01 November 2023

6 Pantangan Flek Paru pada Anak, Perhatikan ya Moms!

Hindari beberapa hal ini jika tidak mau flek paru pada anak memburuk
6 Pantangan Flek Paru pada Anak, Perhatikan ya Moms!

Moms, memahami pantangan flek paru pada anak merupakan suatu keharusan yang tidak boleh diabaikan.

Memiliki pengetahuan ini dapat membantu Moms dalam mencegah memburuknya kondisi penyakit Si Kecil.

Flek paru, juga dikenal sebagai tuberkulosis paru, adalah suatu kondisi medis serius yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus, termasuk diet dan gaya hidup yang sehat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih mendalam tentang apa saja pantangan flek paru pada anak.

Dengan mengetahui dan menerapkan pantangan ini, Moms dapat membantu melakukan penanganan dan pencegahan yang lebih efektif terhadap flek paru pada anak. Yuk, simak!

Baca Juga: Mengenal TBC pada Anak dan Pengobatan yang Tepat

Flek Paru dan TBC, Apakah Sama?

Ilustrasi Pantangan Flek Paru pada Anak
Foto: Ilustrasi Pantangan Flek Paru pada Anak (Freepik.com)

Sebelum membahas lebih jauh tentang pantangan flek paru pada anak, mari kita pahami terlebih dahulu, apakah 'flek paru' sama dengan TBC?

dr. Wahyuni Indawati, Sp. A, Subsp. Resp., Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Respirologi, menjelaskan bahwa sebenarnya penyebutan 'flek paru' yang lebih tepat adalah TBC.

"Flek paru sebenarnya adalah istilah yang kurang tepat karena hanya menggambarkan adanya bercak di paru-paru," ujar dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan ini.

Lebih lanjut, dr. Wahyuni mengatakan bahwa gambaran 'flek paru' biasanya terlihat pada rontgen.

Namun, bercak tersebut bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru akut seperti pneumonia atau TBC.

Maka, istilah 'flek paru' sebaiknya dihindari dan diganti dengan istilah yang benar, yaitu TBC.

"Umumnya, orang awam menggunakan istilah 'flek paru' untuk merujuk pada TBC. Namun, sebaiknya kita menggunakan istilah yang benar, yaitu TBC," saran dr. Wahyuni.

Namun, meski 'flek paru' seringkali diartikan sama dengan TBC, perlu diingat bahwa istilah ini hanya mengindikasikan adanya bercak di paru-paru, yang bisa disebabkan oleh banyak faktor lain, bukan hanya TBC.

"Tapi, istilah flek paru sendiri hanya menunjukkan ada bercak di paru-parunya yang bisa saja disebabkan oleh banyak penyebab yang lain," tambahnya.

Baca Juga: Kenali Omeroxol, Obat untuk Batuk Berdahak dan Masalah Paru Lainnya

Pantangan Flek Paru pada Anak

Anak Menggunakan Masker (freepik.com)
Foto: Anak Menggunakan Masker (freepik.com)

Anak yang menderita flek paru atau TB, biasanya tubuhnya dalam kondisi lemah dan mudah menulari anak lain.

Secara umum, pantangan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri ke anak lain atau memperburuk keadaan Si Kecil.

Lantas, apa saja pantangan flek paru pada anak?

1. Pergi ke Sekolah

Pantangan flek paru pada anak atau TBC aktif adalah menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang, seperti pergi ke sekolah.

Jika anak Moms telah berada di usia sekolah, dokter mungkin akan menyarankan agar anak bersekolah dari rumah.

Ini karena bakteri TBC dapat menyebar dengan mudah, Moms.

Jadi, demi mencegah penularan ke anak lain, lebih baik Si Kecil beristirahat atau bersekolah di rumah saja.

Di samping itu, kondisi anak yang sedang menderita flek paru biasanya akan menurun.

Jadi, mereka membutuhkan banyak istirahat dan pendampingan dari orang tua.

Baca Juga: Makan 7 Makanan Sehat Ini agar Anak Lebih Bahagia

2. Ventilasi yang Buruk

Bakteri TBC bisa menyebar dengan mudah melalui udara.

Untuk itu, salah satu pantangan flek paru pada anak yang sedang dirawat di rumah adalah berada dalam ruangan yang memiliki ventilasi buruk.

Pastikan anak berada di ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik agar bakteri tidak menyebar dan menginfeksi anggota rumah lainnya.

Selain itu, mengubah posisi anak secara berkala dan membuka jendela untuk meningkatkan aliran udara juga bisa membantu meminimalkan penyebaran bakteri.

3. Tidak Menggunakan Masker

Sebagai penyakit yang mudah sekali menyebar lewat udara, pantangan flek paru pada anak juga termasuk tidak menutup mulut ketika batuk, bersin, atau bicara dalam jarak dekat.

Jika memang harus keluar rumah, jangan lupa untuk memberikan masker untuk dipakai Si Kecil.

Hal ini dilakukan untuk mencegah bakteri TB menular ke orang lain melalui udara saat Si Kecil batuk atau berbicara.

Apabila Si Kecil merasa tidak nyaman memakai masker terus menerus, biasakanlah mereka untuk membawa tisu sebagai penutup mulut yang kemudian dibungkus dalam kantong plastik yang rapat.

4. Makanan

Mengonsumsi makanan kurang sehat juga menjadi salah satu pantangan flek paru pada anak, Moms.

Seperti minuman bersoda, makanan cepat saji, gorengan, makanan pedas, dan lain-lain, yang umumnya dapat memperparah batuk pada anak.

Tubuh anak sedang berjuang melawan penyakit sehingga disarankan memberikan nutrisi penting guna memperkuat imunitas tubuhnya.

Obat-obatan saja tidak cukup untuk melawan penyakit flek paru, sedapat mungkin kebutuhan nutrisi yang baik harus dipenuhi.

Menurut penelitian Tuberculosis and Nutrition, vitamin dan mineral dapat berperan penting dalam penyembuhan tuberkulosis.

Tambahan vitamin tersebut, membuat tubuh anak merespons obat-obatan lebih positif dan jumlah bakteri lebih cepat berkurang.

Apalagi jika anak menerima tambahan thiamin, vitamin B6, vitamin C, vitamin E, vitamin A, zinc, dan multivitamin oral.


5. Asap Rokok

Pantangan flek paru pada anak selanjutnya adalah asap rokok.

Penelitian berjudul Association between passive smoking and Mycobacterium tuberculosis infection in children with household TB contact, meneliti 140 anak Indonesia berumur 5-18 tahun yang positif TBC.

Lalu, dibagi menjadi dua grup, yaitu yang menjadi perokok pasif di rumah dan yang tidak.

Hasilnya, perkembangan infeksi bakteri di tubuh anak yang menjadi perokok pasif lebih tinggi (81,4%) dibandingkan dengan yang tidak (52,9%).

Pada grup anak yang perokok pasif, terdapat pula asosiasi antara kondisi nutrisi, edukasi orang tua, dan infeksi TBC.

Namun, tidak ditemukan hubungan antara infeksi TBC dengan pendapatan keluarga atau vaksin BCG.

Jika anggota keluarga yang serumah dengan Si Kecil aktif merokok, sedapat mungkin jauhi Si Kecil dari asapnya agar tidak memperburuk kondisinya.

Selain sebagai pantangan flek paru pada anak, asap rokok juga dapat menimbulkan masalah kesehatan lain pada anak, lho.

Baca Juga: Pneumotoraks, Paru-Paru Kolaps yang Ditandai dengan Sesak Napas

6. Lupa Minum Obat

Pantangan flek paru pada anak yang terakhir adalah lupa minum obat, Moms.

Obat-obatan untuk menyembuhkan flek paru biasanya akan langsung diberikan dan dimulai segera setelah diagnosis diberikan.

Ikutilah petunjuk minum obat dari dokter dengan teratur agar bakteri TBC secara tuntas dapat dibersihkan dari tubuh.

Sayangnya, pengobatan untuk TBC biasanya berlangsung selama kurang lebih 6 bulan karena bakteri TBC mati dengan sangat lambat.

Masa pengobatan yang panjang ini pasti akan terasa berat dan membosankan, terutama bagi Si Kecil. Namun, jangan menyerah, ya Moms!

Usahakan untuk tidak terlewat jadwal minum obatnya atau memutuskan berhenti sendiri tanpa petunjuk dokter.

Jika berhenti mendadak atau dosisnya tidak teratur, dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap obatnya.

Apabila sudah begitu, TBC menjadi semakin sulit untuk disembuhkan.

Pantangan Flek Paru pada Anak yang sedang Menjalani Pengobatan

TBC pada Anak
Foto: TBC pada Anak (Ipospedia.com)

Moms, agar pengobatan flek paru pada anak berhasil, terapkan banyak pantangan agar kondisi Si Kecil tidak memburuk.

Menurut dr. Wahyuni, sebenarnya yang perlu diperhatikan adalah pengobatannya, jadi jangan sampai lupa minum obat!

"Jadi, artinya obat itu harus diminum setiap hari, tidak boleh ada yang terlupa.

Juga harus datang kontrol ke dokter secara teratur setiap bulan untuk dilihat bagaimana respons terhadap pengobatannya," jelas dr. Wahyuni.

Kemudian, dr. Wahyuni juga menambahkan bahwa tidak ada pantangan flek paru pada anak dalam sisi makanan.

"Tidak ada, kecuali memang ada alergi terhadap makanan tersebut," jelasnya.

Namun, jika cemas, Moms boleh menghindari makanan yang kurang sehat untuk Si Kecil, apalagi yang memperparah batuk.

Lalu, menurut dr. Wahyuni yang perlu diperhatikan adalah anak-anak harus cukup istirahat dan makan makanan bergizi.

Nah, yang tidak kalah penting adalah jika ada anggota keluarga lain di rumah yang menderita TBC, maka harus sama-sama diobati.

"Jadi, anggota keluarga satu rumah harus di skrining dan dilihat siapa yang ada TBC aktif, siapa yang ada TBC laten, sehingga bisa mendapatkan pencegahan," katanya.

Baca Juga: Penyakit Paru Interstisial pada Anak, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Gejala Flek Paru pada Anak

Gejala Flek Paru pada Anak (freepik.com)
Foto: Gejala Flek Paru pada Anak (freepik.com)

Nah, setelah Moms mengetahui pantangan flek paru pada anak, lantas apa saja gejalanya?

"Gejala TBC pada anak sebenarnya tidak spesifik," kata dr. Wahyuni.

Meski demikian, berikut beberapa gejala flek paru yang bisa Moms ketahui:

  • Demam yang lama, lama artinya lebih dari dua minggu.
  • Batuk yang tidak kunjung membaik lebih dari dua minggu meskipun orang tua sudah memberikan terapi obat-obatan yang standar. Seperti, pemberian antibiotik atau misalnya ada alergi, diberikan obat anti alergi, tapi tidak membaik.
  • Ada penurunan berat badan yang signifikan.
  • Anak terlihat lemas dan lesu.

Lalu, perlu diperhatikan juga, apakah ada riwayat kontak dengan penderita TBC? Bisa dengan orang serumah atau dengan orang lain di tempat umum.

Nah, jika ada kontak dengan sumber penularan yang seperti itu, Moms harus lakukan skrining dan pastikan apakah anak benar-benar TBC atau tidak.

Selain itu, gejala umum pada awal flek paru adalah batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh lebih dari tiga minggu, serta terkadang disertai darah.

Kemudian, gejala ini dapat berlanjut, seperti:

  • Rasa sakit di area dada
  • Demam
  • Berat badan terus turun padahal tidak banyak perubahan pada menu
  • Tubuh lemas
  • Tidak nafsu makan
  • Menggigil
  • Berkeringat malam.

Jika Moms mencurigai Si Kecil terinfeksi flek paru, segera bawa dia ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter biasanya akan mendiagnosis, memberikan pengobatan yang tepat, dan memberi tahu pantangan flek paru pada anak.

Baca Juga: Obat Paru-Paru yang Tepat untuk Mengatasi Masalah Pernapasan

Penyebab Flek Paru pada Anak

Anak Minum Obat (freepik.com)
Foto: Anak Minum Obat (freepik.com)

Setelah Moms mengetahui pantangan flek paru pada anak, ketahui juga penyebabnya agar bisa dihindari.

Flek paru pada anak disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis, penyakitnya disebut sebagai tuberkulosis atau disingkat sebagai TBC.

Penyakit ini sangat menular dan menyebar antarmanusia melalui udara ketika penderita batuk atau bersin.

Bakteri TBC utamanya menyerang paru-paru, namun dapat menginfeksi organ lain seperti ginjal atau otak.


Tercatat dalam dokumentasi WHO, laporan Kemenkes RI National TB Program, tahun 2016 Indonesia menempati urutan ke-2 setelah India.

Jadi, TBC di Indonesia terdapat 1.020.000 kasus setiap tahunnya, kira-kira 391 kasus setiap 100.000 orang.

Dengan jumlah seperti ini, rasanya tidak salah jika Moms waspada terhadap penyakit satu ini.

Berkat kemajuan di bidang medis, upaya menekan jumlah kasus TBC di dunia membuahkan hasil dan TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.

Namun, anak-anak yang berada dalam kelompok ini memiliki risiko tertular atau menderita flek paru akibat bakteri mycobacterium tuberculosis lebih tinggi, yaitu:

  • Anak yang tinggal dengan orang tua atau penghuni rumah yang sudah dewasa dan mengidap TBC aktif atau memiliki risiko tinggi membawa penyakit TBC.
  • Anak yang mengidap HIV atau kondisi lain yang membuat sistem imunnya lemah.
  • Anak lahir di negara yang memiliki jumlah kasus TBC yang tinggi.
  • Anak mengunjungi negara yang sedang dalam status endemik TBC dan memiliki kontak langsung dengan orang yang tinggal di negara tersebut.

Umumnya, TBC disebarkan oleh orang dewasa yang batuk dan melepas bakteri ke udara.

Bakteri ini kemudian dapat terhirup oleh anak dan menjadi terinfeksi TB.

Biasanya, anak berumur kurang dari 10 tahun yang mengidap flek paru jarang menularkan kepada orang lain karena batuk yang relatif tidak terlalu keras dan jumlah bakteri dalam lendir sekresi (ludah) mereka sedikit.

Sebagian besar anak yang tertular bakteri tidak langsung menunjukkan gejala sakit karena sistem imun yang langsung melindungi dan mencegah infeksi lebih lanjut.

Bagi anak yang membawa bakteri TB, tapi tidak menunjukkan gejala, hanya dapat dideteksi melalui tes kulit khusus.

Walaupun tidak menunjukkan gejala, anak yang membawa bakteri aktif tetap harus menjalani pengobatan sebagai pencegahan agar tidak terulang lagi di masa depan.

Baca Juga: Bronkopneumonia pada Anak, Infeksi Saluran Bronkial Paru-paru

Pencegahan Flek Paru pada Anak

Pencegahan Flek Paru pada Anak (freepik.com)
Foto: Pencegahan Flek Paru pada Anak (freepik.com)

Setelah mengetahui pantangan flek paru pada anak, Moms juga harus memahami cara mencegahnya agar anak tidak terkena flek paru.

Pada masa kini, pencegahan paling efektif adalah dengan memberikan Si Kecil vaksin BCG (bacille Calmette-Guerin), yaitu satu-satunya vaksin untuk penyakit tuberkulosis saat ini.

Di Indonesia, vaksin BCG termasuk vaksin wajib yang diberikan pada anak dan dapat diperoleh gratis untuk pemegang kartu BPJS.

Vaksin BCG biasanya diberikan kepada bayi sebelum berumur 3 bulan. Di negara-negara maju, vaksin ini tidak diwajibkan karena angka infeksi TB sangat rendah.

Vaksin BCG biasanya diberikan kepada anak karena memberikan proteksi yang sangat baik pada berbagai bentuk penyakit TB, termasuk meningitis.

Sayang, vaksin ini jarang direkomendasikan untuk orang dewasa, kecuali pada tenaga kesehatan, karena proteksi untuk penyakit TB yang lebih rumit dan beragam.

Setelah divaksin, Si Kecil akan memiliki bekas vaksin yang membekas di kulitnya dan hal ini normal.

Selain vaksin, memenuhi kebutuhan nutrisi anak juga penting untuk mencegah perkembangan bakteri penyakit TB.

Hubungan antara nutrisi dengan TB sangatlah erat. Kekurangan gizi dan nutrisi melemahkan sistem imun yang menyebabkan infeksi bakteri menjadi semakin buruk.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mencegah Penyakit TBC? Ini 12 Cara Mudahnya

Kemudian, infeksi TB menyebabkan kekurangan gizi menjadi semakin parah.

Sebab, infeksi penyakit seperti TB membuat anak tidak nafsu makan, penyerapan nutrisi dalam tubuh berkurang.

Namun ketika sakit, tubuh meningkatkan metabolisme nutrisi untuk memperbaiki sistem imun.

Hal ini menyebabkan kebanyakan pasien TB menjadi kekurangan gizi.

Anak yang kurang gizi cenderung lebih mudah terkena infeksi TB, terutama jika ada faktor ekonomi dan makanan yang kurang bersih.

Pada dasarnya, Moms dan Dads dapat menjaga Si Kecil dari flek paru atau TBC.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengikuti program vaksin lengkap untuk bayi, memberikan mereka nutrisi yang cukup, dan menjaga jarak Si Kecil dari orang dewasa positif TB.

Kapan Kuman TBC Bisa Kambuh?

Ilustrasi Pantangan Flek Paru pada Anak
Foto: Ilustrasi Pantangan Flek Paru pada Anak (Kids-harbor.com)

Setelah Moms mengetahui pantangan flek paru pada anak, Moms juga perlu mengetahui kapan kuman TBC bisa kambuh.

"Sebenarnya kalau kita memberikan terapi pengobatan yang benar, tentu kuman yang sifatnya aktif itu sudah mati," jelas dr. Wahyuni.

Tetapi, memang kuman TBC memiliki kemampuan untuk berada di dalam tubuh dalam bentuk yang tidak aktif atau dorman atau laten.

Jadi, jika sudah sembuh, sebenarnya di dalam tubuh masih ada kuman yang tidak aktif, Moms.

Maka, apabila suatu ketika tubuh terjadi penurunan kekebalan tubuh, masih ada kemungkinan untuk kuman TB aktif kembali.

"Tapi, kemungkinannya sangat kecil apalagi kalau sudah melakukan pengobatan yang lengkap atau pengobatan yang tuntas," tegas dr. Wahyuni.

Sebagai penutup, dr. Wahyuni menyarankan jika sudah pernah mengalami TBC, diharapkan lebih waspada agar tidak muncul gejala-gejala seperti di awal, ya Moms.

  • https://www.who.int/tb/features_archive/indonesia_11apr18.pdf?ua=1
  • https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-indonesiana/article/view/102
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2813110/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb