06 Oktober 2022

Maltofer: Dosis, Cara Penggunaan, dan Efek Samping Penggunaan

Mengatasi defisiensi zat besi di segala usia
Maltofer: Dosis, Cara Penggunaan, dan Efek Samping Penggunaan

Maltofer adalah obat yang dikonsumsi untuk mengatasi defisiensi zat besi pada anak-anak hingga orang dewasa.

Tanpa zat besi, tubuh tidak bisa memproduksi hemoglobin dan sel darah merah.

Akibatnya, suplai oksigen ke seluruh tubuh menjadi berkurang.

Kondisi tersebut meningkatkan risiko anemia, yang ditandai dengan badan lemas, cepat lelah, pusing, dan pucat.

Maltofer juga dikonsumsi untuk mencukupi asupan asam folat sebelum dan selama kehamilan serta menyusui.

Obat ini bisa didapatkan secara bebas di apotek terdekat.

Namun, sebelum mengonsumsi obat maltofer, cari tahu informasinya terlebih dahulu, yuk, Moms!

Baca juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan

Dosis Penggunaan Maltofer

Minum Obat
Foto: Minum Obat (Istockphoto)

Dosis obat maltofer berbeda-beda, tergantung usia orang yang mengonsumsinya.

Berikut ini penjelasannya:

Orang dewasa

Obat dikonsumsi sebanyak 1 hingga 3 tablet per hari, selama 3 sampai 5 bulan. Ini tergantung pada tingkat keparahan kondisi.

Obat biasanya dikonsumsi hingga kadar hemoglobin dalam darah mencapai angka normal.

Perpanjangan dosis konsumsi diperbolehkan sebanyak 1 tablet per hari guna meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh.

Ibu hamil

Obat dikonsumsi sebanyak 2 hingga 3 tablet per hari hingga hemoglobin mencapai angka normal.

Perpanjangan dosis konsumsi disarankan hingga kehamilan berakhir. Jumlahnya sebanyak 1 tablet per hari.

Obat juga berfungsi untuk meningkatkan kadar zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh selama kehamilan berlangsung.

Anak-anak

Obat dikonsumsi sebanyak 1 tablet per hari, selama 1 sampai 2 bulan.

Baca Juga: Serba-serbi Isprinol, Obat untuk Obati Berbagai Infeksi Virus

Kategori Kehamilan

Maltofer termasuk ke dalam kategori A.

Berarti, berbagai kandungan dalam obat aman dikonsumsi oleh ibu hamil.

Berdasarkan studi yang dilakukan pada ibu hamil, menggunakan obat maupun multivitamin dalam kategori A tidak menunjukkan risiko terhadap janin.

Hasil studi tersebut berlaku selama kehamilan trimester pertama dan seterusnya.

Dengan kata lain, kemungkinan bahaya terhadap janin sangat rendah.

Agar lebih aman, tak ada salahnya jika Moms ingin berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi maltofer atau obat kategori A lainnya.

Cara Tepat Mengonsumsi Obat

Disarankan untuk mengikuti anjuran dokter dan petunjuk yang tertera di kemasan obat.

Obat bisa dikonsumsi langsung atau dihancurkan, sebelum atau setelah makan. Obat juga bisa dicampur dengan jus buah, sayur atau minuman lain.

Jangan menggandakan dosis yang terlewat. Jika mengingatnya, segera konsumsi saat itu juga.

Namun, jika sudah hampir memasuki jadwal konsumsi selanjutnya, abaikan saja dosis sebelumnya.

Pada beberapa pengguna, obat ini menyebabkan perubahan warna feses menjadi kehitaman.

Moms tidak perlu khawatir berlebihan, karena ini merupakan hal yang wajar.

Disarankan untuk menghabiskan obat dalam waktu 90 hari setelah membuka kemasan.

Lewat dari itu, disarankan untuk tidak mengonsumsinya kembali.

Baca juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati

Perhatikan Ini Sebelum Konsumsi Maltofer

Minum Obat
Foto: Minum Obat (Istockphoto)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat maltofer. Berikut beberapa di antaranya:

  • Obat tidak boleh digunakan pada penderita alergi terhadap zat besi atau asam folat.
  • Obat tidak boleh digunakan pada orang dengan kelebihan zat besi akibat hemokromatosis atau hemosiderosis.
  • Obat tidak boleh digunakan pada orang dengan riwayat penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
  • Obat tidak boleh digunakan pada orang dengan riwayat penyakit anemia megaloblastik.
  • Obat tidak boleh dibarengi dengan obat resep, obat nonresep, multivitamin, suplemen makan, dan obat herbal.
  • Disarankan untuk menghentikan penggunaan ketika mengalami kejang maupun nyeri otot setelah pemakaian.

Risiko Interaksi Maltofer dengan Obat Lain

Obat tidak boleh digunakan bersamaan dengan zat besi parenteral.

Sebab, hal ini bisa menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh.

Penggunaan obat tidak menunjukkan penurunan penyerapan tetrasiklin (antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri).

Obat juga tidak menunjukkan interaksi jika dibarengi dengan konsumsi makanan mengandung asam fitat, tanin, asan oksalat, dan vitamin A, D3 serta E.

Baca Juga: 5 Jenis Vitamin untuk Kulit Berjerawat

Cara Tepat Menyimpan Obat

Sama halnya dengan penggunaan obat lainnya, maltofer juga harus disimpan dengan cara yang benar.

Begini cara penyimpanan yang disarankan:

  • Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
  • Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
  • Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Pelajari tips aman membuang produk obat agar tidak mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga karena berisiko mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.

Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, Moms bisa bertanya kepada apoteker saat membeli obat tersebut.

Baca juga: Anelat, Suplemen Asam Folat yang Baik Dikonsumsi Bumil dan Busui

Potensi Efek Samping Maltofer Setelah Penggunaan

Konstipasi
Foto: Konstipasi (Istockphoto)

Pada beberapa kasus, penggunaan maltofer dapat memicu munculnya efek samping, seperti:

Obat juga bisa memicu reaksi lebih parah, tapi dalam kasus yang jarang terjadi.

Efek samping parah yang dimaksud, berupa:

  • Muntah
  • Perubahan warna gigi
  • Gastritis, yaitu peradangan di dinding lambung
  • Ruam kemerahan di kulit
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Biduran
  • Sakit kepala

Tidak semua pengguna mengalami efek samping yang telah disebutkan setelah menggunakan maltofer.

Derajat keparahan efek samping maltofer juga bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Baca Juga: Ketahui Dexaharsen, Obat untuk Redakan Peradangan dan Alergi di Tubuh

Meski termasuk ke dalam golongan obat bebas, Moms tetap harus mengonsumsi maltofer sesuai dengan dosis yang tertera di kemasan atau berdasarkan anjuran dokter.

Sebab, penggunaan yang salah dapat meningkatkan risiko efek samping yang berpotensi membahayakan keselamatan.

Jadi, tetap berhati-hati, ya, Moms!

  • https://maltofer.combiphar.com/tentang
  • https://www.maltofer.com.au/maltofer-iron-tablets/
  • https://www.nps.org.au/medicine-finder/maltofer-syrup

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb