Uretra: Fungsi, Letak, Anatomi serta Risko Penyakitnya
Uretra adalah tabung tipis yang menghubungkan kandung kemih untuk mengosongkan urine keluar dari tubuh.
Pada wanita dan pria, anatomi maupun panjang dari organ ini ternyata berbeda, lho, Moms!
Yuk kenali lebih lanjut tentang uretra mulai dari fungsi, anatomi, hingga kemungkinan penyakit yang bisa menyerangnya.
Baca Juga: 20 Manfaat Minyak Argan untuk Rambut, Kulit, dan Kesehatan
Perbedaan Fungsi Uretra Pria dan Wanita
Fungsi uretra yang utama adalah untuk pengeluaran urine dari kandung kemih.
Pada pria, fungsinya tidak hanya membawa urine.
Uretra pada pria juga berperan dalam mengalirkan sperma dari testis melalui saluran ejakulasi dan kemudian keluar dari penis saat ejakulasi.
Dengan demikian, uretra juga memiliki peran dalam reproduksi pada pria.
Sementara pada wanita, fungsinya hanya mengeluarkan urine saja. Uretra memiliki panjang yang berbeda antara pria dan wanita.
Uretra pria lebih panjang dari wanita karena harus melewati penis dan terlibat dalam pengaliran sperma.
Letak Uretra
Uretra adalah saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Letaknya berbeda pada pria dan wanita:
1. Pada Wanita
Uretra wanita relatif lebih pendek, sekitar 3-4 cm. Letaknya berada di antara klitoris dan vagina, tepat di atas lubang vagina.
2. Pada Pria
Uretra pria lebih panjang, sekitar 18-20 cm. Uretra ini memiliki fungsi ganda untuk mengeluarkan urin dan juga semen saat ejakulasi.
Uretra pria memanjang dari kandung kemih, melalui prostat, kemudian melalui penis, dan berakhir di ujung penis.
Perbedaan letak dan panjang uretra antara pria dan wanita ini juga mempengaruhi risiko infeksi saluran kemih, di mana wanita lebih rentan karena uretranya lebih pendek dan lebih dekat ke anus.
Baca Juga: Kencing Berbusa: Penyebab, Diagnosis, dan Langkah Mengatasinya
Anatomi Uretra Pria
Melansir laman Radiopaedia, uretra pria panjangnya sekitar 18-20 cm. Selain urine, uretra pria mengangkut air mani.
Air mani adalah cairan yang mengandung spermatozoa dan sekresi kelenjar seks.
Menurut klasifikasi terbaru, uretra pria jika dilihat secara anatomi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Uretra Prostat
Dimulai dari leher kandung kemih dan melewati kelenjar prostat.
Uretra bagian ini menerima saluran ejakulasi (mengandung spermatozoa dari testis dan cairan mani dari kelenjar vesikula seminalis) dan saluran prostat (mengandung cairan alkali).
Ini adalah bagian terluas dan paling dapat melebar dari organ tersebut.
2. Uretra Membranosa
Bagian ini melewati dasar panggul dan kantong perineum dalam.
Dikelilingi oleh sfingter uretra eksternal yang menyediakan kontrol untuk berkemih.
3. Uretra Penis (Bulbus)
Melewati bulbus dan corpus spongiosum penis, lalu berakhir di orifisium uretra eksterna (meatus).
Bagian ini menerima kelenjar bulbouretral di proksimal.
Kelenjar bulbouretral atau cowper adalah sepasang kelenjar kecil berbentuk bulat yang berada di ujung penis.
Ketika penis terangsang, kelenjar ini akan memproduksi cairan pelumas ketika seorang pria terangsang.
Di bagian kepala penis, uretra akan melebar.
Anatomi Uretra Wanita
Salah satu perbedaan uretra pria dan wanita adalah panjangnya. Pada wanita, uretra cenderung pendek sekitar 4 cm.
Ini dimulai di leher kandung kemih yang dikenal sebagai leher dan meluas ke bawah melalui area otot dasar panggul.
Sebelum mencapai lubang, urine melewati sfingter uretra. Ini adalah struktur otot yang membantu menahan urine di dalam tubuh sampai dikeluarkan.
Uretra membuka ke area antara labia minora atau bibir vagina. Nah, lubang dari organ ini terletak tepat di depan lubang vagina.
Organ ini juga dilapisi oleh selapis sel yang disebut epitel. Kelenjar di dalam uretra menghasilkan lendir.
Lendir ini membantu melindungi epitel terjadi kerusakan dari urine korosif.
Perlu diketahui, karena uretra wanita lebih pendek, maka risiko terkena infeksi saluran kemih (ISK) akan jauh lebih tinggi daripada pria.
Baca Juga: 18 Penyebab Sering Buang Air Kecil, Bisa Karena Stres!
Penyakit yang Sering Terjadi pada Uretra
Ada beberapa penyakit yang biasanya menyerang urethra, yaitu:
1. Uretritis
Uretritis adalah peradangan pada uretra. Ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti:
- Keinginan buang air kecil meningkat
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Tidak bisa menahan urine
- Urine keruh atau berbau busuk
- Darah dalam urine
- Nyeri panggul
Uretritis kerap muncul akibat penggunaan kateter. Kondisi ini juga bisa terjadi karena infeksi bakteri.
Terutama saat Moms atau Dads kurang bersih saat membersihkan vagina maupun penis pasca berkemih.
Pada wanita, jika Moms membersihkannya dari belakang ke depan, bakteri di anus bisa berpindah ke uretra.
Selain itu, infeksi menular seksual (IMS) juga bisa menyebabkan uretritis, seperti:
- Gonore
- Klamidia
- Virus herpes simpleks
Jika uretritis akibat pemasangan kateter bisa sembuh dengan sendirinya, uretritis akibat IMS memerlukan pengobatan antivirus atau antibiotik.
2. Striktur Uretra
Striktur adalah kondisi saat organ tersebut menyempit atau tersumbat.
Biasanya, laki-laki lebih sering terkena kondisi ini karena memiliki ukuran organ uretra yang lebih panjang.
Gejala striktur pada organ ini, meliputi:
- Penurunan aliran urine
- Nyeri saat buang air kecil
- Darah dalam urine
- Sakit perut
Cedera kerap kali menyebabkan striktur uretra, seperti kecelakaan atau pembedahan. Namun, penyakit menular seksual juga menyebabkannya.
Umumnya, operasi kecil bisa bantu atasi masalah satu ini.
3. Kanker Uretra
Kanker uretra adalah salah satu jenis keganasan yang terbilang jarang.
Kondisi ini dapat dengan cepat menyebar ke jaringan di sekitar kandung kemih dan vagina.
Ini mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun di tahap awal penyakit.
Namun, kanker uretra yang sudah parah bisa menyebabkan gejala berikut:
- Darah dalam urine
- Perdarahan atau keluarnya cairan dari uretra
- Keinginan kencing meningkat
- Aliran urine menurun
Tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker uretra. Namun, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
Berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkannya, yaitu:
- Usia yang lebih tua
- Riwayat kanker kandung kemih
- Peradangan kronis pada uretra, biasanya karena ISK atau penyakit menular seksual
Sama seperti kanker pada organ lainnya, pengobatannya umumnya terdiri dari operasi, kemoterapi, radiasi, atau kombinasi ketiganya.
4. Sindrom Uretra
Ini adalah kondisi yang punya gejala mirip dengan ISK. Namun, tidak disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Adapun gejala umum dari sindrom uretra adalah nyeri kronis pada panggul dan saluran kemih.
Gejala lainnya yaitu keinginan kencing meningkat dan rasa sakit saat buang air kecil. Dalam beberapa kasus, rasa sakitnya cukup konstan.
Adapun pengobatan rumahan yang bisa dilakukan misalnya dengan menghindari beberapa hal, seperti:
- Sabun dengan parfum
- Meredakan gejala
- Makanan asam
- Alkohol
- Kafein
5. Karunkel Uretra
Karunkel uretra adalah massa jinak yang ditemukan di organ tersebut, biasanya terjadi setelah menopause.
Dalam kondisi yang lebih parah, Moms mungkin akan mengalami rasa sakit saat buang air kecil atau berdarah dari uretra.
Karunkel yang cukup besar dapat diangkat melalui pembedahan.
Jika tidak, antiradang oles atau krim estrogen dapat membantu mengatasi gejalanya.
Baca Juga: Spermatogenesis, Proses Pembentukan Sperma yang Menentukan Keberhasilan Pembuahan
Pemeriksaan Uretra
Untuk mendiagnosis gangguan uretra, ada beberapa tes yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Sistoskopi
Sebuang tabung tipis (sistoskop) dengan kamera akan dimasukkan melalui lubang kemih, uretra, dan ke dalam kandung kemih.
Karena ada kamera di alatnya, dokter bisa melihat dengan jelas area bagian dalam organ tersebut.
2. Urethral Discharge Culture
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kapas ke ujung uretra untuk menentukan apakah ada infeksi atau tidak. Tes ini hanya dilakukan pada pria.
3. Urinalisis
Ini adalah pemeriksaan biokimia dan mikroskopis urine yang dapat mendeteksi infeksi dan peradangan.
4. USG Uretra
USG perlu dilakukan di daerah perut bawah untuk mendiagnosis beragam masalah di organ tersebut.
5. Uretrogram Retrograde
Digunakan paling banyak pada pasien pria yang mungkin menderita trauma, tes ini adalah rontgen kandung kemih dan uretra.
Ini dilakukan dengan zat kontras untuk melihat adanya penyumbatan atau penyempitan di uretra
Namun terkadang, sulit untuk mengetahui bagian mana rasa sakit di uretra berasal. Oleh karenanya, pemeriksaan menyeluruh perlu dilakukan.
Biasanya pemeriksaan yang dilakukan tergantung pada gejala yang dirasakan, apakah sakit saat buang air kecil, ejakulasi, atau gejala lainnya.
Baca Juga: 5 Cara Penularan HIV AIDS Menurut Studi, Bukan Hanya Seks Bebas!
Nah, itu dia Moms pembahasan lengkap mengenai uretra pria dan wanita serta berbagai penyakitnya.
Jangan lupa menjaga kebersihan organ intim dengan baik, ya!
- https://radiopaedia.org/articles/male-urethra?lang=us
- https://www.healthline.com/human-body-maps/female-urethra#anatomy-and-function
- https://www.britannica.com/science/urethra
- https://www.verywellhealth.com/urethra-anatomy-4842856
- https://teachmeanatomy.info/pelvis/viscera/urethra/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.