
Kita sering sulit membedakan antara penyakit kulit yang satu dengan lainnya, termasuk seperti apa perbedaan kadas, kurap, kudis, dan panu.
Rasa gatal tak tertahankan dan keinginan untuk menggaruk sebaiknya ditahan ya, Moms dan Dads.
Meski keempatnya sering dialami dan dijumpai, rupanya masih banyak orang tua yang belum tahu perbedaan kadas, kurap, kudis dan panu.
Baca Juga: Mudah Dicoba, Ini 5 Cara Mengatasi Kulit Gatal Karena Diabetes
Selain penting untuk melakukan langkah pencegahan, dengan mengetahui perbedaan kadas, kurap, kudis dan panu, Moms bisa segera memberikan pengobatan yang efektif sesuai gejala serta penyebabnya.
Supaya tidak tertukar lagi, perhatikan dulu perbedaan kadas, kurap, kudis, dan panu berikut ini ya, Moms.
Foto: Kadas (Orami Photo Stock)
Kadas adalah kondisi kulit yang mengalami infeksi jamur.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention, infeksi jamur disebabkan dari beragam spesies jamur. Jamur ini yang menyebabkan kadas pada kulit.
Kadas sangat mudah menular. Proses penularannya dapat melalui kontak erat dengan penderita, hewan yang menderita kadas, benda-benda yang dipakai penderita, bahkan lingkungan sekitar yang memiliki jamur penyebab kadas.
Nah untuk memudahkan Moms mengetahui ciri-ciri penderita kadas, simak artikel ini ya.
Baca Juga: 7 Penyakit yang Ditandai Kulit Gatal, Salah Satunya Sakit Ginjal!
Foto: Kurap (Orami Photo Stock)
Kurap atau ringworm adalah penyakit kulit akibat infeksi jamur yang sangat menular, baik melalui sentuhan atau berbagi barang dengan orang maupun hewan peliharaan yang sudah terinfeksi.
Mengutip informasi dari situs WebMD, gejala kurap yang paling mudah dikenali adalah ruam berbentuk cincin dengan bagian pinggir yang berwarna kemerahan dan sedikit menonjol.
Jamur kurap ini dapat ditularkan dari penderita kurap yang melakukan kontak fisik, hewan peliharaan dan menyentuh benda-benda dari penderita.
Pastikan selalu cuci tangan dengan sabun setelah memegang barang-barang dan setelah bermain dengan hewan.
Sebagian besar kasus kurap pada anak terjadi di kulit kepala dan terkadang menyebabkan pitak, tapi bisa juga muncul di area tubuh anak lain seperti kuku, selangkangan, kaki, wajah, ataupun telapak tangan.
Kurap ringan bisa diobati dengan mengoleskan salep anti-jamur selama 2 sampai 4 minggu, untuk memastikan jamur mati sepenuhnya dan kurap tidak kambuh lagi.
Diketahui juga, jamur ini juga dapat ditemukan di tanah. Selalu cuci kaki dengan bersih ya jika dari luar rumah.
Mari ketahui ciri-ciri kurap agar tidak tertukar ya.
Jika kondisi anak belum parah dan masih bisa diatasi dengan cara ini di rumah ya, Moms.
Jangan lupa juga untuk rajin mengganti sprei secara berkala ya. Ini agar kurap dan kadas tidak menyebar ke anggota tubuh lain.
Pada area kulit yang gatal juga bisa dikompres menggunakan air dingin atau air panas selama 20 menit. Ini untuk membunuh jamur yang menempel pada kulit.
Baca Juga: 7 Tips Merawat Kulit Sensitif Balita
Foto: Kudis (Orami Photo Stock)
Berbeda dengan panu dan kurap yang disebabkan oleh jamur, kudis atau skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau mikroskopik Sarcoptes scabiei.
Menurut studi Harvard Health Publishing, kutu atau tungau kudis proses perkembangbiaknya cukup cepat.
Saat seseorang terjangkit kudis, tungau betina akan hamil dan menggali lubang di permukaan kulit untuk bertelur.
Telur-telur itu setelah tiga hingga delapan hari akan menetas dan menyebar ke permukaan kulit dan berkembangbiak.
Penderita kudis biasanya merasakan gatal cukup hebat pada fase ini.
Gejala kudis biasanya baru muncul enam minggu setelah terkena tungau, berupa ruam atau bentol seperti jerawat yang terasa sangat gatal di malam hari.
Kalau digaruk, ruam bisa berubah menjadi luka infeksi.
Kudis dapat diobati di rumah dengan cara berikut ini.
Pastikan Moms dan Dads konsultasikan ke dokter terlebih dahulu ya sebelum melakukan pengobatan mandiri.
Memang tak mudah untuk membunuh tungau serta obat lain untuk mengurangi gejala gatal dan risiko infeksi.
Baca Juga: Jangan Sembarangan, Atasi Kulit Kering pada Balita dengan 5 Cara Tepat Ini
Foto: Panu (Orami Photo Stock)
Dikenal dengan istilah medis tinea versicolor atau pityriasis versicolor, panu adalah masalah kulit yang paling sering terjadi pada anak yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia.
Berbeda halnya dengan kadas, kurap dan kudis, panu tidak menular antar manusia. Panu adalah infeksi jamur yang ditandai timbul bercak berwarna terang pada kulit.
Infeksi kulit ini muncul secara perlahan dan lama kelamaan akan membentuk bercak yang lebih besar.
Area kulit yang paling terjangkit panu adalah muka, punggung, dada, lengan dan leher.
Meski tidak terlalu menyakitkan seperti kadas, kurap dan kudis, panu menyebabkan rasa kepercayaan diri seseorang menurun.
Menurut American Academy of Dermatology, panu adalah masalah kulit tidak berbahaya dan tidak menular yang bisa dikenali dari gejala, seperti:
Panu paling sering disebabkan oleh jamur jenis Malassezia globosa, yang bisa berkembang biak dengan sangat cepat dalam kondisi cuaca panas dan lembap, tubuh sering berkeringat, kulit berminyak, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Panu dapat diatasi dengan cara berikut.
Jamur penyebab panu bisa dimatikan dengan mengoleskan salep anti-jamur pada area kulit yang bermasalah.
Tapi butuh waktu beberapa minggu sampai warna kulit Si Kecil kembali seperti semula ya, Moms.
Jadi sudah jelas ya Moms perbedaan kadas, kurap, kudis dan panu terletak pada penyebab, gejala, dan pengobatannya. Jangan sampai salah diagnosis dan pengobatannya ya.
Baca Juga: Mengenal Panu pada Balita, 1 dari 4 Penyebab Perubahan Warna Kulit pada Wajah Balita
Foto: Penyakit Kulit (Orami Photo Stock)
Dilansir KidsHealth, penyakit kulit ini dapat dicegah dengan persiapan yang matang.
Baca Juga: 5 Tips Memilih Salep Eksim untuk Bayi, Sudah Tahu?
Foto: Kulit Gatal (Freepik.com)
Meskipun dari segi beberapa gejalanya terdapat perbedaan kadas, kurap, kudis, dan panu, umumnya gejala yang sama pada setiap penyakit kulit adalah rasa gatal yang timbul.
Tidak heran, kita selalu ingin menggaruknya. Namun, menggaruk tidak menyelesaikan masalah. Menggaruk malah bisa membuat kulit teriritasi.
Ada banyak penyebab kulit gatal. Bisa jadi akibat kondisi kulit, seperti eksim, herpes zoster, gatal-gatal, atau psoriasis, atau bisa jadi merupakan tanda penyakit menular, seperti kudis atau kurap.
Untuk membantu menenangkan kulit yang gatal, ahli kulit merekomendasikan tips berikut seperti dirangkum dari American Academy of Dermatology Association.
Saat merawat kulit, hindari menggaruk, karena ini akan semakin mengiritasi kulit dan dapat meningkatkan risiko infeksi kulit.
Ada baiknya juga mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah kulit dari gatal. Untuk membantu mencegah rasa gatal, ahli kulit merekomendasikan tips berikut:
Segera bawa Si Kecil ke dokter kalau gejala kadas, kurap, kudis dan panu tidak kunjung hilang setelah beberapa minggu melakukan pengobatan ya, Moms.
Apa Moms pernah punya pengalaman dalam mengatasi penyakit kulit pada anak? Share yuk Moms di kolom komentar!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.