01 Oktober 2024

Setelah Pasang IUD Kapan Boleh Berhubungan Intim Lagi? Cari Tahu Jawabannya!

Jangan sampai salah, ya Moms!

Moms, mungkin ada pertanyaan tentang setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan seksual lagi?

IUD (Intrauterine Device) adalah salah satu alat kontrasepsi yang banyak dipilih untuk menjaga kesehatan rahim dan memberikan jarak kelahiran antara anak.

Setelah pemasangan, Moms mungkin merasa bingung tentang kapan waktu yang tepat untuk kembali berhubungan intim dengan suami.

IUD yang dipasang oleh dokter akan melindungi dari kehamilan hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya.

Penting untuk diingat bahwa IUD berbahan tembaga umumnya efektif segera setelah dipasang, sehingga Moms bisa menggunakan metode kontrasepsi cadangan jika ingin berhubungan seks sebelum IUD efektif.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai waktu yang tepat setelah pemasangan IUD, simak penjelasannya di artikel ini hingga akhir, ya!

Baca Juga: 17 Cara Berhubungan agar Tidak Hamil, Tetap Nikmat dan Aman!

KB IUD Alat Kontrasepsi Paling Efektif

KB IUD
Foto: KB IUD (Medicalnewstoday.com)

Sebelum menjawab pertanyaan setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan seks lagi, ada baiknya Moms mengenal KB IUD terlebih dahulu.

Cara paling efektif untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seks tanpa kondom adalah dengan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Princeton.

Berbeda dengan pil, KB IUD memberikan perlindungan yang tahan lama terhadap kehamilan bahkan selama 10 tahun setelah dimasukkan ke dalam rahim.

Sebagian besar IUD dalam penelitian tersebut terbuat dari tembaga; IUD yang menggunakan hormon, seperti yang dijual dengan nama Mirena, belum diteliti sebagai metode kontrasepsi darurat.

Cara utama IUD dalam mencegah kehamilan adalah dengan mencegah pembuahan.

Ion tembaga yang dilepaskan oleh IUD diyakini dapat merusak motilitas dan viabilitas sperma.

Panduan dari American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan bahwa IUD tembaga sesuai untuk kontrasepsi darurat pada perempuan yang memenuhi kriteria standar untuk menggunakan IUD.

Namun tidak disarankan untuk perempuan yang memiliki penyakit klamidia, gonore, penyakit radang panggul, atau kanker tertentu.

Risiko penggunaan perangkat ini termasuk nyeri haid yang parah dan pendarahan hebat, pendarahan antar periode dan peradangan vagina, menurut Mayo Clinic.

Baca Juga: 9 Tanda-Tanda IUD Bermasalah dan Cara Mengatasinya, Penting!

Jenis KB IUD

IUD
Foto: IUD (Hli.org)

Moms, ada dua jenis KB IUD yang beredar di pasaran, yakni IUD hormonal dan IUD non-hormonal atau tembaga.

Keduanya memiliki perbedaan. Yuk simak ulasan perbedaan dua jenis KB IUD ini.

1. KB IUD Hormonal

Dikutip dari Healthline, setelah ditempatkan di dalam rahim, IUD jenis ini secara perlahan melepaskan sejumlah kecil hormon progestin untuk menghentikan sperma mencapai sel telur.

Mirip dengan pil KB hormonal, IUD hormonal juga dapat mencegah ovulasi, atau pelepasan sel telur dari ovarium.

Hormon-hormon tersebut juga mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma berenang menuju sel telur dan menipiskan lapisan rahim untuk menghentikan penanaman telur yang telah dibuahi.

Selain mencegah kehamilan, IUD hormonal akan meringankan menstruasi Moms dan mengurangi kram.

Selama 3 hingga 6 bulan pertama setelah IUD dipasang, menstruasi Moms kemungkinan besar tidak dapat diprediksi.

IUD hormonal dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan pil KB, termasuk:

  • Nyeri payudara
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Perubahan mood
  • Penambahan berat badan
  • Jerawat

2. KB IUD Non-hormonal/Tembaga

IUD tembaga juga dapat digunakan sebagai bentuk kontrasepsi darurat setelah Moms melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Jika Moms memasang KB IUD tembaga dalam waktu lima hari setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom atau mengalami kegagalan kontrasepsi, ini hampir 100 persen efektif dalam mencegah kehamilan.

Moms mungkin mengalami pendarahan yang lebih berat dan lebih banyak kram selama menstruasi saat menggunakan jenis KB IUD ini.

Menstruasi Moms akan berkurang setelah beberapa bulan menggunakan KB IUD.

Efek samping lain dari KB IUD tembaga mungkin termasuk:

  • Anemia
  • sakit punggung
  • Bercak antar periode
  • Keputihan
  • Nyeri saat berhubungan seks

Baca Juga: Memahami Cara Pemasangan KB IUD untuk Cegah Kehamilan

Proses Pemasangan KB IUD

Konsultasi Dokter
Foto: Konsultasi Dokter (Coach.nine.com.au)

Sebelum memasukkan KB IUD, Moms akan berbaring di sebuah kasur khusus dengan posisi kaki terangkat.

Dokter dengan lembut akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk melebarkannya. Dengan menggunakan alat khusus, dokter akan:

  1. Memeriksa ukuran dan posisi rahim.
  2. Membersihkan serviks dan vagina dengan cairan antiseptik.
  3. Memperhatikan apakah ada masalah rahim.
  4. Menyejajarkan serviks dengan rahim.
  5. IUD berbentuk seperti huruf T, dengan satu tangan di kedua sisinya.
  6. Dokter akan melipat lengan dan menempatkan perangkat ke dalam tabung aplikator, kemudian memasukkan selang melalui serviks ke dalam rahim.
  7. Setelah IUD dipasang, lengan akan terlepas dan dokter akan melepas tabung aplikator.
  8. IUD memiliki tali di bagian bawah yang menggantung ke leher rahim dan vagina.
  9. Dokter akan memotong tali ini sehingga hanya sekitar satu atau dua inci yang menggantung di dalam vagina.

Pemasangan IUD akan membutuhkan waktu antara 5 dan 15 menit.

Moms mungkin akan merasakan kram saat dokter memasukkan IUD. Beberapa orang merasa pusing atau pingsan saat mencoba berdiri sesudahnya.

Sebaiknya Moms tetap berbaring sampai merasa cukup fit untuk berdiri, lalu bangun perlahan.

Moms mungkin ingin tinggal di klinik selama beberapa menit setelahnya untuk memastikan kondisi baik-baik saja.

Baca Juga: KB Spiral: Jenis, Efek Samping, Keuntungan, dan Prosedur Pemasangannya

Termasuk ke dalam daftar KB non oral membuat KB IUD memiliki banyak keuntungan yang bisa dirasakan...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.