22 January 2024

10 Penyakit yang Timbul Setelah Operasi Caesar, Waspada Moms!

Salah satunya adalah infeksi pada luka sayatan
10 Penyakit yang Timbul Setelah Operasi Caesar, Waspada Moms!

Meski kecil, selalu ada risiko komplikasi setelah melahirkan. Beberapa terjadi terkait dengan penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

Moms yang telah menjalani operasi caesar juga dihadapkan dengan risiko tambahan terkait dengan prosedur pembedahan.

Jurnal Rev Saude Publica mengungkap, terlepas dari kenyataan bahwa operasi caesar dianggap relatif aman, tetap penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan tentang penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

Tingkat risiko akan penyakit yang timbul setelah operasi caesar, tergantung pada hal-hal seperti prosedur terencana atau keadaan darurat dan kesehatan Moms secara umum.

Jika ada waktu untuk merencanakan operasi caesar, dokter kandungan akan berbicara dengan Moms tentang potensi risiko penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

Kira-kira apa saja penyakit yang timbul setelah operasi caesar, ya Moms? Cari tahu penjelasannya, di bawah ini, ya Moms!

Baca Juga: 25 Inspirasi Nama Bayi Kembar Laki-laki Unik dan Modern

Penyakit yang Timbul setelah Operasi Caesar

Beberapa risiko dari penyakit yang timbul setelah operasi caesar meliputi:

1. Demam Tinggi atau Persisten

Penggunaan Termometer
Foto: Penggunaan Termometer (Orami Photo Stock)

Meskipun tidak jarang mengalami demam ringan ringan setelah operasi caesar, Moms harus segera menghubungi dokter kandungan.

Terutama bila memiliki suhu di atas 37 derajat Celcius atau demam ringan yang berlangsung lebih dari 24 jam.

Demam yang tinggi atau terus-menerus sering kali merupakan tanda pertama infeksi.

Paling sering adalah infeksi bakteri di tempat sayatan sebagai penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

Beberapa Moms mungkin memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi daripada yang lain, seperti:

  • Mengalami obesitas
  • Menderita diabetes
  • Mengonsumsi obat steroid jangka panjang

Persalinan lama atau kehilangan darah yang berlebihan selama operasi caesar juga dapat menyebabkan risiko infeksi.

2. Cairan Luka Tidak Normal

Luka Jahitan Setelah Operasi Caesar
Foto: Luka Jahitan Setelah Operasi Caesar (Verywellfamily.com)

Meskipun ada kemungkinan cairan di lokasi sayatan, cairan yang berlebihan atau berubah warna harus segera dilaporkan ke dokter kandungan.

Infeksi luka menjadi salah satu penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

Penyakit ini biasanya baru akan timbul saat Moms sudah pulang ke rumah.

Saat infeksi mulai terjadi, sayatan biasanya akan menjadi merah, bengkak, dan lembut saat disentuh.

Journal of Matern Health Neonatol Perinatol menjelaskan, abses berisi nanah dapat dengan cepat terbentuk di sekitar lokasi luka.

Hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke rahim, ovarium, dan jaringan serta organ di sekitarnya.

3. Nyeri yang Memburuk

Ilustrasi Nyeri Usai Operasi Caesar
Foto: Ilustrasi Nyeri Usai Operasi Caesar (healthline.com)

Nyeri usai pembedahan sebenarnya normal, Moms.

Nyeri biasanya dapat diobati dengan penghilang rasa sakit yang sesuai.

Namun, jika rasa sakitnya sudah parah tak kunjung membaik, Moms mungkin perlu menghubungi dokter kandungan.

Pasalnya, ini merupakan indikasi adanya kemungkinan penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

Biasanya, Moms akan menghabiskan sekitar 3 hari di rumah sakit setelah operasi caesar.

Selama waktu itu, mungkin ada rasa sakit di lokasi luka dan penumpukan gas di perut. Ini normal, Moms.

Kenyataannya, rasa sakit terkadang bisa bertahan selama berbulan-bulan, meski pada tingkat yang ringan.

Moms perlu waspada jika kram pascapartum tidak kunjung membaik usai hari ke-3 atau ke-4 usai operasi.

Rasa sakit yang parah dan terus-menerus bisa menjadi tanda infeksi atau komplikasi internal sebagai penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

4. Kesulitan Bernapas

Wanita Kesulitan Bernapas
Foto: Wanita Kesulitan Bernapas (Orami Photo Stock)

Setelah operasi, tidak jarang ibu merasa sedikit tidak nyaman saat menghirup atau menghembuskan napas.

Namun, masalah pernapasan yang terus berlanjut atau memburuk bukanlah hal yang baik.

Masalah semacam ini terkadang dapat terjadi pada Moms yang telah diberi anestesi umum sebagai bagian dari prosedur sesar.

Anestesi diketahui dapat menghambat pernapasan normal dan seringkali dapat menyebabkan penumpukan lendir di paru-paru.

Kadang-kadang, ini dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai atelektasis, dimana bagian paru-paru runtuh atau berhenti menggembung.

Jika hal ini terjadi, Moms mungkin mengalami beberapa gejala, seperti:

  • Sesak napas
  • Pernapasan cepat
  • Detak jantung cepat
  • Muncul semburat kebiruan pada kulit dan bibir

Sementara, atelektasis paling umum terjadi sebagai penyakit yang timbul setelah operasi caesar, biasanya muncul setelah Moms pulang ke rumah.

Baca Juga: 17+ Efek Operasi Caesar Setelah Lahiran Bagi Moms dan Bayi


5. Pendarahan Vagina Berlebihan

Ilustrasi Menstruasi
Foto: Ilustrasi Menstruasi (Parents.com)

Pendarahan sering terjadi setelah operasi caesar seperti setelah melahirkan melalui vagina.

Ini karena pelepasan normal dari plasenta setelah persalinan.

Dalam kebanyakan kasus, pendarahan secara bertahap akan mereda dan kian mereda.

Jika pendarahan vagina berlanjut atau memburuk, itu mungkin pertanda darurat medis.

Pendarahan hebat sering kali terjadi jika plasenta tumbuh lebih dalam ke dinding rahim daripada biasanya.

Jika begini, tidak jarang dokter melakukan pembedahan untuk membantu mencegah pendarahan terjadi.

Hubungi rumah sakit atau pergi ke ruang gawat darurat terdekat jika Moms mengalami gejala berikut:

  • Pendarahan yang memenuhi pembalut dalam 15 menit
  • Pendarahan yang membasahi lebih dari 1 pembalut dalam waktu 1 jam

Sebaliknya, jika tidak ada perdarahan sama sekali, itu mungkin juga menjadi perhatian. Terutama jika Moms mengalami nyeri dan demam.

Hal yang sama berlaku jika Moms mendapati urine yang ada darahnya. Jadi, Moms jangan ragu untuk langsung berkonsultasi dengan dokter, ya!

6. Pembekuan Darah

Ilustrasi Pembekuan Darah
Foto: Ilustrasi Pembekuan Darah (Orami Photo Stocks)

Deep Vein Thrombosis (DVT) merupakan kasus penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

DVT atau bekuan darah di kaki Moms dapat menyebabkan nyeri dan bengkak. Ini bisa sangat berbahaya jika menyebar ke paru-paru atau emboli paru.

Kondisi ini menjadi penyebab utama kematian di antara wanita hamil di sebagian besar negara maju.

Untungnya, gumpalan tersebut biasanya menyebabkan pembengkakan dan nyeri di kaki.

Jika bekuan darah ditemukan lebih awal, kondisi ini dapat diobati dengan obat pengencer darah.

Kadang-kadang, tidak ada tanda peringatan sampai gumpalan pecah dan mencapai paru-paru.

Kebanyakan wanita sembuh dengan pengobatan, tetapi terkadang gumpalan bisa sangat besar sehingga menyebabkan kematian.

Sayangnya, tampaknya tidak ada cara yang dapat diandalkan untuk menghindari atau mendeteksi kondisi ini.

Baca Juga: Melahirkan di Rumah, Apakah Aman? Yuk, Ketahui!

DVT biasanya disebabkan oleh beberapa kondisi selama persalinan berlangsung, seperti:

  • Ibu kelebihan berat badan
  • Operasi lama atau rumit
  • Ibu sudah lama istirahat di tempat tidur setelah operasi

Pembekuan darah jauh lebih umum di masa lalu, ketika wanita biasanya diminta untuk tetap di tempat tidur selama berminggu-minggu setelah melahirkan.

Untungnya, keadaan ini jarang terjadi pada masa ini.

Penggumpalan darah lebih sering terjadi saat seorang wanita hamil daripada saat dia tidak hamil, karena:

  • Jumlah Estrogen Besar

Estrogen diproduksi dalam jumlah besar oleh plasenta. Ini meningkatkan produksi protein pembekuan tubuh.

Darah harus segera menggumpal setelah melahirkan untuk menghindari komplikasi perdarahan di atas.

  • Tekanan dari Rahim

Saat bayi tumbuh, rahim menekan pembuluh darah yang mengalirkan kembali darah dari kaki ibu. Ini memperlambat aliran darah selama kehamilan.

Kombinasi aliran darah yang lambat dan peningkatan kemampuan untuk menggumpal menyebabkan risiko komplikasi pembekuan yang lebih tinggi selama kehamilan.

Baca Juga: 10 Makanan Cepat Hamil, Cocok untuk Program Hamil, Catat Moms!


7. Infeksi Luka Sayatan

Luka Jahitan Setelah Operasi Caesar
Foto: Luka Jahitan Setelah Operasi Caesar (Pregnantmamababylife.com)

Beberapa infeksi luka pasca caesar dirawat sebelum pasien keluar dari rumah sakit.

Namun, banyak infeksi tidak muncul sampai Moms meninggalkan rumah sakit.

Faktanya, banyak infeksi luka pasca operasi biasanya muncul dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan.

Untuk alasan ini, sebagian besar infeksi ini didiagnosis pada kunjungan ulang ke dokter kandungan.

Penyakit yang timbul setelah operasi caesar seperti infeksi luka didiagnosa dengan cara:

  • Pemeriksaan penampilan luka
  • Progres penyembuhan luka
  • Adanya gejala infeksi yang umum
  • Adaya bakteri tertentu

Dokter kandungan mungkin harus membuka luka untuk membuat diagnosis dan memberikan Moms perawatan yang tepat dari penyakit yang timbul setelah operasi caesar ini.

Jika keluar nanah dari sayatan, dokter mungkin menggunakan jarum untuk mengeluarkan nanah dari luka.

Cairan dapat dikirim ke laboratorium untuk mengidentifikasi bakteri yang ada.

8. Endometritis

Ilustrasi Endometritis (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Endometritis (Orami Photo Stock)

Endometritis dapat menjadi konsekuensi langsung dari kelahiran caesar.

Menurut Reviews in Obstetrics and Gynecology, sekitar 5-20 wanita mengalami hal ini usai persalinan caesar.

Untungnya, hampir semua kasus endometritis sebagai penyakit yang timbul setelah operasi caesar dapat diobati dengan antibiotik.

Jenis infeksi ini tampaknya tidak menghalangi wanita untuk menjalani kehamilan yang aman di masa mendatang.

Dalam kasus yang sangat jarang, infeksi mungkin serius dan memerlukan histerektomi.

Dalam kasus yang sangat jarang, infeksi dapat menyebabkan kematian.

Penting untuk diketahui bahwa komplikasi ini sangat jarang terjadi.

Infeksi serius jarang terjadi pada wanita yang merencanakan persalinan caesar sebelum persalinan dan sebelum ketuban pecah.

Masalah seperti ini lebih sering terjadi ketika proses persalinan berlangsung lama dan ketuban pecah sebelum operasi dimulai.

Baca Juga: 7 Cara Menghilangkan Rasa Gatal pada Bekas Jahitan Caesar

9. Kesulitan Emosional

Potret Ibu dan Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Potret Ibu dan Anak (Orami Photo Stock)

Banyak wanita yang mengalami persalinan sesar bergumul dengan masalah emosional setelah bayinya lahir, seperti postnatal depression.

Beberapa wanita mengungkapkan ketidakpuasannya dengan pengalaman atau proses persalinan dan berduka atas hilangnya kesempatan untuk melahirkan melalui vagina.

Beberapa Moms mungkin awalnya mengalami kesulitan untuk terikat dengan bayi di awal.

Banyak wanita mengatasi kesulitan emosional ini dengan berbagai cara, seperti:

  • Menghabiskan waktu bersentuhan langsung dengan bayi
  • Bergabung dengan kelompok pendukung persalinan caesar pascamelahirkan
  • Mendiskusikan kekhawatiran mereka dalam terapi dengan psikolog

Selain emosi ini, Moms yang pernah mengalami histerektomi darurat mungkin mengalami kesulitan emosional untuk menyesuaikan diri.

Jika Moms mengalami hal ini, cobalah untuk bicara dengan Dads dan mendiskusikan perasaan Moms kepada psikolog atau psikiater.

10. Ruptur Uteri

Meskipun sangat jarang, terkadang terjadi rupture atau robekan pada uteri setelah operasi caesar menjadi penyakit yang bisa timbul setelah operasi caesar.

Ruptur uteri adalah kondisi serius yang terjadi ketika dinding rahim robek selama proses persalinan. Ini bisa membahayakan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Risiko ruptur uteri kecil, biasanya kurang dari 1%, tetapi bisa lebih tinggi jika ibu pernah menjalani operasi caesar atau memiliki faktor risiko tertentu.

Gejalanya meliputi nyeri perut tiba-tiba, berhentinya kontraksi rahim, perdarahan hebat, dan penurunan denyut jantung janin.

Baca Juga: Jenis-jenis Operasi Caesar dan Metode Penutupan Lukanya

Nah, itu dia jenis-jenis komplikasi yang bisa terjadi usai melalui operasi caesar.

Meski terdengar menyeramkan, Moms tidak perlu bingung.

Cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terpercaya, agar Moms dapat mencegah penyakit yang timbul setelah operasi caesar.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5322852/ - Internationa Journal of Woman Health
  • https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-section/about/pac-20393655
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24730196/
  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/post-cesarean-wound-infection#diagnosis
  • https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/risks/
  • https://www.webmd.com/baby/risks-of-a-c-section
  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/complications-cesarean-section#baby-complications
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3410505/ - Reviews in Obstetrics and Gynecologists
  • https://www.dovepress.com/caesarean-delivery-and-risk-of-chronic-inflammatory-diseases-inflammat-peer-reviewed-fulltext-article-CLEP
  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/post-cesarean-wound-infection#outlook
  • https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/cesarean/c-section-infections-signs-prevention-and-treatment/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324505#outlook
  • https://www.verywellfamily.com/post-cesarean-warning-signs-2758497
  • https://mhnpjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40748-017-0051-3 Maternal Health, Neonatology and Perinatology
  • https://www.jem-journal.com/article/S0736-4679(18)30348-2/fulltext - the Journal of Emergency Medicine
  • https://www.revistas.usp.br/rsp/article/view/140980

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb