02 November 2022

Kanker Nasofaring: Gejala, Penyebab, Pemeriksaan Cara Mengatasinya

Salah satu gejalanya yang paling umum adalah benjolan di leher
Kanker Nasofaring: Gejala, Penyebab, Pemeriksaan Cara Mengatasinya

Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang menyerang bagian nasofaring yang berada di bagian atas tenggorokan dan di belakang hidung.

Kanker nasofaring sulit dideteksi secara dini. Itu mungkin karena nasofaring tidak mudah untuk diperiksa dan gejalanya mirip dengan kondisi kesehatan lain yang lebih umum.

Pengobatannya pun membutuhkan beberapa pertimbangan. Biasanya berkisar antara terapi radiasi, kemoterapi atau kombinasi keduanya.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua Ketika Anak Menderita Kanker

Gejala Kanker Nasofaring

Gejala Kanker Nasofaring
Foto: Gejala Kanker Nasofaring (Medicoapps.org)

Nasofaring berada di dasar tengkorak dan di atas atap mulut. Saat bernapas, udara mengalir melalui hidung ke tenggorokan dan nasofaring, dan akhirnya ke paru-paru.

Kanker nasofaring juga disebut Nasho Nasopharyngeal carcinoma (NPC). Gejala kanker nasofaring termasuk:

  • Benjolan di leher menjadi tanda yang paling umum
  • Penglihatan kabur
  • Infeksi telinga yang berulang
  • Wajah sakit atau mati rasa
  • Sakit kepala
  • Gangguan pendengaran seperti telinga berdenging atau perasaan penuh di telinga
  • Kesulitan membuka mulut
  • Mimisan
  • Hidung tersumbat
  • Sakit tenggorokan

Jika Moms memiliki salah satu gejala di atas, segera temui dokter.

Sebab, hanya orang medis yang berpengalaman yang dapat mendiagnosis atau menyingkirkan kanker nasofaring.

Baca Juga: Gejala Awal Kanker Serviks yang Sering Diabaikan dan Pengobatannya

Penyebab Kanker Nasofaring

Penyebab Kanker Nasofaring
Foto: Penyebab Kanker Nasofaring (Freepik.com/lifestylememory)

Dilansir MayoClinic, kanker dimulai ketika satu atau lebih mutasi genetik menyebabkan sel-sel normal tumbuh di luar kendali, menyerang struktur di sekitarnya dan akhirnya menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Pada kanker nasofaring, proses ini dimulai pada sel skuamosa yang melapisi permukaan nasofaring.

Para ilmuwan tidak yakin apa sebenarnya penyebab kanker nasofaring.

Namun, kanker ini sering berkaitan dengan virus Epstein–Barr Virus (EBV).

Meskipun infeksi EBV umum terjadi, tidak semua orang yang memiliki EBV akan terkena kanker nasofaring.

Di AS, kebanyakan orang yang pernah mengalami infeksi EBV tidak pernah memiliki masalah jangka panjang.

Para sendiri ilmuwan masih meneliti bagaimana EBV menyebabkan kanker nasofaring.

Tetapi ini mungkin terkait dengan materi genetik (DNA) dari virus yang mempengaruhi DNA dalam sel-sel nasofaring.

Perubahan DNA akan menyebabkan sel tumbuh dan membelah secara tidak normal, hingga akhirnya menyebabkan kanker.

Menurut Encyclopedia of Cancer, kanker nasofaring mengancam populasi di Asia Tenggara.

Di Hong Kong saja, kanker nasofaring adalah salah satu kanker ganas yang paling umum terjadi.

Terhitung kanker nasofaring menjadi penyumbang 3,5% dari semua kasus kanker baru dan 2,4% dari semua kematian akibat kanker terjadi karena jenis ini.

Laporan statistik 2010 dari Departemen Kesehatan Hong Kong menunjukkan bahwa kanker ini telah menjadi kanker fatal kesembilan yang paling umum di wilayah Hong Kong.

Baca Juga: Bra Berkawat Penyebab Kanker Payudara, Fakta atau Mitos?

Risiko kanker nasofaring akan meningkat jika Moms makan makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan dan daging.

Tembakau dan alkohol juga dapat meningkatkan risiko, meskipun hubungannya tidak jelas.

Beberapa ilmuwan juga percaya bahwa bahan kimia semakin merusak DNA dalam sel.

Kurang dari satu dari setiap 100.000 orang di AS terkena kanker jenis ini, menurut American Cancer Society.

Kanker ini paling umum ditemui di Cina selatan dan Asia Tenggara. Di AS, kanker nasofaring juga terlihat pada orang Afrika-Amerika, Hispanik, dan orang kulit putih.

Seseorang lebih mungkin terkena kanker nasofaring jika:

  • Berjenis kelamin laki-laki.
  • Makan ikan dan daging yang diawetkan dengan garam.
  • Memiliki riwayat keluarga yang memiliki kanker nasofaring.
  • Memiliki gen tertentu yang terkait dengan perkembangan kanker.
  • Telah melakukan kontak dengan EBV.

Selain itu, penelitian telah menemukan risiko kanker nasofaring yang lebih tinggi pada orang yang merokok, minum banyak alkohol, memiliki alergi debu kayu atau bahan kimia yang disebut formaldehida.

Baca Juga: 5 Makanan Terbaik Pencegah Kanker Serviks

Pemeriksaan Kanker Nasofaring

Konsultasi ke Dokter
Foto: Konsultasi ke Dokter (Freepik.com/pressfoto)

Sebelum menentukan cara mengatasi kanker nasofaring, dokter biasanya akan mengajukan beberapa pertanyaan tentang gejala, riwayat kesehatan, dan riwayat keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik.

Ini termasuk apa yang terlihat secara mendetail pada telinga, hidung, dan tenggorokan.

Jika diperlukan, Moms akan dikirim ke dokter yang berspesialisasi dalam bidang ini, yang disebut otolaryngologist.

Dokter juga akan meraba leher, sebab sebagian besar penderita kanker nasofaring memiliki benjolan di leher.

Ini adalah tanda bahwa kanker menyebar ke kelenjar getah bening.

Selang fleksibel dan transparan biasanya akan ditempel melalui mulut atau hidung untuk membantu dokter melihat nasofaring dengan lebih baik. Ini disebut nasofaringoskopi.

Ini akan membantu dokter untuk memeriksa area tersebut jika melihat pertumbuhan abnormal, pendarahan, atau masalah lainnya.

Jika hasilnya ada bagian yang tidak normal, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan biopsi atau pengambilan sejumlah kecil jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Tes pencitraan juga dapat membantu menemukan kanker nasofaring atau menentukan apakah kanker telah menyebar. Tes pencitraan tersebut misalnya seperti:

  • Rontgen di daerah dada
  • CT scan
  • MRI
  • USG di daerah leher

Jika Moms didiagnosis terkena kanker nasofaring, tes lain akan dilakukan untuk menentukan di mana kanker tersebut menyebar. Ini disebut pementasan.

Sebab, kanker nasofaring dipentaskan dari Stadium 0 sebagai stadium paling awal, hingga Stadium IV yang merupakan stadium paling lanjut.

Semakin rendah angkanya, semakin sedikit kanker yang menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Jika sudah didiagnosis menderita kanker nasofaring, Moms akan memerlukan tindak lanjut rutin dengan tim medis sebelum, selama, dan setelah perawatan.

Ini akan tergantung pada banyak hal, seperti:

  • Lokasi
  • Stadium
  • Kesehatan secara keseluruhan

Baca Juga: Radang Tenggorokan: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Cara Mengatasi Kanker Nasofaring

Cara Mengatasi Kanker Nasofaring
Foto: Cara Mengatasi Kanker Nasofaring (Specialty.mims.com)

Perawatan kanker nasofaring bisa berupa:

1. Terapi Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar-X untuk membunuh sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.

Ini biasanya merupakan bagian dari pengobatan standar untuk kanker nasofaring stadium awal.

Satu jenis terapi yang disebut IMRT akan memberikan radiasi dosis tinggi langsung ke tumor sambil meminimalkan kerusakan pada jaringan sehat di dekatnya.

Ini dapat menyebabkan lebih sedikit efek samping atau komplikasi daripada pengobatan radiasi konvensional ke nasofaring.

Biasanya dapat menyebabkan mulut kering, peradangan pada lapisan mulut dan tenggorokan, kebutaan, cedera batang otak, kematian jaringan sehat, dan juga kerusakan gigi.

2. Kemoterapi

Ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.

Meski tidak banyak membantu untuk mengobati kanker nasofaring tapi mungkin membantu hidup lebih lama bila dikombinasikan dengan radioterapi atau obat-obatan biologis.

3. Operasi

Tindakan Operasi
Foto: Tindakan Operasi (Freepik.com/peoplecreations)

Pembedahan untuk mengangkat kanker tidak sering dilakukan, karena lokasi kanker nasofaring berada di dekat saraf dan pembuluh darah.

Ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata dan struktur terdekat lainnya.

Selain itu, tidak semua penderita kanker nasofaring dapat menjalani operasi.

Dokter akan mempertimbangkan lokasi dan stadium kanker saat mendiskusikan pilihan pengobatan.

4. Obat biologis

Obat biologis akan mempengaruhi bagaimana sistem kekebalan tubuh melawan penyakit.

Ini termasuk antibodi monoklonal seperti cetuximab (Erbitux), pembrolizumab (Keytruda), dan nivolumab (Opdivo).

Obat ini bekerja secara berbeda dari obat kemoterapi dan dapat digunakan lebih sering pada kasus kanker stadium lanjut atau rekuren.

5. Terapi Paliatif

Tujuan pengobatan paliatif adalah untuk mengontrol gejala yang berhubungan dengan kanker dan pengobatan kanker, dan membuat Moms berada dalam kondisi senyaman mungkin.

6. Uji Klinis

Jika pengobatan tidak berhasil, pertimbangkan untuk mengikuti uji klinis.

Para peneliti selalu menguji cara-cara baru untuk mengobati kanker dan membutuhkan bantuan dari relawan.

Tanyakan kepada dokter apakah ada uji klinis kanker nasofaring di daerah Moms.

Itulah beberapa hal tentang kanker nasofaring yang harus Moms tahu agar bisa segera dihindari penyebabnya.

  • https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/nasopharynx-cancer
  • https://www.webmd.com/cancer/nasopharyngeal-cancer
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nasopharyngeal-carcinoma/symptoms-causes/syc-20375529
  • https://www.cancer.org/content/dam/CRC/PDF/Public/8753.00.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb