07 Juli 2023

Syok Anafilaksis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Karena sulit terdeteksi, tes alergi perlu dilakukan
Syok Anafilaksis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Foto: Freepik.com/cookie_studio

Dari berbagai jenis syok yang ada dalam dunia medis, syok anafilaksis merupakan salah satu yang cukup berbahaya.

Kondisi ini menyebabkan gangguan aliran darah dan penyerapan oksigen sehingga dapat menghasilkan sejumlah gejala, bahkan berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Syok anafilaksis dapat terjadi dalam hitungan menit setelah penderita terpapar oleh penyebab alergi (alergen).

Yuk, ketahui lebih jauh mengenail syok anafilaksis di bawah ini!

Baca Juga: Ibu Melahirkan Sendiri di Rumah tanpa Bantuan, Apakah Aman?

Apa Itu Syok Anafilaksis

Sesak Napas (Orami Photo Stock)
Foto: Sesak Napas (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stock)

Anafilaksis adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat.

Melansir SpringerPlus, reaksi ini akan mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis sehingga aliran darah ke seluruh jaringan tubuh terganggu.

Akibatnya, muncul gejala berupa sulit bernapas, bahkan penurunan kesadaran.  

Dalam kurun waktu 12 jam setelah syok pertama, syok anafilaksis berpotensi untuk kembali terjadi (biphasic anaphylaxis).

Perlu Moms ketahui bahwa seperti reaksi alergi lainnya, syok anafilaksis hanya dapat terjadi jika terpapar alergen yang memicunya.

Alergen adalah zat apapun yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi dalam tubuh seseorang.

Reaksi penyakit ini terjadi ketika sistem imun tubuh merespon alergen yang dianggap berbahaya secara berlebihan, sehingga mengakibatkan tekanan darah rendah tiba-tiba (syok).

Baca Juga: 5 Makanan Penyebab Kolesterol Tinggi, Salah Satunya Telur!

Gejala Syok Anafilaksis

Tangan Kram
Foto: Tangan Kram (dlife.com)

Anafilaksis merupakan reaksi alergi, maka gejala awalnya mirip dengan reaksi alergi ringan yang dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.

Namun, reaksi anafilaksis memerlukan perawatan medis dengan segera.

Berikut tanda-tanda atau gejala syok anafilaksis yang perlu Moms waspadai, yaitu:

  • Reaksi kulit, termasuk gatal-gatal, ruam, kulit memerah atau pucat
  • Tekanan darah turun drastis
  • Kesulitan bernapas, berbicara, dan menelan
  • Sensasi kesemutan di kulit kepala, mulut, tangan, atau kaki
  • Denyut nadi lebih cepat namun terasa lemah
  • Detak jantung yang cepat atau tidak normal
  • Mual, muntah, atau diare
  • Kram atau nyeri perut
  • Pusing atau pingsan
  • Kebingungan atau cemas
  • Pembengkakan pada wajah, kelopak mata, lidah, atau tenggorokan
  • Kulit membiru

Gejala di atas biasanya timbul dalam kurun waktu 5-30 menit setelah adanya reaksi terhadap alergen.

Jika reaksi yang muncul layaknya alergi ringan, diperlukan waktu hingga satu jam untuk menentukan bahwa reaksi tersebut adalah anafilaksis.

Jangan langsung memvonis reaksi sebagai alergi ringan atau normal.

Sebaiknya amati gejala dengan seksama karena reaksi dapat menjadi lebih hebat bahkan berubah cepat menjadi anafilaktik syok.

Baca Juga: Kenali Duck Syndrome atau Sindrom Bebek yang Membuat Orang Tampak Baik-Baik Saja

Penyebab Syok Anafilaksis

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (Medicalnewstoday.com)

Syok anafilaksis umunya disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas atau reaksi alergi yang parah.

Reaksi hipersensitivitas akan menyebabkan sistem imun bereaksi tidak normal atau berlebihan terhadap bahan atau zat tertentu (alergen).

Reaksi sistem imun yang berlebihan pada syok anakfilaksis akan menyebabkan gangguan aliran darah dan penyerapan oksigen pada seluruh organ tubuh.

Hal ini menyebabkan akan muncul sejumlah gejala dan keluhan. Jenis anafilaksis lainnya disebut reaksi anafilaktoid.

Reaksi yang bukan disebabkan oleh pelepasan antibodi alergi tetapi karena aktifitas olahraga (terutama kegiatan aerobik) dan zat kontras yang digunakan dalam pemindaian tertentu.

Jika pasien tidak memiliki alergi dan penyebab gejala tidak diketahui, kasus ini akan didiagnosis sebagai anafilaksis idiopatik.

Zat alergen pencetus reaksi anafilaksis yang umum antara lain:

  • Makanan seperti kacang-kacangan, susu, ikan, kerang, telur, dan beberapa jenis buah
  • Obat-obatan tertentu, seperti obat antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), obat pelemas otot, atau obat antikejang
  • Gigitan serangga terutama lebah
  • Agen kontras
  • Zat bius umum
  • Bahan lateks, biasanya pada sarung tangan karet atau kondom
  • Tanaman, seperti rumput atau serbuk sari bunga

Pada dasarnya, setiap orang bisa mengalami syok anafilaksis.

Namun, berikut beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko kondisi ini, yaitu:

  • Menderita asma atau alergi
  • Memiliki riwayat syok anafilaksis sebelumnya
  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat alergi atau syok anafilaksis

Baca Juga: 17 Jadwal Imunisasi Anak dari Usia 0–18 Tahun Menurut IDAI

Alergi Susu Menyebabkan Anafilaksis

Bayi Minum Susu (Orami Photo Stock)
Foto: Bayi Minum Susu (Orami Photo Stock)

Berdasarkan MayoClinic, alergi susu ternyata dapat menyebabkan anafilaksis atau reaksi alergi parah yang mengancam jiwa.

Bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami jenis syok ini.

Sebuah penelitian Journal of Asthma and Allergy, meneliti 213 reaksi anafilaksis di antara 192 anak dan melaporkan adanya tantangan tertentu dalam menetapkan diagnosis anafilaksis.

Penelitian menemukan bahwa, hanya 16,6 persen bayi yang diteliti memiliki pengukuran tekanan darah.

Selain itu, hanya 12,5 persen anak-anak yang lebih muda dari 3 tahun yang memiliki pengukuran tekanan darah dibandingkan dengan 90 persen pasien berusia 3 tahun dan lebih tua.

Gambaran klinis anafilaksis lainnya mungkin lebih sulit diidentifikasi pada kelompok usia-usia tersebut.

Hal ini karena ada beberapa gejala yang merupakan tanda pertumbuhan yang normal pada bayi, seperti disfagia dan air liur.

Karena tumbuh gigi menghasilkan air liur, tanda fisik ini mungkin tidak terdokumentasi atau mungkin dianggap tidak berhubungan dengan reaksi alergi.

Baca Juga: 10 Cara Diet Artis Korea, Ada Versi Jennie Blackpink!

Demikian pula, pruritus, tanda fisik pelepasan histamin, dapat muncul sebagai rasa gatal, yang mungkin juga tidak tercatat sebagai reaksi alergi.

Syok anafilaksis didiagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb