut WebMD, banyak ibu hamil yang kekurangan asupan zat besi selama trimester kedua dan ketiga.
Hal tersebut berakibat pada terjadinya anemia saat kehamilan.
Anemia saat hamil yang tidak segera diobati bisa membahayakan janin.
Beberapa hal yang bisa terjadi, yaitu meningkatkan risiko anemia saat bayi lahir, melahirkan prematur, atau bayi berat lahir rendah (BBLR).
Berikut ini adalah jenis anemia ibu hamil yang mesti diwaspadai:
1. Anemia Pernisiosa
Jenis anemia pernisiosa adalah bentuk penyakit kurang darah yang terkait dengan defisiensi vitamin B12 .
Melansir Annals of The New York Academy of Sciences Journal, jenis anemia ini dapat mencegah penyerapan vitamin B12, bahkan jika seseorang mengonsumsi vitamin dalam jumlah yang cukup.
Baca Juga: 11 Contoh Kuku yang Tidak Sehat, Bisa Jadi Tanda Anemia Hingga Penyakit Jantung
2. Anemia Defisiensi Folat
Selama kehamilan, Moms membutuhkan jumlah folat yang lebih tinggi.
Selain diperlukan untuk perkembangan janin, memenuhi asupan folat setiap hari juga penting untuk menurunkan risiko anemia saat kehamilan.
Apabila ibu hamil kekurangan folat, pertumbuhan normal dan pembelahan sel pada plasenta maupun janin dapat terhambat.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan kelainan saat bayi dilahirkan nanti.
Selain itu, tidak mendapatkan cukup folat sebelum dan selama kehamilan juga berisiko meningkatkan masalah otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini disebut cacat tabung saraf.
Penelitian yang dilansir Medical News Today juga menunjukkan hubungan antara kekurangan folat dengan bayi berat lahir rendah dan kelahiran prematur.
3. Anemia Defisiensi Besi
Kebutuhan zat besi akan meningkat secara signifikan selama kehamilan. Sebab, zat besi penting untuk:
- Memenuhi kebutuhan janin dan plasenta
- Meningkatkan produksi sel darah merah yang lebih tinggi
- Mencegah kehilangan zat besi selama persalinan
Anemia defisiensi besi adalah jenis penyakit kurang darah yang paling umum terjadi pada ibu hamil.
Menukil Mayo Clinic, diperkirakan bahwa lebih dari 40% orang di dunia mengalami anemia selama kehamilan.
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil yang tidak segera diobati bisa menyebabkan kondisi-kondisi di bawah ini:
- Bayi berat lahir rendah (BBLR)
- Kelahiran prematur
- Preeklamsia
- Perdarahan postpartum
Baca Juga: Yuk, Berikan 9 Makanan Kaya Zat Besi Ini untuk Anak
Anemia atau kurang darah adalah kondisi berbahaya yang mesti diwaspadai siapa saja.
Selain memahami jenis anemia, Moms juga perlu jeli dengan gejala-gejalanya. Jangan tunda untuk berobat ke dokter apabila Moms merasa mengalami gejala anemia, ya!
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/anemia-during-pregnancy/art-20114455
- https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/a/anemia-in-pregnancy.html#:~:text=Four%20kinds%20of%20anemia%20can,have%20a%20low%20birth%20weight.
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/anemia-in-pregnancy#symptoms
- https://www.webmd.com/baby/guide/anemia-in-pregnancy#1
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10818399/
- https://www.aafp.org/afp/2016/0215/p270.html
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26926814/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15698-anemia-in-newborns
- https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/a/anemia-in-children.html
- https://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics#:~:text=There%20are%20more%20than%20400,destruction%20of%20red%20blood%20cells
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.