26 Juni 2024

Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Bugis, Penuh Makna!

Terdiri dari beberapa ritual yang penuh makna
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Bugis, Penuh Makna!

Foto: shutterstock.com

Berbagai suku di Indonesia memiliki acara adatnya tersendiri yang sudah dilaksanakan turun temurun. Begitu pula dengan masyarakat Sulawesi Selatan yang masih menjaga ritual pernikahan adat Bugis.

Daerah Sulawesi Selatan mayoritas dihuni oleh masyarakat suku Bugis yang hingga saat ini masih melestarikan budaya asli mereka.

Beberapa acara adat yang masih bisa ditemui jika kita mengunjungi Makassar adalah tradisi pindah rumah, Massallo Kawali, Angngaru, Tarian Maggiri, dan masih banyak lagi.

Setiap acara adat pasti memiliki berbagai macam ritual yang tidak boleh dilewatkan.

Begitu pula dengan pernikahan adat Bugis yang berisi ritual-ritual sakral selama prosesi pernikahan berlangsung.

Ritual ini biasanya menunjukkan rasa syukur, meminta restu dari Tuhan agar acara berlangsung dengan lancar, serta bentuk hormat kepada orang tua.

Pernikahan adat Bugis terkenal sebagai acara yang mahal karena mahar yang harus diberikan adalah emas.

Selain itu, proses adat yang dimiliki oleh suku Bugis pun cukup panjang dan meriah karena melibatkan seluruh orang dari keluarga kedua pengantin.

Baca Juga: 12 Pernikahan Adat dari Berbagai Suku di Indonesia!

Sejarah Pernikahan Adat Bugis

Pernikahan adat Bugis memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan makna.

Suku Bugis berasal dari etnis Deutro Melayu (Melayu muda) yang datang ke Nusantara sekitar tahun 500 SM dari Yunan (China Selatan).

Mereka kemudian merantau ke berbagai wilayah dan negara untuk meninggalkan pemerintahan yang sewenang-wenang dan demi kepentingan ekonomi.

Pernikahan adat Bugis dimulai dengan ritual "Mappasau Botting", yang berarti merawat pengantin, di mana calon pengantin wanita diberikan perawatan secara privat sebelum hari pernikahannya.

Ritual ini dilakukan untuk mengeluarkan keringat yang tidak baik dari tubuh calon pengantin perempuan dan untuk mengharumkan rumah tangga.

Prosesi pernikahan adat Bugis juga melibatkan ritual "Mappanre Temme", "Mappacci", "Mappasili", dan "Mammanu'manu'", yang semuanya memiliki makna dan tujuan yang spesifik dalam upacara pernikahan.

Dalam pernikahan adat Bugis, mayoritas suku Bugis yang beragama Islam melakukan ritual khatam Al-Qur'an dan memohon do'a kepada Allah SWT agar pernikahan dapat berjalan lancar.

Proses pernikahan adat Bugis juga melibatkan berbagai ritual yang menunjukkan rasa syukur, meminta restu dari Tuhan, serta bentuk hormat kepada orang tua.

Dengan demikian, pernikahan adat Bugis menjadi upacara yang sakral dan berisi makna mendalam, serta menjadi bagian integral dari budaya dan tradisi suku Bugis.

Prosesi Pernikahan Adat Bugis

Rangkaian pernikahan adat Bugis terdiri dari beberapa prosesi. Masing-masing prosesi memiliki pakemnya tersendiri.

Setiap prosesi yang sakral ini juga memiliki makna yang mendalam.

Beginilah Moms, rangkaian acara pernikahan adat Bugis yang penuh dengan makna dan nilai suku.

1. Mammanu-Manu dan Madduta

Pernikahan Adat Bugis (Pinterest.com)
Foto: Pernikahan Adat Bugis (Pinterest.com)

Proses Mammanu-Manu pada pernikahan adat Bugis sebenarnya dilakukan sebelum acara pernikahan. Proses ini disebut juga dengan "masa penjajakan."

Jika seorang pria sudah mantap untuk memilih wanita yang akan ia nikahi, akan ada sebuah kegiatan rahasia yang dilakukan seorang perempuan dari pihak pria untuk mengetahui apakah wanita yang ia pilih sudah dipinang atau belum.

Apabila belum, maka pihak pria bisa mendatangi orangtua mempelai wanita untuk meminta izin agar bisa menikahi anaknya.

Proses ini sudah berbeda dengan Mammanu-Manu dan disebut dengan Madduta.

Proses ini juga bisa digunakan untuk membahas perihal besarnya uang panai atau mahar, apabila keluarga pihak wanita menerima lamaran pihak pria.

2. Mappetuada

Mahar Pernikahan Adat Bugis (Pinterest.com)
Foto: Mahar Pernikahan Adat Bugis (Pinterest.com)

Setelah proses peminangan diterima, maka ritual selanjutnya dari pernikahan adat Bugis adalah Mappetuada.

Mappetuada adalah sebuah acara untuk mengumumkan kabar baik dari kedua pasangan, yaitu mengenai tanggal kesepakatan untuk melangsungkan pernikahan, mahar, dan keperluan pernikahan lainnya.

Dalam Mappetuada juga, pinangan diresmikan dengan pihak pria mengirimkan hantaran berupa perhiasan untuk pihak perempuan.

Baca Juga: Pernikahan Adat Sunda, dari Prosesi Hingga Baju Pengantin

3. Mappasau Botting dan Cemme Pasih

Pernikahan Adat Bugis (Pinterest.com)
Foto: Pernikahan Adat Bugis (Pinterest.com)

Mappasau Botting adalah proses pernikahan adat Bugis setelah undangan pernikahan disebarkan. Proses ini sendiri artinya adalah merawat pengantin.

Dilakukan sebagai ritual awal upacara pernikahan, proses ini berlangsung selama tiga hari sebelum hari pernikahan tiba.

Selama tiga hari, pengantin akan dirawat secara tradisional dengan mandi uap dan menggunakan bedak hitam yang terbuat dari asam jawa dan jeruk nipis.

Terakhir akan ditutup dengan Cemme Passih yang merupakan mandi tolak bala.

Proses ini ditujukan untuk meminta perlindungan Tuhan dari segala mara bahaya ketika menjalani proses pernikahan hingga menjalani bahtera rumah tangga.

4. Mappanre Temme dan Mappaci

Pernikahan Adat Bugis (Pinterest.com)
Foto: Pernikahan Adat Bugis (Pinterest.com)

Mayoritas suku Bugis adalah pemeluk agama Islam, oleh karena itu di dalam proses pernikahan adat Bugis ada ritual khatam Al-Qur'an.

Dalam proses ini juga memohon doa kepada Allah SWT agar pernikahan dapat berjalan lancar yang disebut dengan Mappanre Temme.

Proses ini biasanya dilakukan di rumah dengan memberikan suguhan berbagai macam kue-kue tradisional Bugis.

Setelah ritual ini, kemudian ada ritual yang disebut dengan Mappaci.

Mapacci adalah proses memberikan daun pacar ke calon mempelai sebagai bentuk doa restu.

Biasanya jumlah orang yang diundang untuk memberikan daun pacar tersebut tergantung status sosial calon mempelai.

Orang-orang yang dipanggil untuk mengikuti Mappaci biasanya merupakan pasangan yang pernikahannya bahagia dan kedudukan sosialnya baik.

Semua itu dimaksudkan agar calon mempelai kelak bisa mengikuti jejak pasangan tersebut. 

Perlengkapan Mapacci berupa sarung tujuh susun sesuai derajat keningratan, daun pisang, daun pacar yang ditumbuk halus, rokok, dan jagung kering.

Baca Juga: 14 Prosesi Pernikahan Adat Batak Toba, Mulai dari Persiapan!

Setiap acara pernikahan adat di Indonesia, tidak akan lengkap tanpa adanya prosesi siraman. Dalam...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.