20 Oktober 2022

Tubuh Anak Pendek, Apakah Pasti Akibat Stunting? Ini Jawabannya!

Anak pendek tak berarti stunting
Tubuh Anak Pendek, Apakah Pasti Akibat Stunting? Ini Jawabannya!

Stunting menyebabkan anak pendek. Namun, anak bertubuh pendek belum tentu mengalami stunting, lho.

Jadi, apabila Si Kecil bertubuh lebih pendek dibanding anak lain seusianya, Moms tak perlu buru-buru cemas.

Faktanya, tubuh anak pendek bisa terjadi akibat kondisi lainnya.

Yuk, Moms, pahami berbagai penyebab yang mendasari tubuh pendek pada anak. Cek di bawah ini, ya!

Baca Juga: Pentingnya Asupan Serat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

Anak Pendek, Apakah Selalu Stunting?

Mengukur Tinggi Badan Anak
Foto: Mengukur Tinggi Badan Anak (Frontiers)

Berdasarkan World Health Organization (WHO), stunting adalah kondisi tinggi badan yang rendah menurut usia.

Menurut Kemenkes RI, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama.

Kondisi stunting mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Nah, dilihat dari definisinya tersebut, salah satu ciri khas dari stunting adalah tubuh anak pendek.

Lantas, apakah anak pendek sudah pasti mengalami stunting?

Jawabannya adalah tidak, ya, Moms.

Mendiagnosis stunting pada anak tidak cuma dilihat berdasarkan kondisi tubuhnya yang pendek.

Faktanya, stunting pada anak baru bisa dideteksi setelah pemantauan secara rutin dengan melihat berat badan dan tinggi badan.

Hal-hal tersebut kemudian akan dibandingkan dengan kurva standar pertumbuhan anak dari WHO.

Si Kecil dikatakan stunting jika memiliki tinggi atau panjang badan menurut usia lebih dari 2 standar deviasi di bawah median kurva standar pertumbuhan anak WHO.

Di samping tubuh pendek, anak yang mengalami stunting juga umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tumbuh kembang lambat atau tidak sesuai anak lain seusianya
  • Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
  • Pubertas terlambat
  • Anak cenderung pendiam dan sulit melakukan kontak mata saat memasuki usia 8-10 tahun
  • Wajah anak tampak lebih muda dari usianya
  • Mudah terserang penyakit infeksi

Jadi, Moms dan Dads tidak bisa mendiagnosis stunting pada anak hanya dari tinggi badannya saja, ya.

Perlu pemeriksaan lebih lanjut dari dokter spesialis anak dan ahli gizi untuk mendapatkan diagnosis stunting yang paling tepat.

Baca juga: Mengenal Fungsi Hormon Somatotropin untuk Pertumbuhan Anak

Penyebab Anak Pendek Selain Stunting

Anak Pendek Gejala Stunting
Foto: Anak Pendek Gejala Stunting (Cleveland Clinic)

Secara umum, stunting dapat terjadi akibat faktor lingkungan.

Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan anak pendek karena stunting, di antaranya:

  • Gizi ibu yang tidak tercukupi sebelum dan saat masa kehamilan
  • Pemberian makanan untuk anak yang tidak memiliki gizi seimbang
  • Kebersihan lingkungan yang kurang baik
  • Anak sering terserang penyakit infeksi

Tidak menutup kemungkinan, stunting dapat juga disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal.

Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa stunting cenderung disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan harian alias malnutrisi.

Nah, untuk anak pendek yang bukan karena stunting, kondisi ini biasanya berkaitan dengan faktor keturunan atau genetik dari kedua orang tuanya.

Selain hal-hal tersebut, tubuh anak pendek juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan berikut ini:

1. Penyakit Genetik

Terdapat beberapa penyakit genetik yang dapat membuat anak memiliki perawakan pendek.

Penyakit genetik tersebut, misalnya sindrom Prader-Willi, sindrom Turner, dan sindrom Noonan.

2. Hormon Pertumbuhan

Hormon diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak di tengah otak.

Masalah medis kronis yang memengaruhi kelenjar hipofisis juga dapat mempengaruhi pertumbuhan.

Penyakit gastrointestinal yang mengganggu nutrisi, seperti penyakit radang usus dan penyakit celiac dapat pula mempengaruhi pertumbuhan.

Ada pula kondisi lain yang dapat mengganggu laju pertumbuhan anak, termasuk hipotiroidisme, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit imunologi, dan beberapa gangguan endokrin lainnya.

Berkaitan dengan banyaknya penyebab anak pendek, Si Kecil harus diperiksa dan dipantau secara berkala oleh dokter spesialis.

Hal tersebut bertujuan untuk memastikan penyebab tubuh pendek pada anak yang sebenarnya.

Baca juga: Diet Vegan, Amankah untuk Anak dalam Masa Pertumbuhan?

Apakah Anak Pendek Bisa Tumbuh Tinggi?

Aktivitas yang Merangsang Tinggi Anak
Foto: Aktivitas yang Merangsang Tinggi Anak (Freepik)

Kebanyakan anak perempuan berhenti tumbuh tinggi pada usia 14 atau 15 tahun.

Sementara itu, anak laki-laki akan berhenti tumbuh tinggi di usia 18 tahun.

Jadi, bisa atau tidaknya anak bertambah tinggi dapat dilihat dari rata-rata usia ini.

Selama belum mencapai usia tersebut, Moms dan Dads bisa merangsang pertumbuhan tinggi badan Si Kecil dengan beberapa cara berikut:

  • Sajikan makanan yang bergizi seimbang setiap hari, mulai dari sayur, buah, biji-bijian, kacang-kacangan, dan makanan tinggi protein
  • Lakukan latihan peregangan dan olahraga, seperti berenang, lompat tali, atau bergantung
  • Perbaiki postur tubuh agar anak tidak bungkuk
  • Tidur yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi hormon pertumbuhan Si Kecil

Penting bagi Moms dan Dads untuk memahami kondisi anak pendek dan penyebab yang mendasarinya.

Pasalnya, kasus stunting sering kali tidak terdeteksi, karena orang tua menganggap tubuh anak yang pendek merupakan faktor genetik.

Untuk itu, saat mengetahui bahwa pertumbuhan Si Kecil tidak sesuai dengan anak lain seusianya, Moms sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Hal ini penting untuk memastikan, apakah tubuh anak pendek diakibatkan oleh stunting atau kondisi lainnya.

Baca juga: 10 Nama-nama Gerakan Olahraga Anak SD untuk Latih Ketangkasan, Kelenturan, dan Kekuatannya

Yuk, pantau berat badan, tinggi badan, hingga lingkar kepala Si Kecil sesuai dengan usianya, dengan tools Pertumbuhan dari Orami Apps.

Fitur ini akan memudahkan para orang tua untuk memastikan buah hati tumbuh sehat sekaligus dapat mendeteksi gangguan pertumbuhan sejak dini.

  • https://rsudmangusada.badungkab.go.id/promosi/read/102/stunting
  • http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf
  • http://p2ptm.kemkes.go.id/post/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi
  • https://www.who.int/health-topics/malnutrition#tab=tab_1
  • https://www.yalemedicine.org/conditions/short-stature-child
  • parents.com/kids/development/physical/when-do-boys-stop-growing/
  • https://parenting.firstcry.com/articles/top-8-ways-to-increase-height-in-children/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb