20 Mei 2023

Penyakit Arteri Perifer: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasinya

Jauhi risikonya dengan pola hidup sehat, ya!
Penyakit Arteri Perifer: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasinya

Foto: Orami Photo Stocks

Baik wanita atau pria, keduanya berisiko terkena penyakit arteri perifer.

Risikonya lebih tinggi pada ras tertentu.

Tidak semua penyakit arteri perifer disebabkan oleh aterosklerosis.

Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan mengingat gejala kondisi kesehatan dan gangguan arteri lainnya menyerupai gejala penyakit arteri perifer.

Baca Juga: 6 Penyebab Berbahaya Pembuluh Darah Pecah, Bisa Renggut Nyawa!

Penjelasan tentang Penyakit Arteri Perifer

Penjelasan tentang Penyakit Arteri Perifer
Foto: Penjelasan tentang Penyakit Arteri Perifer (ihealthspot.com)

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, penyakit arteri perifer (PAD) adalah kondisi yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah.

Pembuluh darah tersebut bertugas membawa darah dari jantung menuju kaki.

Penyumbatannya disebabkan oleh penumpukan plak lemak di arteri, yang disebut aterosklerosis.

PAD dapat terjadi di pembuluh darah mana pun, tetapi lebih sering dialami di kaki letimbang lengan.

Baca juga: Mengenal Vaskulitis, Penyakit Peradangan pada Pembuluh Darah

Gejala Penyakit Arteri Perifer

Kebanyakan pengidap penyakit ini hanya mengalami gejala ringan.

Beberapa dari mereka bahkan tidak mengalami gejala sama sekali.

Beberapa penderita lainnya mengeluhkan nyeri di bagian kaki saat berjalan.

Kondisi tersebut dikenal dengan sebutan klaudikasio.

Selain nyeri, klaudikasio disertai dengan gejala berupa nyeri otot atau kram di bagian kaki atau lengan.

Rasa nyerinya muncul ketika beraktivitas, tetapi akan menghilang dalam beberapa menit ketika beristirahat.

Lokasi rasa sakit yang muncul akan tergantung pada pembuluh arteri yang tersumbat.

Area tersebut umumnya terjadi pada betis.

Sama seperti penyakit lainnya, intensitas keparahan gejala penyakit arteri perifer tergantung pada tingkat penyakit yang dialami.

Dilansir dari Mayo Clinic, tanda dan gejala penyakit arteri perifer, meliputi:

  • Kram di salah satu atau kedua otot pinggul, paha, atau betis setelah aktivitas, seperti berjalan atau menaiki tangga.
  • Mati rasa atau kelemahan di bagian kaki.
  • Sensasi rasa dingin di telapak kaki ketimbang area tubuh lainnya.
  • Luka di jari kaki, kaki atau tungkai yang tidak kunjung membaik.
  • Perubahan warna pada kaki.
  • Rambut rontok atau pertumbuhan rambut yang lambat di bagian kaki
  • Pertumbuhan kuku kaki yang lebih lambat.
  • Kulit area kaki tampak mengkilap.
  • Tidak ada denyut nadi atau nadi yang melemah di bagian kaki.
  • Disfungsi ereksi pada pria.
  • Nyeri saat menggunakan lengan saat menulis atau aktivitas ringan lainnya.

Baca Juga: Sakit Flu Bisa Memicu Penyakit Jantung, Kok Bisa?

Jika penyakit arteri perifer berkembang, rasa sakit bisa dialami saat penderita sedang beristirahat atau berbaring.

Rasa sakitnya dinilai cukup intens, sehingga dapat mengganggu jam istirahat seseorang.

Untuk meredakan rasa sakit sementara, Moms bisa menggantungkan kaki di tepi tempat tidur atau berjalan kecil di sekitar kamar.

Kapan Penanganan Dokter Dibutuhkan?

Penyakit Arteri Perifer
Foto: Penyakit Arteri Perifer (health.clevelandclinic.org)

Ketika Moms mengalami nyeri kaki, mati rasa, atau gejala lain seperti yang telah disebutkan.

Jangan meremehkan dengan menganggap hal tersebut sebagai bagian normal dari penuaan.

Apalagi jika gejala muncul pada orang yang berusia di atas 65 tahun atau berusia di atas 50 tahun dengan riwayat diabetes atau merokok.

Seseorang berusia di bawah 50 tahun dan memiliki diabetes atau tekanan darah tinggi juga disarankan segera menemui dokter.

Lakukan pemeriksaan lengkap untuk mengatasi gejala yang muncul, serta mengetahui penyebab pasti dari gangguan kesehatan yang dialami.

Kondisi yang Menyebabkan Penyakit Arteri Perifer

Penyakit arteri perifer menjadi salah satu bentuk penyakit kardiovaskular yang mempengaruhi pembuluh darah.

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh timbunan lemak di dinding arteri pada kaki.

Timbunan lemak tersebut biasanya berasal dari kolesterol dan zat limbah lain yang tidak dikeluarkan dari dalam tubuh.

Penumpukan plak di dinding arteri memicu menyempit dan membatasi aliran darah menuju kaki.

Dilansir dari National Health Service UK, berikut ini kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer:

Baca Juga: Apa Perbedaan Sistem Peredaran Darah Besar dan Kecil? Yuk Cari Tahu!

Bagaimana Penyakit Arteri Perifer Didiagnosis?

Jika memiliki gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, dokter akan melakukan ankle brachial index (ABI).

Prosedur tersebut merupakan tes non-invasif yang dilakukan dengan mengukur tekanan darah di pergelangan kaki.

Setelah hasilnya diketahui, dokter akan membandingkannya dengan tekanan darah di lengan saat istirahat dan setelah berolahraga.

Selain itu, dokter melakukan tes pencitraan, seperti ultrasound, magnetic resonance angiography (MRA), dan computed tomographic (CT) angiography.

Baca Juga: Penyakit Katup Jantung: Gejala, Penyebab, dan Pilihan Pengobatannya

Langkah Pengobatan Penyakit Arteri Perifer

Penyakit Arteri Perifer
Foto: Penyakit Arteri Perifer (Orami Photo Stock)

Salah satu langkah efektif dalam mengatasi penyakit arteri perifer adalah perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

Selain itu, pengobatan ditunjang dengan konsumsi obat-obatan dan prosedur intervensi lain.

Melansir dari Cleveland Clinic, berikut ini perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan:

  • Berhenti merokok. Jika terlalu sulit, Moms bisa menanyakan kepada dokter tentang program berhenti merokok yang tersedia.
  • Olahraga. Mulailah program olahraga teratur dalam intensitas ringan, seperti berjalan kaki.
  • Kelola kondisi kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi.
  • Lakukan perawatan kaki dan kulit untuk mencegah infeksi dan menurunkan risiko komplikasi.
  • Lakukan diet sehat. Diet bukan hanya dapat menurunkan berat badan berlebihan saja, tetapi juga menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL.

Langkah terakhir adalah konsumsi makanan sehat bergizi seimbang.

Disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah kolesterol, lemak, juga natrium.

Batasi asupan lemak hingga 30 persen dari total kalori harian tubuh.

Jika sejumlah langkah tersebut dilakukan seiring dengan proses pengobatan yang berlangsung, persentase kesembuhan penderita menjadi semakin tinggi.

  • https://www.cdc.gov/heartdisease/PAD.htm#
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peripheral-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350557
  • https://www.nhs.uk/conditions/peripheral-arterial-disease-pad/
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17357-peripheral-artery-disease-pad

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb