09 Agustus 2022

Psikopat: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Hal-hal yang perlu diketahui tentang psikopat
Psikopat: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Psikopat adalah sebutan yang diberikan pada seseorang yang dinilai tidak memiliki perasaan, emosi, dan hati nurani.

Meski sering digunakan, psikopat bukanlah istilah medis dari gangguan mental tersebut.

Istilah medis yang tepat untuk menggambarkannya adalah gangguan kepribadian antisosial.

Pelaku kerap melakukan tindakan gegabah, merusak, dan kasar atau sering menyakiti manusia atau hewan tanpa merasa bersalah.

Meski terlihat tidak berakal, psikopat terkadang penuh dengan perhitungan dalam bertindak, juga kerap memiliki penampilan menawan.

Baca juga: 3 Cara Tes Kesehatan Mental serta Manfaatnya, Bisa Dicoba!

Perhatikan Gejala Psikopat dari Sikapnya

Psikopat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Foto: Psikopat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Foto: Ekspresi Marah (Orami Photo Stock)

Bagaimana mengetahui jika seseorang memiliki gangguan kepribadian antisosial?

Berikut ini beberapa tanda yang terlihat, dilansir dari Psych Central.

1. Tidak Peduli Terhadap Apapun

Tanda pertama adalah sering mengabaikan orang lain, termasuk pelanggaran hak dan hukum yang sudah ditetapkan dalam bermasyarakat.

Tanda tersebut sebenarnya sudah bisa terlihat sejak seseorang berusia 15 tahun oleh para ahli pola perilaku.

Sejumlah gejala dapat muncul lebih awal lagi. Hal tersebut ditandai dengan seringnya melanggar norma sosial.

Pelaku cenderung tidak peduli terhadap dampak pada orang lain akibat perbuatan yang dilakukannya.

Meski pelaku memiliki kapasitas untuk melihat dari sudut pandang orang lain, mereka tidak terampil melakukannya.

2. Berbohong dan Melakukan Tindakan Manipulasi

Tanda psikopat selanjutnya adalah sering berbohong dan melakukan tindakan manipulasi.

Contoh ringannya adalah, mereka selalu menggunakan alias atau nama samaran untuk menyembunyikan identitas asli.

Kebohongan dan tindakan manipulasi yang dilakukan umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dalam hal apapun.

Contoh lain dari tindakan manipulasi yang dilakukan adalah, menggunakan pesona dan terus menyanjung lawan bicara.

Pelaku bahkan tidak segan untuk melakukan pelecehan emosional atau pemerasan untuk mendapatkan keuntungan.

3. Melakukan Tindakan Agresif

Tidak semua pelaku psikopat atau gangguan kepribadian antisosial bersifat agresif secara fisik. Beberapa dari mereka cenderung sangat mudah tersinggung.

Hal tersebut cenderung memicu perkelahian fisik atau verbal. Dengan kata lain, pelaku tidak memiliki pengendalian emosi dan amarah.

4. Perilaku Impulsif

Pelaku dapat impulsif saat melakukan sesuatu, tanpa mempertimbangkan dampak yang bisa saja terjadi.

Mereka cenderung melakukan hal-hal yang berisiko, tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri dan orang di sekitarnya.

Hal yang satu ini dapat dipicu dan berujung pada ketergantungan obat-obatan terlarang.

Pelaku juga berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual karena perilaku seks impulsif tanpa menggunakan pengaman.

Mereka juga bisa saja celaka saat berkendara, mengalami cedera, atau bunuh diri akibat kelalaiannya sendiri.

5. Tidak Mampu Mencintai Orang Lain

Akibat terlalu mementingkan diri sendiri, pelaku benar-benar tidak mampu mencintai orang lain, termasuk orangtua, pasangan, dan anak sendiri.

Perilaku tersebut tidak dapat diubah. Hal-hal baik yang dilakukan hanya dilakukan sebagai langkah manipulasi untuk mendapatkan keinginannya.

6. Tidak Ada Penyesalan

Pelaku cenderung tidak memiliki rasa peduli, tidak memihak, berhati dingin, dan tidak empati.

Di sisi lain, pelaku tidak peduli dengan kerugian, rasa sakit, dan penderitaan seseorang yang menjadi korban.

Di samping kejahatan fisik, beberapa pelaku menyakiti orang lain secara diam diam dengan tindakan manipulasinya.

Banyak ragam karakteristik pelaku yang ditunjukkan pada orang di sekitarnya. Tidak semua pelaku melakukan tindak kejahatan fisik.

Pada intinya, pelaku psikopat akan memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan.

Dengan kata lain, mereka menghalalkan segala cara, meski cara tersebut berdampak besar bagi diri sendiri.

Beragam Penyebab Psikopat

Psikopat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Foto: Psikopat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi (prestonspharmacy.com)

Foto: Ilustrasi Otak (Orami Photo Stock)

Dilansir dari US National Library of Medicine, penyebab gangguan kepribadian antisosial umumnya disebabkan oleh pola asuh yang buruk.

Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko seorang anak menjadi psikopat, seperti perampasan emosional, penolakan, dan kurangnya kasih sayang.

Meski hingga saat ini penyebabnya belum diketahui pasti, berikut ini beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risikonya.

1. Kondisi Otak

Pelaku mengalami penurunan aktivitas pada otak yang terlibat dalam proses emosi, empati, dan pengambilan keputusan.

Bagian otak tersebut, yaitu amigdala, insula, dan korteks prefrontal.

Gangguan pada bagian otak tersebut merusak respon terhadap rangsangan emosi dan pengambilan keputusan.

Hal tersebut membuat pelaku selalu mengambil keputusan buruk akibat tidak dapat mengontrol emosinya dengan baik.

2. Genetik dan Lingkungan

Dilansir dari Psychopathy Is, genetik dan lingkungan tidak menyebabkan psikopati secara langsung.

Keduanya mempengaruhi struktur dan sirkuit otak tertentu, sehingga meningkatkan risiko seseorang melakukan hal-hal yang menjadi gejala psikopat.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, amigdala menjadi salah satu bagian otak yang mengalami penurunan aktivitas.

Bagian otak tersebut mengatur respons sosial, empati, dan hal-hal lain yang terkait dengan rasa takut.

Anak-anak dengan gangguan kepribadian antispsian mungkin memiliki amigdala yang berkembang secara berbeda dari anak-anak lain.

Pada anak-anak dengan gangguan ini, mereka memiliki wilayah amigdala yang lebih kecil atau kurang aktif daripada anak-anak lain.

Hal tersebut yang membuat mereka relatif tidak takut dan kurang responsif secara sosial.

Ketika anak mengalaminya, ia bisa saja dijauhi oleh teman-teman yang berada di lingkungannya.

3. Trauma

Pelecehan atau kekerasan pada anak menjadi penyebab psikopat selanjutnya.

Keadaan tersebut biasanya muncul pada seseorang yang terlahir di lingkungan yang tidak sehat, seperti orangtua yang antisosial, alkoholisme, orangtua sering bertengkar, atau anak menyaksikan KDRT.

Kata-kata kasar yang sering dilontarkan orangtua pada anak, atau pola asuh yang salah menjadi hal-hal yang dapat meningkatkan risiko psikopat.

Baca juga: Menyelami Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu Pascamelahirkan

Langkah Pengobatan Mengatasi Psikopat

Psikopat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Foto: Psikopat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi (Orami Photo Stock)

Foto: Seseorang Menangis (Orami Photo Stock)

Langkah mengatasi psikopat tergantung pada tingkat keparahan kondisi, situasi, dan keinginan pelaku untuk melakukan pengobatan.

Berikut ini beberapa jenis metode yang biasanya dilakukan.

1. Psikoterapi

Psikoterapi yang bertujuan untuk mengelola emosi dan tindak kekerasan, mengatasi kecanduan alkohol atau zat terlarang, serta masalah mental lainnya.

Berikut ini beberapa jenis psikoterapi yang dilakukan:

  • Terapi perilaku kognitif, yang bertujuan untuk membantu mengendalikan dan mengubah cara pikir dan perilaku negatif menjadi positif.
  • Terapi berbasis mentalitas, yang bertujuan untuk membantu pelaku memahami kondisi mental diri sendiri.
  • Terapi psikodinamika, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pelaku terhadap pikiran dan perilaku negatif.

Psikoterapi tidak selalu efektif, terutama jika kondisi yang dialami pelaku cukup parah dan ia tidak merasa jika mengalami gangguan kepribadian antisosial.

2. Konseling kelompok

Cara selanjutnya adalah konseling kelompok. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan psikologis pelaku, serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Konseling dilakukan dalam kelompok besar atau kecil dengan cara memecahkan masalah bersama.

Tujuannya untuk menciptakan lingkungan yang saling membantu. Langkah ini umumnya dilakukan selama 18 bulan.

Pasalnya, membutuhkan waktu lama untuk membuat seseorang merubah hal-hal buruk dalam diri sendiri.

3. Obat-Obatan

Langkah terakhir dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan.

Tujuannya untuk mengatasi gangguan mental yang muncul bersamaan, seperti kecemasan atau depresi.

Baca juga: 8 Jenis Penyakit Psikologi atau Gangguan Mental yang Perlu Dipahami

Gangguan kepribadian sosial atau psikopat sangat sulit untuk disembuhkan.

Butuh waktu jangka panjang untuk meredakan gejalanya.

  • https://psychcentral.com/lib/how-to-recognize-a-psychopath#lack-of-remorse
  • https://www.verywellmind.com/what-is-a-psychopath-5025217
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4321752/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb