
Untuk Moms yang memilih alat kontrasepsi IUD (Intrauterine Device), mungkin punya pertanyaan, kira-kira setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan seksual lagi, ya?
Untuk menjaga kesehatan rahim atau memberi jarak kelahiran kepada anak, biasanya Moms akan menggunakan alat kontrasepsi.
Ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang tersedia saat ini, salah satunya adalah KB IUD.
Meski jadi pilihan KB yang cukup banyak dipakai, karena cara memasukkannya melalui vagina, akan jadi pertanyaan banyak perempuan juga, kira-kira setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan lagi dengan suami, ya?
Intrauterine Device atau IUD adalah bentuk kontrasepsi yang ditempatkan dokter kandungan di dalam rahim.
Setelah masuk, IUD akan melindungi dari kehamilan hingga 10 tahun tergantung pada jenis yang didapatkan.
Namun, jenis IUD yang dipilih dan waktu pemasangan IUD akan memberi pengaruh berbeda.
IUD berbahan tembaga biasanya akan efektif segera setelah dipasang. Moms bisa menggunakan metode kontrasepsi cadangan jika akan berhubungan seks sebelum IUD efektif.
Baca Juga: 10 Cara Mencegah Kehamilan Setelah Berhubungan, Jangan Panik!
Sebelum menjawab pertanyaan setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan seks lagi, ada baiknya Moms mengenal KB IUD terlebih dahulu.
Cara paling efektif untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seks tanpa kondom adalah dengan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Princeton.
Berbeda dengan pil, KB IUD memberikan perlindungan yang tahan lama terhadap kehamilan bahkan selama 10 tahun setelah dimasukkan ke dalam rahim.
Sebagian besar IUD dalam penelitian tersebut terbuat dari tembaga; IUD yang menggunakan hormon, seperti yang dijual dengan nama Mirena, belum diteliti sebagai metode kontrasepsi darurat.
Cara utama IUD dalam mencegah kehamilan adalah dengan mencegah pembuahan.
Ion tembaga yang dilepaskan oleh IUD diyakini dapat merusak motilitas dan viabilitas sperma.
Panduan dari American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan bahwa IUD tembaga sesuai untuk kontrasepsi darurat pada perempuan yang memenuhi kriteria standar untuk menggunakan IUD.
Namun tidak disarankan untuk perempuan yang memiliki penyakit klamidia, gonore, penyakit radang panggul, atau kanker tertentu.
Risiko penggunaan perangkat ini termasuk nyeri haid yang parah dan pendarahan hebat, pendarahan antar periode dan peradangan vagina, menurut Mayo Clinic.
Baca Juga: 10 Mitos dan Fakta Tentang Pil KB
Moms, ada dua jenis KB IUD yang beredar di pasaran, yakni IUD hormonal dan IUD non-hormonal atau tembaga.
Keduanya memiliki perbedaan. Yuk simak ulasan perbedaan dua jenis KB IUD ini.
Dikutip dari Healthline, setelah ditempatkan di dalam rahim, IUD jenis ini secara perlahan melepaskan sejumlah kecil hormon progestin untuk menghentikan sperma mencapai sel telur.
Mirip dengan pil KB hormonal, IUD hormonal juga dapat mencegah ovulasi, atau pelepasan sel telur dari ovarium.
Hormon-hormon tersebut juga mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma berenang menuju sel telur dan menipiskan lapisan rahim untuk menghentikan penanaman telur yang telah dibuahi.
Selain mencegah kehamilan, IUD hormonal akan meringankan menstruasi Moms dan mengurangi kram.
Selama 3 hingga 6 bulan pertama setelah IUD dipasang, menstruasi Moms kemungkinan besar tidak dapat diprediksi.
IUD hormonal dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan pil KB, termasuk:
IUD tembaga juga dapat digunakan sebagai bentuk kontrasepsi darurat setelah Moms melakukan hubungan seks tanpa kondom.
Jika Moms memasang KB IUD tembaga dalam waktu lima hari setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom atau mengalami kegagalan kontrasepsi, ini hampir 100 persen efektif dalam mencegah kehamilan.
Moms mungkin mengalami pendarahan yang lebih berat dan lebih banyak kram selama menstruasi saat menggunakan jenis KB IUD ini.
Menstruasi Moms akan berkurang setelah beberapa bulan menggunakan KB IUD.
Efek samping lain dari KB IUD tembaga mungkin termasuk:
Baca Juga: Amankah Memasang Alat Kontrasepsi Spiral Saat Pandemi COVID-19? Ini Penjelasannya
Sebelum memasukkan KB IUD, Moms akan berbaring di sebuah kasur khusus dengan posisi kaki terangkat.
Dokter dengan lembut akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk melebarkannya. Dengan menggunakan alat khusus, dokter akan:
Pemasangan IUD akan membutuhkan waktu antara 5 dan 15 menit.
Moms mungkin akan merasakan kram saat dokter memasukkan IUD. Beberapa orang merasa pusing atau pingsan saat mencoba berdiri sesudahnya.
Sebaiknya Moms tetap berbaring sampai merasa cukup fit untuk berdiri, lalu bangun perlahan.
Moms mungkin ingin tinggal di klinik selama beberapa menit setelahnya untuk memastikan kondisi baik-baik saja.
Baca Juga: KB Spiral: Jenis, Efek Samping, Keuntungan, dan Prosedur Pemasangannya
Mungkin ada beberapa efek samping tidak nyaman yang terjadi selama satu atau dua hari setelah implantasi.
Pastikan Moms mengetahui apakah IUD efektif atau tidak sebelum melakukan hubungan seks tanpa kondom.
Moms mungkin akan mengalami kram dan bercak setelah IUD dipasang. Karena itu, penting bagi Moms untuk mengetahui kapan boleh berhubungan setelah KB IUD.
Kram ringan dan perdarahan bisa saja berlangsung dari 3 sampai 6 bulan.
Moms bisa meminum pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau asetaminofen untuk meredakan ketidaknyamanan tersebut.
Atau, Moms bisa meletakkan bantal pemanas atau botol kaca yang berisi air panas di atas perut untuk meredakannya.
Jika Moms memilih IUD tembaga, basanya waktu menstruasi Moms mungkin lebih berat dari biasanya selama beberapa bulan.
Selama 3 bulan pertama, periksa sebulan sekali apakah Moms masih bisa merasakan benang yang keluar dari serviks.
Ada sebuah benang kecil yang dipasang di bagian bawah IUD yang berada di bagian atas vagina setelah dipasang, dikutip US Department of Health and Human Service.
Untuk menemukan benang itu, cuci tangan Moms dan masukkan jari ke dalam vagina.
Arahkan jari ke area keras di bagian atas adalah leher rahim. Benangnya harus menonjol 1-2 inci dari leher rahim.
Jika tali terasa lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya, IUD mungkin telah bergerak.
Hubungi dokter dan gunakan kondom atau metode kontrasepsi cadangan lainnya untuk mencegah kehamilan.
Baca Juga: Ini Panduan Memilih Alat Kontrasepsi yang Baik dan Aman
Karena berada di dalam vagina, Moms mungkin bertanya, setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan intim lagi? Berikut ini penjelasannya, Moms!
Moms harus menunggu setidaknya 24 jam setelah KB IUD dipasang sebelum dapat berhubungan seks, seperti dikutip dari Reproductive Access.
Jangan memasukkan apa pun termasuk tampon atau douche ke dalam vagina selama waktu itu. Setelah satu hari penuh berlalu, Moms bisa berhubungan seks lagi.
IUD tembaga (ParaGard) mulai bekerja segera setelah dipasang.
IUD hormonal akan membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk mulai bekerja, kecuali Moms telah memasangnya selama menstruasi.
Penjelasan di atas tentu sudah menjawab kebingungan mengenai pertanyaan setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan seks lagi, ya Moms!
Berhubungan seks seks beberapa hari setelah memasang KB UID mungkin akan merasa tegang awalnya, namun itu hal yang normal. Namun, segera hubungi dokter jika terjadi:
Kini, Moms sudah tahu jawaban dari pertanyaan setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan intim lagi dengan Dads.
Moms ternyata tidak perlu menunggu lama untuk berhubungan setelah pasang KB IUD.
Namun, jika memang ragu, Moms bisa menunggu hingga beberapa hari senyamannya Moms saja.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.