12 Oktober 2023

Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil, Simak yuk!

Lakukan senyamannya saja, ya, Moms!
Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil, Simak yuk!

Posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil perlu dipahami agar kandung kemih kosong sepenuhnya.

Sering buang air kecil menjadi salah satu gejala di awal kehamilan yang paling umum.

Gangguan ini dimulai pada trimester pertama atau sekitar minggu ke-4 setelah menstruasi terakhir.

Frekuensinya meningkat seiring berjalannya waktu, terutama di trimester akhir atau minggu ke-35 kehamilan.

Untuk lebih jelasnya, simak ulasan di bawah ini terkait dengan serba-serbi posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil!

Baca Juga: 12 Pekerjaan yang Tidak Boleh Dilakukan Ibu Hamil Muda, Sebaiknya Dihindari, Ya Moms!

Penyebab Ibu Hamil Sulit Menahan Buang Air Kecil

Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil
Foto: Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil (istockphoto)

Dikutip dari Cleveland Clinic, bayi yang sedang tumbuh dalam rahim memberi banyak tekanan pada kandung kemih.

Hal ini dapat menyebabkan kebocoran urine (inkontinensia).

Masalah kontrol kandung kemih dapat terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan.

Penyebabnya mencakup prolaps organ panggul, melemahnya otot dasar panggul, dan kerusakan saraf panggul.

Selain posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil, latihan kegel sering direkomendasikan untuk membantu memperkuat otot panggul.

Tujuannya agar ibu hamil mendapatkan kembali kontrol kandung kemihnya.

Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil

Posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil dilakukan dengan sedikit mencondongkan tubuh ke depan.

Tujuannya agar kandung kemih bisa kosong sepenuhnya.

Posisi ini disarankan karena selama masa kehamilan berlangsung akibat meningkatnya frekuensi buang air kecil.

Dengan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, Moms dapat mengurangi frekuensi pergi ke toilet.

Meski demikian, tidak ada posisi paten yang harus dilakukan setiap buang air kecil.

Hal yang terpenting adalah ibu hamil merasa nyaman dan memperhatikan keamanan saat berada di toilet.

Perhatikan juga kebersihan toilet yang digunakan, terutama jika bepergian dan harus menggunakan toilet umum.

Pasalnya, penggunaan toilet duduk yang kotor di tempat umum meningkatkan risiko infeksi, termasuk infeksi saluran kemih.

Berikut ini beberapa tips saat terpaksa menggunakan toilet duduk di tempat umum:

  • Selalu bawa lapisan permukaan dudukan toilet. Jika tidak memungkinkan, berikan alas permukaan dengan tisu.
  • Buang air kecil tanpa menyentuh toilet dengan menurunkan tubuh ke dekat permukaan.
  • Gunakan tisu saat ingin menyentuh permukaan dalam toilet umum.
  • Pastikan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan toilet umum.

Baca Juga: Kehamilan Serotinus, Kondisi Kehamilan Lebih dari 42 Minggu

Amankah Buang Air Kecil dengan Jongkok?

Ibu hamil boleh menggunakan toilet jongkok.

Namun, tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan penggunaan serta posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil.

Pastikan pijakan tidak licin dan berair, karena berisiko terpeleset.

Untuk meningkatkan keamanan, gunakan sandal anti slip saat menggunakan toilet.

Pastikan tembok tidak basah agar memiliki pegangan untuk berdiri setelah jongkok.

Ibu hamil dengan ukuran perut yang semakin membesar akan kesulitan untuk berdiri setelah jongkok.

Baca Juga: Begini Warna dan Tekstur BAB Bayi saat Sedang Terkena Diare

Ibu Hamil yang Tidak Bisa Mengosongkan Kandung Kemih

Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil
Foto: Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil (istockphoto)

Ibu hamil akan mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil saat usia kandungan menginjak 10 atau 13 minggu.

Di usia tersebut adalah kondisi saat rahim mulai membesar dan menekan kandung kemih.

Ibu hamil bisa saja mengalami peningkatan buang air kecil hingga 10 kali sehari.

Beberapa ibu hamil lainnya hanya 4-7 kali sehari.

Peningkatan frekuensi buang air kecil akan berbeda-beda, tergantung pada kondisi kesehatan dan jumlah cairan yang dikonsumsi selama kehamilan.

Jika terjadi peningkatan hasrat buang air kecil, tetapi urine tidak dapat keluar sepenuhnya, kondisi ini dinamakan dengan retensi urine.

Retensi urine adalah keadaan saat terjadi penumpukan urine di kandung kemih dan tidak memiliki...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb