24 Oktober 2023

Proses Presipitasi dalam Siklus Hidrologi untuk Edukasi Anak

Presipitasi ini bisa terjadi dalam bentuk hujan dan salju
Proses Presipitasi dalam Siklus Hidrologi untuk Edukasi Anak

2. Presipitasi dalam Proses Bergeron

Pada proses ini, tahap pertama adalah pembentukan titik-titik air di dasar awan melalui proses kolisi-koalesensi.

Sebagian titik-titik air terdorong oleh arus naik ke atas awan, dan kemudian mendingin

Nantinya, titik air ada yang sebagian berubah menjadi kristal es dengan bantuan partikel-partikel yang disebut inti es.

Tekanan uap jenuh kristal es pun akan lebih kecil dari tekanan uap jenuh titik-titik air.

Alhasil, titik-titik air menguap dan terdeposisi pada kristal-kristal es.

Kemudian, kristal es akan membesar, bertabrakan, dan berkumpul sehingga membentuk salju.

Presipitasi dari awan nimbostratus atau stratus biasanya terbentuk melalui proses Bergeron.

Presipitasi yang turun dari awan kumulonimbus biasanya terbentuk dari campuran sebagian proses Bergeron dan kolisi-koalesensi.

Baca Juga: Yuk, Ajak Si Kecil Belajar tentang Bagaimana Proses Terjadinya Salju!

Contoh Presipitasi

Hujan Salju
Foto: Hujan Salju (pexels.com Kristin Vogt)

Berikut ini adalah beberapa contoh presipitasi yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari:

1 . Hujan

Hujan adalah cairan dalam bentuk tetesan yang telah mengalami kondensasi dari uap air atmosfer, kemudian menjadi cukup berat untuk jatuh karena gravitasi.

Hujan merupakan komponen utama dari siklus air dan bertanggung jawab untuk menyimpan sebagian besar air tawar.

2. Hujan Es

Hujan es bisa terbentuk ketika tetesan air membeku bersama di daerah atas awan badai yang dingin.

Potongan es ini kemudian disebut batu es.

Hujan jatuh sebagai air dan membeku saat mendekati tanah.

Hujan es terbentuk oleh lapisan air yang menempel dan membeku di awan besar.

3. Salju

Salju adalah presipitasi dalam bentuk kristal es yang berasal dari awan dengan suhu di bawah titik beku (0 derajat Celcius atau 32 derajat Fahrenheit).

Salju ini bisa terbentuk ketika uap air di atmosfer mengembun dan menjadi es tanpa melalui tahap cair.

4. Hujan Beku

Hujan beku terjadi ketika lapisan udara beku sangat tipis sehingga air hujan tidak memiliki cukup waktu untuk membeku sebelum mencapai tanah.

Hujan beku terjadi saat salju yang turun melewati lapisan udara hangat, mencair, dan menjadi hujan.

5. Sleet (Hujan Campur Es dan Salju)

Sleet adalah bentuk presipitasi yang terdiri dari butiran es, sering bercampur dengan hujan atau salju.

Kondisi ini terjadi ketika kepingan salju hanya meleleh sebagian saat jatuh melalui lapisan udara hangat.

Baca Juga: Edukasi Anak, Kenali Proses Terjadinya Bunyi, Seru!

6. Virga

Contoh presipitasi lainnya adalah Virga, proses gerimis es dari awan rendah yang mencair.

Virga merupakan presipitasi yang jatuh ke Bumi kemudian menguap sebelum mencapai daratan. Hal ini terjadi sangat umum di daerah padang pasir.

Virga biasa terjadi di daerah padang pasir dan area dengan iklim panas. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara kristal es dengan awan.

Pengukuran Presipitasi

Bagian penting yang harus diketahui dalam penjelasan lainnya yaitu dari bagian presipitasi terkait pengukuran.

Ada dua jenis pengukuran presipitasi yang bisa dilakukan, yaitu presipitasi cair dan presipitasi padat. Penjelasan lebih lengkapnya, bisa Moms simak dalam penjelasan di bawah ini:

1. Presipitasi Cair

Curah hujan biasanya diukur dalam satuan mm, yang setara dengan liter per meter persegi permukaan tanah.

Selain mm, curah hujan juga dapat diukur dalam satuan inci. Intensitas curah hujan yang terukur merupakan jumlah presipitasi dalam satuan waktu tertentu (umumnya dalam satuan menit).

Derajat curah hujan merupakan unsur kualitatif dari intensitas curah hujan. Lebih mudah dan lebih jelasnya, bisa dilihat dapat tabel derajat curah hujan dan intensitas curah hujan di bawah ini:

Derajat Hujan Intensitas Curah Hujan (mm/min) Kondisi
Hujan sangat lemah < 0,02 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit
Hujan lemah 0,02 – 0,05 Tanah menjadi basah semuanya, tetapi umumnya tidak menimbulkan genangan air
Hujan normal 0,05 – 0,25 Air dapat tergenang, bunyi curah hujan terdengar
Hujan deras 0,25 – 1,00 Air tergenang di permukaan tanah, bunyi hujan terdengar dari hasil genangan
Hujan sangat deras > 1,00 Hujan seperti ditumpahkan, saluran drainase meluap

2. Presipitasi Padat

Pengukuran kedua yaitu presipitasi padat yang biasanya digunakan untuk mengukur salju.

Umumnya, salju akan diukur dengan cara membiarkan salju turun sampai ke penampungan dan diukur ketinggiannya dalam sentimeter.

Salju yang tertampung dapat dicairkan dan volume airnya diukur dengan metode serupa pengukuran presipitasi cair.

Hubungan tinggi salju dan tinggi air dari salju yang dicairkan bergantung pada kandungan dalam salju.

Oleh karena itu, metode pengukuran dengan melelehkan salju hanya dapat dijadikan sebagai estimasi kasar dari kondisi sebenarnya.

Baca Juga: Disebut Bintang Jatuh, Apa yang Dimaksud Meteor? Ini Faktanya!

Itulah ulasan mengenai presipitasi yang bisa menjadi edukasi anak.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Moms!

  • https://katadata.co.id/safrezi/berita/61e7938e0473b/presipitasi-adalah-jatuhnya-hujan-pahami-proses-dan-contohnya
  • https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pretisipasi/
  • https://education.nationalgeographic.org/resource/precipitation

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb