
Kebanyakan bayi baru lahir sering mengalami berbagai masalah kulit, salah satunya adalah ruam pada bayi
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di A Journal of Clinical Medicine, dijelaskan bahwa ruam sangat umum terjadi pada bayi baru lahir, dan dapat terjadi selama 4 minggu pertama kehidupannya.
Sebagian besar ruam pada bayi tidak berbahaya dan cenderung dapat sembuh dengan sendirinya.
Namun, adanya ruam pada tubuh dapat sangat menganggu bayi dan membuatnya merasa tidak nyaman akibat iritasi
Terdapat beberapa penyebab yang dapat menimbulkan ruam pada bayi. Penyebabnya dapat berbeda-beda berdasarkan jenis ruamnya.
Baca Juga: 10 Tips Mudah Perawatan Kulit Bayi Baru Lahir, Bantu Cegah Iritasi Kulit!
Berikut beberapa jenis ruam pada bayi yang sangat umum terjadi selama beberapa bulan pertama kehidupannya, simak selengkapnya.
Foto: Dermatitis Seboroik
Foto: pixels.com
Dermatitis seboroik atau cradle cap adalah dermatitis yang terjadi pada kulit kepala bayi. Bayi dapat mengalami dermatitis seboroik ketika mereka berusia antara 2 minggu hingga 12 bulan.
Bayi dengan masalah ini akan memiliki bercak kuning atau merah yang sedikit bersisik di kulit kepala mereka.
Kondisi ini juga dapat dimulai pada bagian wajah atau area popok dan menyebar ke bagian lain di tubuh bayi.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Dokter Kulit Denpasar, Bisa Mengatasi Berbagai Permasalahan Kulit
Foto: Miliaria
Foto: medicalnewstoday.com
Miliaria juga dikenal sebagai biang keringat atau ruam panas.
Jenis ruam pada bayi ini terjadi akibat dari kelenjar keringat bayi yang belum sepenuhnya berkembang sehingga membuatnya mudah tersumbat di kulit.
Kondisi ini sering terjadi pada daerah yang beriklim panas dan lembab.
“Alih-alih menguap, keringat dapat terperangkap di bawah kulit, yang dapat menyebabkan peradangan dan ruam,” jelas Dr Mark Koh Jean Aan, Pimpinan sekaligus Konsultan dari KK Women’s and Children’s Hospital (KKH), yang juga merupakan anggota dari Sing Health group.
Foto: Ruam Popok
Foto: unsplash.com
Ruam popok merupakan peradangan kulit di area selangkangan bayi yang ditandai dengan kulit memerah dan meradang.
Jenis ruam pada bayi ini disebabkan oleh beberapa hal, termasuk air seni atau kotoran yang mengiritasi kulit bayi.
Ruam popok bayi dapat diobati dengan krim khusus. Jangan gunakan bedak atau antiseptik untuk mengobati ruam popok.
Jika kulit bayi menderita infeksi jamur, gunakan salep antijamur untuk mengobatinya. Namun, untuk penanganan yang lebih tepat, lakukanlah pemeriksaan ke dokter.
Baca Juga: Bolehkah Memandikan Bayi yang Sedang Ruam dan Gatal-gatal?
Foto: Eksim bayi
Foto: thehealthmagazine.com
Pipi bayi yang memerah tentu akan terlihat menggemaskan. Namun, jika kemerahan tersebut terjadi akibat eksim, tentu Moms perlu khawatir.
Eksim atau dermatitis atopik merupakan kondisi yang ditandai dengan kulit menjadi kering, gatal, dan pecah-pecah.
Pemicu umum dari kondisi ini, yaitu rasa panas, bahan kimia dalam sabun, wewangian, dan pelembap.
Kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi dan lebih dari setengah pasien mengalami gejala pada tahun pertama kehidupan hingga usia 5 tahun.
Foto: Jerawat Bayi
Foto: todaysparent.com
Jerawat bayi ditandai dengan munculnya benjolan merah atau putih yang umumnya timbul pada area pipi, hidung, dagu atau dahi bayi.
Jenis ruam pada bayi ini disebabkan oleh paparan hormon sang ibu selama bayi berada di dalam kandungan.
Kondisi ini tidak memerlukan perawatan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
Untuk mencegah timbulnya jerawat dan ruam pada bayi serta agar tidak membuatnya bertambah parah, Moms bisa melakukan beberapa strategi berikut ini.
Baca Juga: Anak Demam dan Ruam Merah? Waspada Penyakit Kawasaki!
Impetigo adalah infeksi bakteri yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini dapat menyebabkan benjolan gatal dan lecet pada kulit.
Masalah kulit ini sangat menular dan membutuhkan perawatan khusus. Penularan impetigo dapat berhenti setelah 24 jam pasca pengobatan antibiotik.
Meskipun jarang terjadi, impetigo dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
Dermatitis kontak iritan merupakan peradangan pada kulit yang disebabkan oleh adanya kontak dengan benda asing.
Bahan tersebut bisa berupa zat kimia dari produk apapun, seperti sabun, deterjen, dan pelembut kain.
Reaksi yang bisa terlihat seperti kulit akan tampak seperti luka bakar. Bayi yang mengalami dermatitis kontak iritan biasanya akan menjadi rewel.
Selain dari zat kimia produk, jenis ruam pada bayi yang satu ini dapat terjadi di sekitar mulut, karena adanya kontak kulit dengan makanan bayi atau air liur.
Kondisi ini merupakan infeksi yang sangat menular, dan rentan dialami oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Dilansir dari Healthline, penyakit ini disebabkan oleh paparan dari berbagai virus, namun paling sering disebabkan oleh Coxsackie A16.
Kondisi ini ditandai dengan adanya lepuh atau luka di mulut, serta ruam di tangan dan kaki, dan termasuk kondisi ringan yang dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Infeksi virus ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan tangan yang tidak dicuci atau permukaan yang terkontaminasi dengan kotoran.
Baca Juga: Tips Efektif Merawat Kulit Bayi yang Sensitif
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab umum ruam pada bayi dan demam pada anak.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi ini disebabkan oleh virus parvovirus B19, dan sering kali disebut eritema infectiosum.
Penyakit ini dapat ditandai dengan munculnya ruam merah di pipi, namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya.
Selain ruam pada kulit, terdapat beberapa gejala lainnya, yakni:
Adanya ruam pada kulit bayi bisa juga menjadi pertanda bahwa Si Kecil menderita meningitis.
Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan pelindung otak dan saraf tulang belakang.
Selain ruam, terdapat beberapa gejala lainnya yang disebabkan oleh kondisi ini, yakni:
Cacar air merupakan masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster.
Cacar air biasanya ditandai dengan timbulnya ruam yang dapat berkembang dan membuat penderitanya merasa gatal, dan muncul bentol berisi cairan.
Selain permasalahan pada kulit, cacar air juga diikuti dengan demam, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan tubuh.
Baca Juga: Perawatan Kulit Bayi dan Ibu di Tahun Emas Pertama dari Bambi Baby
Berikut beberapa cara untuk mengatasi ruam pada bayi, dikutip dari Medical News Today.
Foto: Rutin Mengganti Popok
Foto: unsplash.com
Saat Si Kecil mengalami ruam kulit, Moms wajib memperhatikannya lebih sering. Ganti popok Si Kecil secara rutin. Jangan menunggu hingga lebih dari setengah hari.
Membiarkan popok tetap dalam keadaan basah dan kotor hanya akan memperburuk kondisi ruam kulit yang dialami Si Kecil.
Pastikan Moms atau pengasuh membersihkan area genital dan selangkangan dengan tepat, ya.
Foto: Mengganti Merek Popok
Foto: freepik.com
Tidak hanya karena jarang mengganti popok saja, namun ruang popok juga bisa disebabkan karena kulit Si Kecil yang terlalu sensitif terhadap merek popok tertentu.
Apabila Si Kecil menggunakan popok kain, mungkin bahan dari deterjen yang dipakai bisa menjadi penyebabnya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih produk kebutuhan bayi dengan baik dan benar ya, Moms agar tidak timbul ruam pada bayi yang Si Kecil tidak nyaman.
Baca Juga: Cara Mengganti Popok Bayi Cepat dan Anti Ribet
Foto: Gunakan Popok yang Tidak Terlalu Ketat
Foto: unsplash.com
Tahukah Moms, popok yang terlalu ketat bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Hal inilah yang bisa menyebabkan ruam pada bayi terjadi. Pastikan Moms mengetahui ukuran popok Si Kecil dengan tepat, jangan sampai terlalu besar ataupun terlalu kecil.
Baca Juga: 5 Alasan Untuk Memilih Popok Sekali Pakai Dibanding Popok Kain
Foto: Pilih Pakaian Bayi dengan Bahan yang Nyaman
Foto: Freepik.com
Selain dari pemilihan popok yang sesuai, Moms juga perlu memilih jenis kain yang tepat untuk pakaian Si Kecil. Ini untuk mencegah kondisi ruam pada bayi semakin parah.
Pakaian yang tidak menyerap keringat dapat membuat kulit bayi menjadi lembab dan memperlambat proses penyembuhan ruam kulit.
Moms bisa memilih pakaian yang terbuat dari 100% katun yang nyaman di kulit.
Baca Juga: 6 Cara Perawatan Kulit Anak, agar Kulit Si Kecil Selalu Sehat dan Lembap
Meskipun ruam pada bayi sangat umum terjadi, namun terdapat beberapa tips yang bisa Moms lakukan untuk mencegah timbulnya ruam di kulit bayi.
Langkah pencegahan yang bisa dicoba, antara lain:
7.Menggunakan losion, sampo, dan sabun yang dirancang khusus untuk kulit bayi yang sensitif.
Baca Juga: Selain Ruam Popok, Ini Beberapa Masalah Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya
Itu dia Moms informasi terkait ruam pada bayi beserta cara mengatasinya.
Menjaga kesehatan kulit bayi sangat penting untuk Moms lakukan.
Jika merasa cemas akan timbulnya ruam pada bayi yang tidak kunjung hilang lalu disertai berbagai gejala penyakit lainnya, segera hubungi dokter, ya Moms.