21 November 2023

11 Contoh Puisi Hari Guru, Cocok Dibacakan di Sekolah

Puisi ini menggambarkan kerja keras seorang guru
11 Contoh Puisi Hari Guru, Cocok Dibacakan di Sekolah

Foto: Freepik

Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November. Salah satu cara yang bisa Si Kecil lakukan untuk merayakan Hari Guru adalah dengan membaca puisi Hari Guru.

Namun, jika Moms belum memiliki ide puisi Hari Guru, Orami menyiapkan beberapa contoh puisi Hari Guru yang bisa Si Kecil bacakan untuk guru di sekolah.

Pembacaan puisi Hari Guru ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa guru yang telah mengajari serta memberikan pendidikan pada Si Kecil di sekolah.

Lewat puisi Hari Guru, mengajarkan agar Si Kecil perlu menghormati guru yang telah memberikan ilmu pembelajaran kepadanya.

Sedang mencari contoh puisi Hari Guru? Yuk, simak beberapa contoh puisi Hari Guru di bawah ini.

Baca Juga: 7+ Jenis Pakaian Adat Betawi dan Keunikan yang Dimiliki, Catat!

Contoh Puisi Hari Guru

Ilustrasi Guru
Foto: Ilustrasi Guru (Freepik.com/@Freepik)

Berikut ini beberapa contoh puisi tentang guru yang cocok dibacakan oleh Si Kecil saat perayaan Hari Guru Nasional di sekolah.

1. Guruku Pahlawanku

Karya: Ozy V. Alandika

Guruku adalah pahlawanku
Yang tak pernah lelah mengajariku
Mengenalkan dunia melalui buku
Membuat aku tak berhenti untuk merindu

Guruku adalah pahlawanku
Dialah pelita negeri
Dengan sabar mengajariku
Bertambah ilmu ini setiap hari

Guruku adalah pahlawan kita
Yang mendidik dengan penuh rela
Yang mengajar dengan bahagia
Bersama dengan lembutnya kata-kata

Guruku adalah pahlawanmu
Yang bersahabat baik dengan fajar
Biarpun dinginnya pagi membelenggu
Dia sudah sampai dan bersiap untuk mengajar

Guruku adalah pahlawan sejati
Yang mengajar tulus dengan hati
Tak peduli dengan kebijakan yang terus berganti
Kedatanganku ke sekolah selalu dinanti

Guruku adalah sebaik-baiknya pahlawan
Kudoakan engkau agar selalu bersama dengan kebaikan
Semoga engkau selalu sehat dalam keselamatan
Semoga engkau selalu bahagia dalam sabar dan ketulusan

2. Pesan untuk guruku

Karya: Lisa Ardhian Widhia Sari

Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu

Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar

Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkerama bak sohib dan tetap beretika.

Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan

Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa
Dan kau ibarat gerimis kiranya
Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga.

Baca Juga: 17 Puisi Kemerdekaan Indonesia yang Membakar Semangat!

3. Guruku

Karya: Syafni

Guru adalah pahlawanku
Guru mengajariku
Guru mendidikku

Guruku…
Aku selalu membanggakanmu
Aku selalu mengingatmu

Guruku…
Terima kasih atas kasihmu
Karena kasih sayangmu
Membawaku ke tempat
yang lebih baik.

4. Terima Kasih Guru

Karya: Chairil Anwar

Terima kasih, guru
Untuk teladan yang telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu semua pada karakter pribadiku

Aku mau menjadi sepertimu
Pintar, menarik, dan gemesin
Positif, percaya diri, protektif

Aku mau menjadi sepertimu
Berpengetahuan, pemahaman yang dalam
Berpikir dengan hati dan juga kepala
Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitif dan penuh perhatian

Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi, dan bakatmu
Untuk meyakinkan masa depan yang cerah
Pada kita semua

Terima kasih, guru
Kau telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu

5. Tombak Keberhasilanku

Karya: Amanda Nurdhana D

Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu

Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku kadang mengganggumu

Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku
Kau adalah orang tua keduaku

Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu

Baca Juga: 30 Makanan Tradisional Indonesia dari Aceh sampai Papua yang Punya Cita Rasa Khas dan Unik

6. Guruku yang hebat

Karya: Moh Adhuri Ali Syaban

Bagaimana tidak hebat
Rutinitas pagi harus serba hemat
Bangun tepat
Mandi cepat
Sarapan kalo sempat

Guruku hebat
Jam 05.00 sudah wangi
Menjemput sang pelangi
Mengantarkannya meraih mimpi
Demi ibu pertiwi

Guruku hebat
Bertahun tahun menahan diri
Dari keinginan hati
Dari nafsu yang menghampiri
Walau kadang makan hati

Guruku hebat
Bagimana tidak hebat
Tiap hari menopang martabat
Walau kadang tak bersahabat
Namun tetap kuat

Guruku tetap hebat…
Dalam kekurangan tetap bertahan
Dalam kesederhanaan tetap diam
Dalam kesuksesan tetap sopan
Dalam kemakmuran tetap tenang

Guruku memang hebat
Meski bukan konglomerat
Namun tak melarat
Meski bukan bangsawan
Namun tetap menawan

Guruku hebat
Mendidik anak negeri sepenuh hati
Mengajarkan budi pekerti
Agar menjadi insan yang bernurani
Tanpa harus menyakiti

Guruku tetap yang hebat
Gaji kecil tak sakit hati
Gaji cukup tak sombong diri
Meski banyak yang sakit hati
Karna guru dapat sertifikasi

Guruku memang hebat
Karena sertifikasi dituntut kompetensi
Kalau tak mau diamputasi
Oleh penguasa negeri yang “katanya” baik hati

Guruku memang hebat
Meski mutasi dan gandanya kompetensi mengancam diri
Tak menjadikannya patah hati
Mengabdikan diri untuk negeri
Sambil menunggu panggilan Surgawi.

7. Sebatang Kapur

Karya: Iroh Rohmawati

Deretan deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak
Suara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan diotak kami
Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami
Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur aparatur negara yang tidak adil

Guru
Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa
Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur diatas papan tulis yang mulai mengantuk
Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan

8. Didikan Keras

Karya: Chairil Anwar

Ketika aku memasuki kelasmu, aku berpikir

Tantangan apa yang akan kau berikan padaku

Kamu memberiku motivasi untuk melewatinya

Dan menolak kelemahan yang meragukan diri

Kamu sungguh telah membuka pikiranku

Dengan kebijakan, keras dan ketegasan

Kamu membantuku untuk melihat atas

Menemukan tujuan yang harus kucapai

Kamu mengeluarkanku dari kegalauan

Terima kasihku atas jerih payahmu

Apa yang kau ajarkan akan menumbuhkanku

Perhatianmu sangat menyentuh hati dan pikiranku

Aku akan selalu mengingat jeweranmu

Aku berharap semua guru sepertimu

9. Guru

Karya: Kahlil Gibran

Barang siapa mau menjadi guru

Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri

Sebelum mengajar orang lain

Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan

Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri

Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri

Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan

Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain

Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

10. Guruku

Karya: Mustofa Bisri

Ketika aku kecil dan menjadi muridnya

Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar

Ketika aku besar dan menjadi pintar

Kulihat dia begitu kecil dan lugu

Aku menghargainya dulu

Karena tak tahu harga guru

Ataukah kini aku tak tahu

Menghargai guru?


11. Tentang Guru

Karya: W.S Rendra

Murid-murid mengobel kelentit ibu gurunya

Bagaimana bisa itu mungkin?

Itu mungkin.

Sebab tak ada patokan untuk apa saja

Semua boleh.

Semua tak boleh.

Tergantung pada cuaca

Tergantung pada amarah dan girangnya sang raja

Tergantung pada kuku-kuku garuda dalam mengatur kata

Ibu guru perlu sepeda motor dari Jepang

Ibu guru ingin hiburan juga cahaya

Ibu guru ingin atap rumahnya tak bocor

Ibu guru ingin pula jaminan pil penenang,

Tonikum-tonikum dan obat perangsang yang dianjurkan dokter

Maka berkatalah dia kepada murid-muridnya

“Kita bisa mengubah keadaan.

Anak-anak akan lulus lulus ujian kelas,

Terpandang diantara tetangga,

Boleh dibanggakan pada kakak mereka.

Soalnya adalah tentang kerja sama antara kita.

Jangan sampai kerjaku terganggu,

Sebab atap bocor.”

Dan papa-papa semuanya senang

Di pegang-pegang tangan ibu guru,

Dimasukkan duit dalam genggaman,

Serta sambil lalu,

Dalam suasana persahabatan,

Teteknya disinggung dengan siku.

Demikian murid-murid mengintip semua ini.

Itulah ajaran tentang perundingan,

Perdamaian, juga santainya kehidupan.

Ibu guru berkata

“Kemajuan akan berjalan lancar.

Kita harus menguasai mesin industri.

Kita harus maju seperti Jepang, Amerika, Jerman

Sekarang keluarkanlah daftar logaritma.”

Murid-murid pun tertawa,

Dan mengeluarkan rokok mereka.

“Karena mengingat kesopanan,

Jangan kalian merokok.

Kelas adalah ruang ‘tuk belajar

Dan sekarang daftar logaritma!”

Murid-murid pun tertawa dan berkata

“Kami tak suka daftar logaritma.

Tak ada gunanya!”

“Kalian tak ingin maju?”

“Kemajuan bukan soal logaritma,

Namun adalah soal perundingan.”

“Jadi, apa yang kalian inginkan?”

“Kami tak ingin apa-apa.

Kami sudah punya semuanya.”

“Kalian ngacau!”

“Kami tak mengacau

Kami tak berpolitik

Kami merokok dengan santai

Seperti ayah-ayah kami di kantor mereka:

Santai, tanpa politik berunding dengan Cina

Berunding dengan Jepang

Mencipta suasana girang.

Dan di saat ada pemilu,

Kami membantu keamanan,

Meredakan partai-partai.”

Murid-murid tertawa

Mereka menguasai perundingan

Ahli lobbying

Paham akan gelagat

Pandai mengikuti keadaan

Mereka duduk di kantin,

Minum sitrun,

Menghindari ulangan sejarah.

Mereka tertidur di bangku kelas,

Yang telah mereka bayar sama mahal

Seperti sewa kamar hotel.

Sekolah adalah pergaulan,

Yang ditentukan oleh mode.

Yang dijiwai oleh impian kemajuan menurut iklan.

Dan bila ibu guru berkata:

“Keluarkan daftar logaritma!”

Murid-murid pun tertawa

Dan di dalam suasana persahabatan,

Mereka mengomel ibu guru mereka.

Baca Juga: 45+ Lokasi Vaksin COVID-19 di Tangerang Raya November 2022, Tersedia Vaksin Booster!

Nah, itulah beberapa contoh puisi Hari Guru yang bisa Moms pilih untuk Si Kecil dalam rangka merayakan Hari Guru Nasional.

  • https://www.tokopedia.com/blog/puisi-guru-edu/
  • https://saintif.com/puisi-guru/
  • https://www.gurupenyemangat.com/2021/11/puisi-tentang-hari-guru-menyentuh-hati.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb