Apa Bisa Positif Hamil Setelah Selesai Haid? Cek di Sini!
Apakah bisa positif hamil setelah selesai haid? Tentu saja wanita bisa hamil sesudah masa menstruasi usai.
Karena, jika setelah haid selesai dan terjadi pembuahan ketika sperma bertemu sel telur, maka kehamilan bisa terjadi.
Mari temukan penjelasan positif hamil setelah selesai haid di bawah ini, Moms!
Baca Juga: 15+ Cara Membesarkan Bokong Secara Alami, Bikin Makin Seksi!
Masa setelah Haid Umumnya Bukan Masa Subur
Jika haid baru saja berhenti atau selesai, memang tidak dianggap sebagai masa subur yang ideal.
Pada umumnya, masa subur terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi wanita, yaitu saat ovulasi terjadi.
Ovulasi adalah ketika sel telur matang dilepaskan dari indung telur dan siap untuk dibuahi.
Proses ovulasi biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum hari pertama menstruasi berikutnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda.
Beberapa wanita memiliki siklus yang lebih pendek atau lebih panjang daripada 28 hari, dan ovulasi bisa terjadi pada berbagai waktu dalam siklus mereka.
Baca Juga: Cerita Dongeng Cinderella, Cocok untuk Pengantar Tidur
Penyebab Bisa Positif Hamil setelah Selesai Haid
Karena umumnya masa setelah haid bukan masa subur, tapi tetap saja ada kemungkinan bisa positif hamil setelah selesai haid.
Berikut ini penyebabnya.
1. Ovulasi Tidak Selalu Terjadi Tepat setelah Haid
Meskipun ovulasi biasanya terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi, ada variasi dalam siklus setiap wanita.
Beberapa wanita dengan siklus pendek dapat mengalami ovulasi lebih awal setelah haid, dan dalam beberapa kasus, ovulasi bahkan bisa terjadi selama periode menstruasi berlangsung.
Hal ini berarti bahwa sel telur matang bisa tersedia untuk dibuahi lebih awal dari yang diharapkan.
2. Sperma Dapat Bertahan dalam Tubuh Wanita
Sperma bisa bertahan dalam tubuh wanita selama beberapa hari setelah berhubungan seksual.
Jika ovulasi terjadi beberapa hari setelah berhubungan seksual, sperma yang masih ada dalam tubuh wanita dapat membuahi sel telur yang matang.
3. Ketidakteraturan Siklus Menstruasi
Beberapa wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, yang membuat sulit memprediksi kapan ovulasi akan terjadi.
Dalam kasus seperti ini, berhubungan seksual setelah haid selesai bisa lebih berisiko untuk hamil.
Melansir dari Office on Women Health, dilaporkan bahwa siklus menstruasi yang tidak teratur adalah yang kurang dari 21 hari atau lebih lama dari 35.
Itulah mengapa, masa subur ini bervariasi dari satu wanita ke wanita lainnya dan terkadang juga dapat berubah dari bulan ke bulan.
Baca Juga: 12 Penyebab Telat Haid, Tidak Selalu Karena Hamil Lho
Apakah Berhubungan Seksual setelah Haid Selesai Bisa Mencegah Kehamilan?
Meskipun peluang untuk positif hamil setelah selesai haid lebih rendah, berhubungan seksual setelah haid selesai tidak dapat dianggap sebagai metode kontrasepsi yang efektif atau dapat diandalkan untuk mencegah kehamilan.
Melansir National Health Service, berhubungan seks tanpa menggunakan kontrasepsi kapan saja bisa membuat hamil, termasuk sebelum dan setelah menstruasi.
Berhubungan Setelah Haid, Efektifkah Mencegah Kehamilan?
Karena sebab-sebab yang telah disebutkan di atas mengenai kemungkinan positif hamil setelah selesai haid, maka berhubungan setelah haid tidak efektif mencegah kehamilan.
Meski kemungkinannya sangat kecil untuk positif hamil setelah selesai haid, tetap saja ketika seorang wanita berhubungan seks tanpa menggunakan kontrasepsi, tentu kehamilan bisa terjadi.
Kontrol yang paling penting adalah memanfaatkan alat kontrasepsi untuk mencegah positif hamil setelah selesai haid.
Berapa Hari setelah Haid yang Punya Kemungkinan Besar untuk Hamil?
Kemungkinan hamil paling besar terjadi saat ovulasi, yaitu ketika sel telur matang dan siap untuk dibuahi.
Ovulasi biasanya terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi wanita.
Jika siklus menstruasi Moms berlangsung selama 28 hari, maka ovulasi biasanya terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda.
Beberapa wanita memiliki siklus yang lebih pendek atau lebih panjang, dan siklus yang tidak teratur dapat mempengaruhi waktu ovulasi.
Selain itu, sel telur dapat bertahan dalam tubuh selama 12-24 jam setelah ovulasi, sementara sperma dapat bertahan dalam tubuh wanita selama beberapa hari.
Oleh karena itu, periode sekitar masa ovulasi, yaitu beberapa hari sebelum dan sesudahnya, dianggap sebagai periode paling subur dan berisiko tinggi untuk hamil.
Untuk menghitung perkiraan waktu ovulasi dan masa subur Moms, Moms dapat memantau pola siklus menstruasi Moms selama beberapa bulan.
Beberapa wanita mungkin menggunakan tes ovulasi atau metode penghitungan lainnya untuk membantu memprediksi waktu ovulasi.
Memahami Siklus Menstruasi dan Menghitung Masa Subur
Setiap wanita perlu memahami siklus menstruasinya agar dapat memahami kejadian yang terjadi di dalam tubuhnya.
Mengetahui siklus menstruasi sangat penting tidak hanya untuk mengelola kesehatan reproduksi, tetapi juga untuk memahami potensi kehamilan.
Siklus menstruasi adalah proses alami yang dialami oleh setiap wanita yang mencerminkan kesiapan tubuh untuk kehamilan.
Siklus ini dimulai dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya.
Durasi siklus menstruasi dapat bervariasi antara 21 hingga 35 hari, tetapi siklus yang paling umum adalah 28 hari.
Setiap wanita dapat memiliki durasi siklus menstruasi yang berbeda-beda. Durasi ini dihitung dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya.
Jika siklus menstruasi Moms adalah 28 hari, masa subur atau ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi.
Namun, perhitungan ini belum pasti karena setiap tubuh dapat memiliki karakteristik yang berbeda.
Baca Juga: 18 Rekomendasi Sekolah Internasional di Jakarta Terbaik
Tanda Masa Subur Setelah Haid
Selain melalui perhitungan berdasarkan tanggalan menstruasi, ada beberapa cara untuk mengetahui masa subur Moms.
Beberapa tanda yang dapat Moms perhatikan adalah:
1. Perubahan Lendir Serviks
Pada periode masa subur, lendir serviks cenderung menjadi lebih encer, bening, licin, dan elastis.
Beberapa wanita menggambarkan lendir ini seperti putih telur mentah.
Lendir yang lebih encer dan elastis membantu sperma bergerak lebih mudah menuju sel telur yang telah dilepaskan.
2. Peningkatan Hasrat Seksual
Beberapa wanita melaporkan meningkatnya hasrat seksual selama masa subur, yang mungkin merupakan respons alami tubuh untuk meningkatkan peluang kehamilan.
3. Perubahan Suhu Basal Tubuh
Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh Moms saat bangun tidur di pagi hari sebelum melakukan aktivitas apapun.
Suhu basal tubuh biasanya sedikit lebih rendah selama awal siklus menstruasi, tetapi akan naik setelah ovulasi.
Dengan memantau suhu basal tubuh setiap hari, Moms dapat mengidentifikasi perubahan yang menandakan masa subur.
Meskipun kemungkinan positif hamil setelah selesai haid sangat kecil, tidak sepenuhnya dapat diabaikan.
Sebab sperma memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di dalam tubuh wanita hingga 7 hari setelah berhubungan seksual.
Jadi, jika ovulasi terjadi lebih awal dari perkiraan, ada kemungkinan kecil untuk positif hamil setelah selesai haid.
Terutama jika Moms memiliki siklus menstruasi yang pendek atau kurang dari 28 hari.
Baca Juga: 5 Cara Menerapkan Pola Asuh Positif pada Bayi agar Si Kecil Bahagia
Cara agar Tidak Positif Hamil setelah Selesai Haid
Untuk mencegah kehamilan setelah selesai haid dan ingin berhubungan intim, Moms dapat menggunakan berbagai metode kontrasepsi yang andal dan efektif.
Berikut beberapa metode kontrasepsi yang bisa Moms pertimbangkan:
1. Kondom
Kondom adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling mudah digunakan dan efektif dalam mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS).
Tersedia dalam bentuk pria dan wanita, kondom menghalangi sperma untuk mencapai sel telur.
2. Pil kontrasepsi
Pil kontrasepsi adalah obat hormonal yang diambil secara teratur setiap hari untuk mencegah ovulasi dan mengubah lingkungan rahim sehingga sulit bagi sperma untuk bertahan hidup.
Pil kontrasepsi harus diresepkan oleh dokter dan diambil sesuai petunjuk untuk efektivitas yang optimal.
3. Spiral atau Intrauterine Device (IUD)
IUD adalah perangkat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis.
IUD bisa berisi hormon atau tembaga dan menyediakan perlindungan kontrasepsi jangka panjang, dari beberapa tahun hingga bertahun-tahun.
4. KB Suntik
Selain mengonsumsi pil kontrasepsi, cara mencegah kehamilan setelah haid lainnya adalah dengan menggunakan KB suntik.
KB suntik diketahui memiliki tingkat efektivitas sebesar 99% untuk mencegah kehamilan.
Adapun cara menggunakannya adalah dengan menyuntikkan hormon progestin melalui lengan atas atau bagian bokong.
Penting untuk menyadari bahwa tidak ada metode kontrasepsi yang 100% efektif.
Kombinasi penggunaan kondom dengan metode kontrasepsi hormonal atau IUD sering kali disarankan untuk meningkatkan perlindungan terhadap kehamilan dan penyakit menular seksual.
Baca Juga: Unik, Ini 3 Resep Susu Goreng yang Disukai Si Kecil!
Jika Moms ingin memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter, ya.
Hal ini agar alat kontrasepsi yang digunakan cukup efisien, Moms.
- https://fertilitynetworkuk.org/learn-about-fertility/factors-affecting-fertility/
- https://www.plannedparenthood.org/learn/teens/ask-experts/can-i-get-pregnant-from-sex-right-after-my-period-ends
- https://www.nhs.uk/common-health-questions/pregnancy/can-i-get-pregnant-just-after-my-period-has-finished/
- https://mihp.utah.gov/before-pregnancy/do-you-know-what-your-chances-of-getting-pregnant-really-are
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.