24 Maret 2023

5 Kultum Ramadan Singkat dan Penuh Makna, Yuk Simak!

Bisa menambah wawasan Dads dan Si Kecil tentang bulan Ramadan
5 Kultum Ramadan Singkat dan Penuh Makna, Yuk Simak!

Foto: freepik

Kultum Ramadan biasanya disampaikan saat sebelum salat tarawih dan juga ditayangkan di televisi menjelang buka puasa.

Namun, apakah Moms dan Dads mengetahui apa itu kultum Ramadan?

Kultum adalah singkatan dari kuliah tujuh menit. Jadi, kultum adalah ceramah singkat, tapi penuh makna yang disampaikan oleh seseorang.

Sementara itu, sesuai dengan namanya, kultum Ramadan adalah sebuah ceramah singkat yang memiliki tema bulan Ramadan.

Jika Dads memiliki kesempatan untuk memberikan kultum Ramadan atau Si Kecil diminta untuk mengumpulkan tugas mengenai kultum Ramadan, tak usah khawatir.

Sebab, Orami telah merangkum beberapa kultum Ramadan singkat penuh makna. Simak referensinya di sini, mengutip dari NU Online.

Baca Juga: 3+ Contoh Bacaan Pembukaan Kultum Agar Ceramah Lebih Menarik

Kultum Ramadan: Hikmah Berpuasa Sejak Usia Dini

Kultum Ramadan
Foto: Kultum Ramadan (Learnreligions.com)

Dalam mengajari ketakwaan kepada anak-anak yang belum mencapai usia balig, harus dimulai sejak dini, seperti dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Meski secara syariat anak yang belum mencapai usia balig tidak berkewajiban untuk menjalankan tuntutan syariat.

Namun, jika usia Si Kecil sudah mencapai tujuh tahun, orang tua harus memerintah anak melakukan kewajiban-kewajiban agama seperti berpuasa di bulan Ramadan.

Jika sudah berusia 10 tahun dan mampu berpuasa, tapi tidak mau berpuasa, orang tuanya harus memukul sebagai bentuk pendidikan.

Dengan catatan, pukulan tersebut tidak sampai menimbulkan luka. (Ishaq Ibrahim Asy-Syairazy, Al-Muhadzzab fî Fiqhis Syafi’i, t.t: juz I, h. 325).

Ada sejumlah hikmah melakukan puasa sedari dini bagi anak-anak, berikut beberapa di antaranya:

  • Membiasakan Ketaatan Sejak Dini

Melakukan puasa sedari dini merupakan salah satu upaya untuk membentuk semangat ketaatan seorang anak kepada Allah SWT.

Jika sudah dididik sejak dini, ini dapat membentuk karakter takwa pada diri si anak.

Hal ini akan menjadi basis keimanan yang kuat untuk bekal menjadi manusia yang saleh dengan disiplin menjalani aturan-aturan syariat di kehidupan selanjutnya ketika sudah balig (mukallaf).

  • Melatih Mental

Membiasakan berpuasa sedari dini bagi anak-anak juga bisa membuat emosi dalam dirinya lebih stabil.

Sebab, sebagaimana sudah banyak disinggung, emosi orang yang berpuasa lebih stabil dibanding saat tidak sedang berpuasa.

Hal ini tentu akan mempercepat pendewasaan mental anak.

  • Melatih Rasa Empati

Puasa sejak dini juga dapat membentuk jiwa empati pada anak-anak.

Sebab, saat mereka sedang berpuasa, akan merasakan betapa beratnya menahan lapar dan dahaga.

Pengalamannya ini akan menumbuhkan rasa empati anak terhadap sesamanya yang selama ini hidup serba kekurangan sehingga sulit untuk mencari sesuap nasi.

Tentu hal ini akan lebih berhasil jika dibarengi edukasi dari orang tua atau guru.

  • Melatih Kedisiplinan

Berpuasa sejak usia dini juga mampu melatih kedisiplinan anak.

Sebab, dengan berpuasa ia akan teratur bangun untuk sahur dan berbuka puasa jika sudah waktunya.

Pola hidup yang konsisten ini jelas akan membentuk perilaku disiplin pada anak dan harapannya juga bisa diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari yang lebih kompleks.

Kesimpulannya, berpuasa sejak dini bagi anak kecil sangat penting untuk membentuk karakter Si Kecil.

Baca Juga: Contoh Ceramah Singkat Tentang Sedekah, Lengkap dengan Hadis dan Keutamaannya!

Kultum Ramadan: Hakikat Ibadah Puasa

Kultum Ramadan
Foto: Kultum Ramadan (Freepik.com/odua)

Ibadah puasa mengandung banyak manfaat dan keutamaan bagi umat manusia, baik secara jasmani maupun secara rohani.

Oleh karena itu, ibadah puasa tidak hanya disyariatkan kepada umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad SAW, umat akhir zaman.

Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah lainnya.

Pada ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan sesuatu.

Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak terlihat secara kasatmata.

Sifat takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa. Imam Al-Ghazali menjelaskan keistimewaan ibadah puasa.

Imam Al-Ghazali dalam karyanya yang terkenal Ihya Ulumiddin menjelaskan hakikat puasa.

Imam Al-Ghazali menyebut secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa sebagaimana berikut:

أن الصوم كف وترك وهو في نفسه سر ليس فيه عمل يشاهد وجميع أعمال الطاعات بمشهد من الخلق ومرأى والصوم لا يراه إلا الله عز و جل فإنه عمل في الباطن بالصبر المجرد

Artinya: “Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya.

Kalau semua ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah SAW. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran,”

(Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 293).

Dari penjelasan ini, kita dapat mengerti bahwa keutamaan dan inti ibadah puasa adalah kesabaran dengan ganjaran tiada tara.

Kita dapat mengerti mengapa hadis qudsi selalu mengatakan, “Ibadah puasa (dipersembahkan) untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Puasa mengambil seperempat bagian dari keseluruhan keimanan karena “Puasa itu setengah dari kesabaran,” (HR At-Tirmidzi).

Sedangkan, “Kesabaran mengambil setengah bagian dari keimanan,” (HR Abu Nu’aim dan Al-Khatib).

Baca Juga: Contoh Ceramah Singkat tentang Ikhlas, Lengkap dengan Hadis dan Ayat Al-Qur'an

Kultum Ramadan: Waktu Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadan

Kultum Ramadan
Foto: Kultum Ramadan (News.iium.edu.my)

Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan mempunyai keutamaan tersendiri.

Tak hanya membaca, tapi Rasul sudah mencontohkan jika Al-Qur’an mesti direnungi sampai dihatamkan di bulan puasa.

Sesuai dengan hadis yang berbunyi:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar memberi.

Semangat beliau dalam memberi lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau.

Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu.

Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” 

(HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307)

Menurut berbagai keterangan, agar hikmah membaca Al-Qur’an kian paripurna, ada beberapa waktu yang dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an.

Pertama tentunya saat setelah mengerjakan salat wajib. Lalu, selanjutnya di luar ibadah salat yang dirinci:

  • Saat waktu malam hari
  • Paruh pertama malam
  • Antara Magrib dan Isya
  • Setelah Subuh

Itulah waktu-waktu yang sangat dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan. Agar kebaikannya didapat, mari kita amalkan!

Kultum Ramadan: Akhlak Bermedia Sosial

Kultum Ramadan
Foto: Kultum Ramadan (Orami Photo Stocks)

Kebebasan dalam menggunakan media sosial tak jarang menimbulkan berbagai problematika di tengah masyarakat.

Tak jarang, informasi yang beredar tidak dapat dipertanggungjawabkan karena adanya hoaks, informasi palsu, dan hal terlarang lainnya yang menyebabkan disharmonisasi sosial.

Adab pertama yang harus diperhatikan seorang Muslim dalam bermedia sosial adalah Muraqabah (merasa selalu diawasi Allah).

Apapun yang kita sebarluaskan di media sosial, termasuk niat di balik postingan tersebut harus disadari bahwa Allah Maha Mengetahui.

Dengan selalu merasa diawasi Allah, kita hanya akan menggunakan media sosial untuk hal-hal yang membawa maslahat.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

اِنْ تُبْدُوْا شَيْـًٔا اَوْ تُخْفُوْهُ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

Artinya: “Jika kamu menampakkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 54).

Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya Nomor 24 Tahun 2017 menyampaikan tentang hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial.

Fatwa ini mengatur tentang hubungan sosial sesama manusia, mulai dari mengirim pesan di media sosial hingga cara memastikan kebenaran informasi yang beredar.

Seorang muslim harus senantiasa meningkatkan keimanan, mempererat persaudaraan, mengokohkan kerukunan, dan tidak mengajak kepada hal-hal yang maksiat.

Penting bagi seorang Muslim untuk melakukan tabayyun (klarifikasi) ketika mendapatkan informasi yang belum tentu kebenarannya.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat: 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti;

agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.“

Seorang Muslim dalam menyampaikan informasi harus dengan benar.

Islam mengajarkan opini yang jujur dan didasarkan pada bukti dan fakta serta diungkapkan dengan tulus.

Tidak menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya di media sosial.

Istilah ini disebut qaul zur yang berarti perkataan buruk atau kesaksian palsu.

Sudah saatnya media sosial harus dipergunakan untuk mengajak kepada kebaikan, menyalurkan konten positif melalui berbagai platform yang saat ini banyak digemari masyarakat.

Sosial media seperti Youtube, Tiktok, Twitter, Facebook, hingga Instagram merupakan media yang tepat dan mudah untuk menyebarluaskan kebaikan yang bertanggungjawab.

Baca Juga: Apakah Menangis Saat Puasa Ramadan Dapat Membatalkan Puasa dan Mengurangi Pahala?

Kultum Ramadan: Sedekah di Bulan Puasa

Kultum Ramadan
Foto: Kultum Ramadan (Freepik.com/freepik)

Seperti kita tahu, dengan berbuat baik di bulan Ramadan, pahala kita akan diganjar pahala berkali-kali lipat.

Apalagi, bila berbicara sedekah yang niatnya membantu sesama, selain mendapat pahala dari Allah, kita pun bisa meringankan beban orang lain.

Sedekah di sini tak melulu soal memberi materi.

Ada beberapa sedekah sederhana yang dapat ditunaikan di bulan puasa, misalnya:

  • Membangunkan sahur
  • Memberi takjil
  • Menyiapkan hidangan sahur
  • Mengajarkan Al-Qur’an
  • Hingga sedekah paling kecil, yaitu tersenyum

Maka dari itu, saya mengajak kita semua di bulan Ramadan ini untuk bersedekah membantu sesama.

Itulah beberapa inspirasi kultum Ramadan singkat dan penuh makna yang bisa Moms dan Dads ketahui. Semoga bermanfaat, ya!

  • https://nu.or.id/ramadhan/kultum-ramadhan-pentingnya-membiasakan-berpuasa-sejak-usia-dini-b9PJD
  • https://nu.or.id/ramadhan/kultum-ramadhan-hakikat-ibadah-puasa-dAf7Q
  • https://berita.99.co/materi-kultum-ramadhan-singkat/
  • https://nu.or.id/ramadhan/kultum-ramadhan-akhlak-dalam-bermedia-sosial-WtvTh

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb