28 Oktober 2021

Ini Pentingnya Zat Besi untuk Bayi, Catat Moms!

Caru tahu juga makanan penambah zat besi untuk bayi agar tumbuh dan berkembang dengan baik
Ini Pentingnya Zat Besi untuk Bayi, Catat Moms!

Moms mungkin tahu bahwa zat besi begitu penting bagi ibu hamil dan menyusui. Ternyata bukan hanya itu, zat besi untuk bayi jugsa sama pentingnya.

Bukan hanya untuk tumbuh kembang sepanjang tahun pertama, bahkan untuk tahun-tahun seterusnya. Pelajari mengapa zat besi untuk bayi begitu penting agar Si Kecil dapat tumbuh dengan optimal.

Baca Juga: Simak Sumber Makanan Mengandung Zat Besi, Cegah Anemia!

Pentingnya Zat Besi untuk Bayi

vitamin zat besi
Foto: vitamin zat besi

Foto: Orami Photo Stock

Zat besi adalah nutrisi penting untuk membuat hemoglobin, komponen kunci dari sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup zat besi, sel darah merah tidak dapat diproduksi secara memadai, dan jaringan serta organ tidak akan mendapatkan cukup oksigen.

Padahal, semua itu adalah hal yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia semua orang.

“Jika bayi kekurangan zat besi, ia mungkin mengalami defisit dan keterlambatan perkembangan kognitif dan perilaku,” kata Vandana Sheth, R.D.N., C.D.E., ahli gizi diet terdaftar dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.

Selama enam bulan pertama, bayi yang disusui menyerap zat besi dari ASI. Jika Moms mengalami anemia atau kekurangan zat besi, harus memeriksakan bayi untuk mengetahui jika ada masalah mengenai hal tersebut.

“Begitu mencapai 6 bulan, masa pertumbuhan yang cepat dan permulaan makanan padat, makanan pertamanya harus diperkaya zat besi,” kata Dyan Hes, MD, direktur medis Gramercy Pediatrics dan asisten profesor klinis pediatri di Weill Cornell Medical College di New Kota York.

Makanan kaya zat besi akan membantu mencegah anemia pada bayi. Menurut Vandana, asupan zat besi untuk bayi yang direkomendasikan antara 7 dan 12 bulan adalah 11 mg per hari.

“Bayi biasanya lahir dengan simpanan zat besi yang cukup untuk empat hingga enam bulan, Setelah makanan padat yang diperkaya zat besi diperkenalkan, kebutuhan zat besi bayi akan terpenuhi,” kata Vandana.

Baca Juga: Pentingnya Kombinasi Unik Zat Besi dan Vitamin C untuk Dukung si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi Tumbuh Maksimal

Menurut Mayo Clinic, bayi dilahirkan dengan zat besi yang tersimpan di dalam tubuhnya.

Tetapi zat besi tambahan dalam jumlah yang stabil diperlukan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak yang cepat. Berikut panduan kebutuhan zat besi pada berbagai usia:

  • Usia 7 - 12 bulan: 11 mg
  • Usia 1 - 3 tahun: 7 mg
  • Usia 4 - 8 tahun: 10 mg
  • Usia 9 - 13 tahun: 8 mg
  • Usia 14 - 18 tahun, perempuan: 15 mg
  • Usia 14 - 18 tahun, laki-laki: 11 mg

Bayi dan anak-anak yang berisiko tinggi kekurangan zat besi meliputi:

  • Bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah
  • Bayi yang minum susu sapi atau susu kambing sebelum usia 1 tahun
  • Bayi yang diberi ASI yang tidak diberikan makanan pendamping ASI yang mengandung zat besi setelah usia 6 bulan
  • Bayi yang minum susu formula yang tidak diperkaya dengan zat besi
  • Anak-anak usia 1 hingga 5 tahun yang minum lebih dari 710 ml susu sapi, susu kambing, atau susu kedelai sehari
  • Anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti infeksi kronis atau diet terbatas
  • Anak-anak yang terpapar timbal
  • Anak-anak yang tidak cukup makan makanan kaya zat besi
  • Anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas

Baca Juga: Kelebihan Zat Besi: Apa Dampaknya Pada Bayi?

Makanan yang Mengandung Zat Besi

kekurangan-zat-besi.jpg
Foto: kekurangan-zat-besi.jpg (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stock

Saat Si Kecil akan mulai makan makanan pertamanya, Moms juga harus memasukkan bahan makanan yang mengandung zat besi untuk bayi.

"Meskipun banyak yang memperkenalkan sereal gandum sebagai makanan padat pertama, diikuti oleh sayuran, buah, dan daging, Moms sekarang dapat memperkenalkan daging yang dihaluskan sebagai makanan pertama," kata Vandana.

Menurutnya, sebagian besar sereal gandum diperkaya dengan zat besi yang akan menjadi sumber zat besi yang baik untuk bayi.

“Tetapi memberikan daging juga dapat membantu menyediakan protein, zat besi, dan Zinc yang lebih tinggi," tambahnya.

Pastikan juga untuk memasukkan makanan yang kaya vitamin C seperti kacang polong, sayuran hijau, dan buah beri, bersama dengan makanan kaya zat besi untuk meningkatkan penyerapan zat besi.

Hindari memberi susu bersamaan dengan makanan kaya zat besi, karena ini dapat meminimalkan penyerapan zat besi.

“Untuk mencegah tersedak, pastikan makanan padat pertama bayi sudah dihaluskan terlebih dahulu,” kata Dr. Dyan.

Baca Juga: Zat Besi dapat Meningkatkan Kesuburan, Ini Kata Ahli!

Makanan-makanan yang kaya zat besi untuk bayi ini di antaranya:

  • Sereal yang diperkaya zat besi
  • Susu formula yang diperkaya zat besi
  • Sayuran berdaun gelap seperti bayam dan kangkung
  • Aprikot
  • Plum
  • Kismis
  • Kacang polong, lentil, kacang putih, kacang lima, buncis, dan kacang lainnya
  • Daging merah seperti daging sapi, ham, domba, dan hati

Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mencegah kekurangan zat besi meliputi:

  • Sajikan makanan kaya zat besi. Untuk MPASI, Moms bisa menyajikan makanan padat dengan zat besi tambahan, seperti sereal bayi yang diperkaya zat besi, daging yang dihaluskan, dan kacang yang dihaluskan. Untuk anak yang lebih besar, sumber zat besi yang baik termasuk daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan dan bayam.
  • Jangan minum susu secara berlebihan. Antara usia 1 dan 5 tahun, jangan biarkan anak minum lebih dari 710 ml susu sehari.
  • Tingkatkan penyerapan Vitamin C. ini dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. Moms dapat membantu anak menyerap zat besi dengan memberi makanan yang kaya vitamin C, seperti buah jeruk, melon, stroberi, paprika, tomat, dan sayuran hijau tua.

Baca Juga: 8 Makanan Sumber Zat Besi untuk Ibu Hamil, Yuk Simak!

Suplemen Zat Besi untuk Bayi

Kelebihan Zat Besi: Apa Dampaknya Pada Bayi? 2
Foto: Kelebihan Zat Besi: Apa Dampaknya Pada Bayi? 2

Foto: Orami Photo Stock

Dilansir American Academy of Pediatrics (AAP), bayi sehat cukup bulan menerima zat besi yang cukup dari sang ibu pada trimester ketiga kehamilan.

Zat besi tersebut dapat bertahan selama empat bulan pertama kehidupannya. Ada beberapa hal yang harus Moms ketahui jika akan memutuskan untuk memberi suplemen zat besi untuk bayi.

ASI mengandung sedikit zat besi, sehingga bayi yang disusui secara eksklusif berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi setelah berusia empat bulan.

Laporan klinis dari AAP merekomendasikan pemberian suplemen zat besi cair 1 mg/kg/hari kepada bayi yang mendapatkan ASI ekslusif, sampai mendapat MPASI yang mengandung zat besi pada usia sekitar enam bulan.

Saat Moms mulai memberi MPASI, lanjutkan menyusui hingga setidaknya 12 bulan. Selain itu, tanyakan kepada dokter anak tentang durasi pemberian suplemen zat besi bayi selama tahun pertama.

Jika bayi mengkonsumi ASI yang disertai susu formula, rekomendasi pemberian zat besi untuk bayi tetap sama seperti untuk bayi yang disusui penuh ASI.

Ini jika lebih dari setengah makanan harian bayi berasal dari ASI dan Si Kecil tidak menerima makanan pendamping yang mengandung zat besi.

Dan jika bayi hanya mengkonsumsi susu formula, Moms lebih baik memilih susu formula diperkaya zat besi, yakni yang mengandung 4 hingga 12 mg zat besi sejak lahir hingga tahun pertamanya.

Selain itu, bayi prematur memiliki simpanan zat besi yang lebih sedikit, sehingga mereka sering membutuhkan zat besi tambahan melebihi apa yang dibutuhkan bayi ASI atau susu formula.

Pemenuhan zat besi untuk bayi sangat dibutuhkan, agar bayi dapat tumbuh dengan baik dan juga optimal. Pantau perkembangannya yuk Moms!

  • https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Vitamin-Iron-Supplements.aspx
  • https://pediatrics.aappublications.org/content/126/5/1040
  • https://www.parents.com/baby/feeding/nutrition/why-iron-is-important/
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/iron-deficiency/art-20045634

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb