02 Oktober 2023

Tontonan Ibu Hamil dan Dampaknya bagi Janin, Simak yuk!

Apakah tontonan ibu hamil berpengaruh pada janin?
Tontonan Ibu Hamil dan Dampaknya bagi Janin, Simak yuk!

Pernahkah Moms terlalu terbawa perasaan saat menonton sesuatu ketika lagi hamil? Ternyata, memang tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin tidak bisa dimungkiri, Moms.

Dilansir Daily Mail, ilmuwan telah menemukan bahwa bayi yang belum lahir merespons suasana hati ibu mereka saat dia menonton film.

Dalam studi mengenai tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin yang dilakukan di Universitas Nagasaki di Jepang ternyata persoalan mengenai tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin terdapat landasan ilmiahnya.

Dalam studi tersebut, 10 ibu hamil sukarelawan diminta untuk menonton klip berdurasi l5 menit dari musikal Julie Andrews, The Sound of Music.

Baca Juga: 5+ Fakta Drama Korea Pachinko, Drama Terbaru Lee Min Ho tentang Perang dan Cinta Terlarang!

Sebanyak 14 lainnya menyaksikan 5 menit yang menghentak dari film Franco Zeffirelli di tahun 1979 The Champ, di mana seorang anak laki-laki menangis atas kematian ayahnya.

Ibu hamil tersebut mendengarkan film menggunakan earphone untuk menjamin bayi yang belum lahir tidak terpengaruh oleh soundtrack film.

Hasilnya, penelitian tersebut menunjukkan janin seolah sedang merangkul saat ibunya menonton klip yang membuat senang dari The Sound of Music, tetapi menjadi tenang saat adegan sedih dari The Champ.

Para peneliti tidak mengetahui bagaimana bayi menangkap emosi ibunya, tetapi menduga bahwa aliran hormon yang dipicu oleh lapisan emosional ditransmisikan secara tidak langsung ke janin.

Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa suasana hati ibu hamil dan tingkat stres dapat mempengaruhi janinnya.

Ini artinya, secara tidak langsung, tontonan ibu hamil memberikan pengaruh pada janin dalam kandungan.

Emosi yang muncul karena tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin.

Baca Juga: Ibu Hamil Ingin Menonton Konser Musik? Pahami Dulu Aturannya!

Tontonan Ibu Hamil dan Dampaknya bagi Janin

Perut Ibu Hamil Muda
Foto: Perut Ibu Hamil Muda (Freepik.com/senivpetro)

Jadi, seperti apa hubungan tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin?

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa calon ibu yang stres akan berisiko lebih tinggi mengalami bayi yang meninggal saat lahir atau kelahiran prematur.

Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami stres juga 2 kali lebih mungkin memiliki IQ di bawah rata-rata.

Dr Kazuyuki Shinorhara yang memimpin penelitian di Universitas Nagasaki tersebut mengatakan, para peneliti menggunakan pemindaian ultrasound untuk menghitung jumlah gerakan lengan, kaki, dan tubuh janin saat ibunya menonton klip tersebut.

“Para peneliti menemukan bahwa janin menggerakkan lengan mereka lebih banyak selama klip bahagia dari The Sound of Music. Tetapi di kelompok lain, bayi yang belum lahir bergerak secara signifikan kurang dari biasanya sementara ibu mereka menyaksikan tangisan tersebut,” jelasnya.

Sebuah penelitian lain yang dipublikasikan dalam New Scientist telah menunjukkan bahwa ketika perempuan hamil mengalami stres, janin mereka mungkin terpengaruh.

Studi di Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing menyebutkan, kadar hormon stres kortisol ibu juga telah dikaitkan dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, peningkatan volume amigdala pada anak perempuan, dan efek perilaku seperti peningkatan risiko ADHD dan PTSD.

Ini membuktikan bahwa tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin lebih dikarenakan perubahan emosi yang dirasakan saat menonton.

Karena mood swing yang sering terjadi selama kehamilan, hal yang dianggap remeh seperti menonton televisi pun bisa membuat stres, jika tontonan tersebut terlalu sedih atau menakutkan.

Meski begitu, sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Psychosomatic Obstetrics & Gynecology menghubungkan stres ibu dengan pertumbuhan janin yang lebih lambat.

Akan tetapi, meskipun ada kaitannya, stres ibu hanya menyumbang 1% dari perbedaan berat janin dari yang seharusnya.

Ini terjadi karena plasenta menyaring banyak kortisol ibu dan hormon terkait stres lainnya.

Terutama selama awal kehamilan, jumlah kortisol mungkin perlu sangat tinggi untuk memberi pengaruh.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres sedang, terutama pada akhir kehamilan, sebenarnya baik untuk janin yang sedang berkembang dengan meningkatkan perkembangan kognitif, dikutip dari studi di jurnal Child Development.

Baca Juga: 7 Macam Ekspresi Wajah yang Mencerminkan Emosi, Bisa Bantu Kita Baca Perasaan Orang Lain

Hindari Tontonan Ibu Hamil yang Jadi Sumber Stres

Tontonan Ibu Hamil yang Jadi Sumber Stres
Foto: Tontonan Ibu Hamil yang Jadi Sumber Stres (Parentingfirstcy.com)

Meski efek dari tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin tidak memberikan pengaruh yang signifikan, tetaplah jaga kondisi yang positif agar emosi saat hamil tetap stabil.

Karena, saat hamil, sangat memungkinkan bagi Moms untuk menjadi hipersensitif.

Ini akan tertanam secara evolusioner terhadap kekerasan, pembunuhan, dan penganiayaan dan hal-hal yang menghasilkan tingkat kortisol yang sangat tinggi.

Menghindari sumber stres ini bisa menjadi cara melindungi bayi, salah satunya menghindari tontonan ibu hamil yang memicu stres.

Para ilmuwan telah menyelidiki bagaimana emosi dan reaksi perempuan terhadap situasi yang berpotensi berbahaya berubah selama kehamilan dan setelah melahirkan, seperti yang dilakukan para peneliti di University of Bristol.

Dalam penelitian mereka, ditemukan bahwa ibu hamil lebih sensitif terhadap ekspresi wajah yang menandakan potensi ancaman, terutama ekspresi ketakutan, jijik, dan amarah.

Mereka menyimpulkan bahwa peningkatan emosional selama kehamilan trimester akhir mungkin merupakan adaptasi untuk mempersiapkan perempuan menghadapi tuntutan perlindungan dan pengasuhan sebagai ibu.

Dengan cara meningkatkan kepekaan emosional umum dan kewaspadaan terhadap sinyal emosional dari ancaman dan agresi.

Jika pikiran ibu hamil menganggap bahwa tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin adalah masalah sepele, maka akan sembarangan menonton apa saja, termasuk kekerasan.

Menonton film yang menggambarkan kekerasan dapat meningktan kadar kortisol.

Sebuah studi di Journal of Children and Media, menemukan peningkatan kortisol dan variabilitas detak jantung pada anak laki-laki praremaja yang menonton televisi kekerasan.

Sementara studi tahun 1996 terhadap perempuan menemukan peningkatan detak jantung, tekanan darah, kortisol dan hormon lain saat menonton film kekerasan.

Para penulis studi menyimpulkan bahwa ini adalah bukti adanya perubahan neuroendokrin yang terkait dengan mekanisme pertahanan dan dibangkitkan oleh kekerasan film dan situasi konflik.

Baca Juga: 7 Aktivitas yang Bisa Mengurangi Mual saat Hamil


Larangan Nonton Film Horor saat Hamil Hanya Mitos

Tontonan Ibu Hamil dan Dampaknya Bagi Janin
Foto: Tontonan Ibu Hamil dan Dampaknya Bagi Janin (Freepik.com)

Banyaknya mitos hamil yang tak terhitung dan beragam.

Misalnya, ada yang mengatakan bahwa beberapa makanan yang dikonsumsi ibu hamil miliki selama kehamilan akan mempengaruhi kebiasaan makan bayi.

Ada juga yang mengatakan bahwa tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin terutama film horor akan memengaruhi penampilan fisik bayi dan meniadakan peran genetika sepenuhnya.

Tentu ini adalah mitos. Karena ini tidak memiliki pembenaran ilmiah apa pun dan sama sekali tidak berdasar.

Film horor, secara umum, bisa menjadi menaik-turunkan emosi seseorang, baik dia hamil atau tidak.

Oleh karena itu, efek film horor pada perempuan hamil sangat bergantung pada jumlah stres yang ditimbulkan oleh film tersebut padanya.

Faktanya, film apa pun yang memberi tekanan pada ibu hamil lebih baik dihindari.

Karena sudah dijelaskan bahwa tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin itu nyata adanya, karena terkait emosi dan stres yang ditimbulkan setelah menonton sesuatu.

Alasan utama dan mungkin satu-satunya mengapa menonton film horor tidak disarankan selama kehamilan adalah karena hal itu dapat menyebabkan stres pada ibu.

Stres pada ibu hamil dapat menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuhnya yang pada akhirnya dapat memengaruhi janin.

Jadi, jika Moms merasa tidak nyaman menonton film horor dalam keadaan normal, tentunya Moms juga harus menghindari menonton film horor saat hamil.

Namun, jika Moms menikmatinya dan menganggapnya sebagai pengalaman yang menyenangkan, ketika sebelum hamil, maka hal itu tidak akan berbahaya jika ditonton juga saat hamil.

Baca Juga: Tampil Fashionable Saat Hamil Ala Natalie Portman

Cari Cara Agar Tetap Bahagia walau Menghindari Beberapa Jenis Tontonan

Tontonan Ibu Hamil dan Dampaknya Bagi Janin
Foto: Tontonan Ibu Hamil dan Dampaknya Bagi Janin (Parentingfirstcy.com)

Jika Moms merasa bahwa tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin tidak ada, maka bebaskan diri Moms.

Siapa tahu itu justru cara Moms untuk bersenang-senang dan melupakan stres selama kehamilan.

Jika Moms tidak merasa terganggu dengan genre apapun, menontonlah dengan rileks . Biarkan hormon kebahagiaan meluncur deras.

Namun jika Moms masih ragu dan sedikit menyakini bahwa tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin memang sungguh terjadi.

Sebaiknya Moms harus mencari cara lain untuk membuat Moms tetap bahagia.

Moms bisa mencari judul film atau hiburan di televisi yang menyenangkan.

Moms bisa juga mencoba beberapa cara di bawah ini agar tetap rileks selama kehamilan.

1. Letakkan Gadget

Akan selalu ada pertanyaan yang terkait kesehatan kehamilan, tetapi informasi yang berlebihan tidak akan membantu.

Dapatkan informasi utama dari dokter dan cari hanya apa yang perlu diketahui.

2. Bersyukur

Salah satu cara terbaik untuk menghilangkan stres adalah dengan berfokus pada rasa syukur, karena ini mengurangi pusat stres di otak.

Apakah Moms bersyukur untuk bayi, pasangan, atau dapat tidur siang, terus pikirkan atau tulis apa yang Moms syukuri setiap hari.

3. Hilangkan Khawatir Berlebih

Semua kekhawatiran tidak hanya meningkatkan stres, tetapi juga dapat mentransfer kecemasan ke area lain dalam hidup.

“Khawatir juga dapat membebani seseorang secara fisik, membuat sakit dan nyeri saat hamil semakin parah.

Itu membuat emosi lebih intens,” kata Dr Elizabeth Lombardo, seorang psikolog klinis dan penulis buku Better Than Perfect (2014).

4. Olahraga

American Psychological Association menemukan bahwa olahraga dapat meningkatkan suasana hati, kemungkinan karena aliran endorfin yang didapatkan saat berkeringat.

Berolahraga 30 menit hampir setiap hari adalah yang terbaik.

5. Coba Visualisasikan Hal yang Menyenangkan

Bayangkan hanya hal-hal bagus saat santai atau meditasi. Ini akan menghapus sedikit demi sedikit kekhawatiran Moms.

“Sebagian besar ketakutan berasal dari pengalaman yang pernah dialami atau yang didengar berulang kali, seperti betapa sulitnya persalinan ibu Anda,” kata Dr. Catherine Shainberg, psikolog dan penulis buku Dream Birth (2014).

6. Fokus pada Bayi

Hormon stres dapat berpindah ke bayi. Jadi, semakin banyak emosi dan pikiran penuh kasih yang Moms miliki, akan semakin baik.

“Ini akan mengubah biokimia tubuh ibu dan ibu ingin bayi berada dalam lingkungan penuh cinta,” kata Elizabeth.

7. Lepaskan Ekspektasi

Jika Moms berharap melahirkan secara normal atau membuat makanan bayi buatan sendiri, maka itu hal yang bagus.

Bila keadaan tidak sesuai dengan yang diharapkan, jangan memaksakan diri.

Bersikaplah fleksibel dan terima bahwa hasil yang berbeda juga akan baik-baik saja.

8. Berdamailah dengan Diri

Alih-alih terpaku pada penambahan berat badan, stretch mark dan varises, ketahuilah bahwa perubahan ini bersifat sementara.

Hal yang penting adalah bagaimana Moms bereaksi saat ini.

"Anda mungkin tidak memiliki kendali atasnya, tetapi Anda selalu memiliki kendali atas reaksi emosional Anda," kata Elizaveth.

Kehamilan adalah tentang apa yang memberi Moms kesenangan dan membuat bahagia.

Jika merasa tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin sungguh mengganggu Mom, ,maka carilah aktivitas lain yang membuat lebih bahagia saat melakukannya.

Itu tadi informasi soal tontonan ibu hamil dan dampaknya bagi janin.

  • https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1256990/Unborn-babies-respond-mothers-mood-watches-movie-scientists-say.html
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19614873/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2846100/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb