01 November 2023

6 Pantangan Flek Paru pada Anak, Perhatikan ya Moms!

Hindari beberapa hal ini jika tidak mau flek paru pada anak memburuk
6 Pantangan Flek Paru pada Anak, Perhatikan ya Moms!

Tercatat dalam dokumentasi WHO, laporan Kemenkes RI National TB Program, tahun 2016 Indonesia menempati urutan ke-2 setelah India.

Jadi, TBC di Indonesia terdapat 1.020.000 kasus setiap tahunnya, kira-kira 391 kasus setiap 100.000 orang.

Dengan jumlah seperti ini, rasanya tidak salah jika Moms waspada terhadap penyakit satu ini.

Berkat kemajuan di bidang medis, upaya menekan jumlah kasus TBC di dunia membuahkan hasil dan TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.

Namun, anak-anak yang berada dalam kelompok ini memiliki risiko tertular atau menderita flek paru akibat bakteri mycobacterium tuberculosis lebih tinggi, yaitu:

  • Anak yang tinggal dengan orang tua atau penghuni rumah yang sudah dewasa dan mengidap TBC aktif atau memiliki risiko tinggi membawa penyakit TBC.
  • Anak yang mengidap HIV atau kondisi lain yang membuat sistem imunnya lemah.
  • Anak lahir di negara yang memiliki jumlah kasus TBC yang tinggi.
  • Anak mengunjungi negara yang sedang dalam status endemik TBC dan memiliki kontak langsung dengan orang yang tinggal di negara tersebut.

Umumnya, TBC disebarkan oleh orang dewasa yang batuk dan melepas bakteri ke udara.

Bakteri ini kemudian dapat terhirup oleh anak dan menjadi terinfeksi TB.

Biasanya, anak berumur kurang dari 10 tahun yang mengidap flek paru jarang menularkan kepada orang lain karena batuk yang relatif tidak terlalu keras dan jumlah bakteri dalam lendir sekresi (ludah) mereka sedikit.

Sebagian besar anak yang tertular bakteri tidak langsung menunjukkan gejala sakit karena sistem imun yang langsung melindungi dan mencegah infeksi lebih lanjut.

Bagi anak yang membawa bakteri TB, tapi tidak menunjukkan gejala, hanya dapat dideteksi melalui tes kulit khusus.

Walaupun tidak menunjukkan gejala, anak yang membawa bakteri aktif tetap harus menjalani pengobatan sebagai pencegahan agar tidak terulang lagi di masa depan.

Baca Juga: Bronkopneumonia pada Anak, Infeksi Saluran Bronkial Paru-paru

Pencegahan Flek Paru pada Anak

Pencegahan Flek Paru pada Anak (freepik.com)
Foto: Pencegahan Flek Paru pada Anak (freepik.com)

Setelah mengetahui pantangan flek paru pada anak, Moms juga harus memahami cara mencegahnya agar anak tidak terkena flek paru.

Pada masa kini, pencegahan paling efektif adalah dengan memberikan Si Kecil vaksin BCG (bacille Calmette-Guerin), yaitu satu-satunya vaksin untuk penyakit tuberkulosis saat ini.

Di Indonesia, vaksin BCG termasuk vaksin wajib yang diberikan pada anak dan dapat diperoleh gratis untuk pemegang kartu BPJS.

Vaksin BCG biasanya diberikan kepada bayi sebelum berumur 3 bulan. Di negara-negara maju, vaksin ini tidak diwajibkan karena angka infeksi TB sangat rendah.

Vaksin BCG biasanya diberikan kepada anak karena memberikan proteksi yang sangat baik pada berbagai bentuk penyakit TB, termasuk meningitis.

Sayang, vaksin ini jarang direkomendasikan untuk orang dewasa, kecuali pada tenaga kesehatan, karena proteksi untuk penyakit TB yang lebih rumit dan beragam.

Setelah divaksin, Si Kecil akan memiliki bekas vaksin yang membekas di kulitnya dan hal ini normal.

Selain vaksin, memenuhi kebutuhan nutrisi anak juga penting untuk mencegah perkembangan bakteri penyakit TB.

Hubungan antara nutrisi dengan TB sangatlah erat. Kekurangan gizi dan nutrisi melemahkan sistem imun yang menyebabkan infeksi bakteri menjadi semakin buruk.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mencegah Penyakit TBC? Ini 12 Cara Mudahnya

Kemudian, infeksi TB menyebabkan kekurangan gizi menjadi semakin parah.

Sebab, infeksi penyakit seperti TB membuat anak tidak nafsu makan, penyerapan nutrisi dalam tubuh berkurang.

Namun ketika sakit, tubuh meningkatkan metabolisme nutrisi untuk memperbaiki sistem imun.

Hal ini menyebabkan kebanyakan pasien TB menjadi kekurangan gizi.

Anak yang kurang gizi cenderung lebih mudah terkena infeksi TB, terutama jika ada faktor ekonomi dan makanan yang kurang bersih.

Pada dasarnya, Moms dan Dads dapat menjaga Si Kecil dari flek paru atau TBC.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengikuti program vaksin lengkap untuk bayi, memberikan mereka nutrisi yang cukup, dan menjaga jarak Si Kecil dari orang dewasa positif TB.

Kapan Kuman TBC Bisa Kambuh?

Ilustrasi Pantangan Flek Paru pada Anak
Foto: Ilustrasi Pantangan Flek Paru pada Anak (Kids-harbor.com)

Setelah Moms mengetahui pantangan flek paru pada anak, Moms juga perlu mengetahui kapan kuman TBC bisa kambuh.

"Sebenarnya kalau kita memberikan terapi pengobatan yang benar, tentu kuman yang sifatnya aktif itu sudah mati," jelas dr. Wahyuni.

Tetapi, memang kuman TBC memiliki kemampuan untuk berada di dalam tubuh dalam bentuk yang tidak aktif atau dorman atau laten.

Jadi, jika sudah sembuh, sebenarnya di dalam tubuh masih ada kuman yang tidak aktif, Moms.

Maka, apabila suatu ketika tubuh terjadi penurunan kekebalan tubuh, masih ada kemungkinan untuk kuman TB aktif kembali.

"Tapi, kemungkinannya sangat kecil apalagi kalau sudah melakukan pengobatan yang lengkap atau pengobatan yang tuntas," tegas dr. Wahyuni.

Sebagai penutup, dr. Wahyuni menyarankan jika sudah pernah mengalami TBC, diharapkan lebih waspada agar tidak muncul gejala-gejala seperti di awal, ya Moms.

  • https://www.who.int/tb/features_archive/indonesia_11apr18.pdf?ua=1
  • https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-indonesiana/article/view/102
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2813110/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb