Perlukah Pakai Baby Walker? Pahami Dulu Risikonya Moms
Moms mungkin sudah pernah dengar baby walker sebelumnya.
Sesuai dengan namanya, alat ini memang ditujukan untuk melatih bayi belajar berjalan.
Namun, apakah penggunaan baby walker itu aman atau justru berbahaya untuk Si Kecil? Sebelum beli bahkan pakai, coba cari tahu jawaban lengkapnya di sini, Moms!
Apa Itu Baby Walker?
Baby walker adalah alat bantu yang memang dirancang untuk membantu bayi belajar berjalan.
Alat ini memiliki dudukan atau kursi gantung guna menahan tubuh bayi bagian bawah, dilengkapi meja kecil di bagian depan yang berisi mainan.
Ada juga roda di bagian bawah baby walker, Moms. Roda pada alat ini bertujuan untuk membantu bayi berjalan.
Karena saat ia menggerakkan kakinya, baby walker ikut bergerak sehingga Si Kecil pun bisa berjalan.
Melansir dari Cleveland Clinic, baby walker bisa mulai digunakan bayi sekitar usia 5-15 bulan.
Selain itu, alasan utama lainnya mengapa para orang tua memilih memberikan alat ini yakni untuk membuat Si Kecil lebih tenang dan senang.
Jadi, saat anak rewel dan ingin terus ditemani sedangkan orang tuanya sedang sibuk, ia bisa lebih anteng bermain dengan baby walker-nya.
Perlukah Anak Pakai Baby Walker?
Faktanya, Moms dan Dads tidak perlu memberikan baby walker untuk Si Kecil. Terlebih lagi, ternyata manfaat alat ini tidak setara dengan fungsinya, lho!
Sebab pada dasarnya, penggunaan baby walker justru lebih besar menimbulkan risiko daripada memberikan manfaat untuk bayi.
Bila Moms sebelumnya berpikir untuk membeli baby walker sebagai alat bantu jalan Si Kecil, sekarang sebaiknya pertimbangkan kembali hal ini.
Risiko Pakai Baby Walker
Tujuannya memang baik, yakni agar Si Kecil lebih cepat dan lancar berjalan.
Bahkan, ditambah lagi, buah hati Moms dan Dads mungkin jadi lebih tenang dan tidak rewel.
Padahal nyatanya, ada beberapa bahaya baby walker yang sebaiknya Moms pertimbangkan.
1. Anak Berisiko Terluka
Mengutip dari Harvard Health Publishing, menurut penelitian dalam jurnal Pediatrics, ada lebih dari 230.000 anak usia kurang dari 15 bulan yang dirawat di Amerika Serikat.
Pasalnya. mereka mengalami cedera akibat menggunakan baby walker.
Sebagian besar cedera tersebut terjadi karena anak jatuh dari tangga saat pakai baby walker, kemudian menimbulkan luka di kepala dan leher yang cukup serius.
Tak hanya itu, anak yang dibiarkan menggunakan alat tersebut juga berisiko:
- Terjepit
- Kejatuhan benda dari atas meja karena meja tersebut tertabrak oleh baby walker
- Mengambil benda berbahaya yang seharusnya ada di luar jangkauan Si Kecil
Semua hal ini berisiko terjadi karena orang tua maupun penjaga yang ada di sekitar anak tidak memerhatikan saat ia sedang bermain dengan baby walker.
Dengan kata lain, anak dibiarkan bermain dengan alat bantu tersebut supaya orang tua atau penjaganya bisa melakukan kegiatan lain.
Padahal, hal ini justru berisiko membuat anak berada di luar pengawasan, sehingga tidak terlihat bila ia berada dalam bahaya.
2. Tidak Melalui Fase Perkembangan Sesuai Seharusnya
Berdasarkan bahaya baby walker yang pertama tadi, bukan berarti penggunaan alat tersebut jadi lebih aman bila tetap dalam pengawasan orang tua dan pengasuh.
Sebab sebenarnya, alat bantu tersebut juga tidak cukup baik karena anak belum tentu jadi lebih cepat berjalan.
Normalnya, berikut tahapan atau tonggak perkembangan yang seharusnya dilalui bayi dalam prosesnya belajar berjalan:
- Berguling
- Duduk
- Merangkak
- Mengangkat tubuhnya untuk berdiri
- Bergerak di lantai atau alas untuk melatihnya sampai mahir berjalan
Melihat dari tahapan perkembangan di atas, seharusnya bayi melalui fase yang cukup panjang sebelum mampu berjalan.
Ini karena fase merangkak dapat membantu bayi melatih tangan, bahu, panggul, dan lututnya untuk menumpu beban agar saat berjalan nanti ia sudah lebih mahir.
Tak hanya itu Moms, Si Kecil pun perlu menghabiskan banyak waktu untuk bergerak di lantai atau alas, guna melatih kemampuan motorik agar bisa berjalan.
Sementara bila menggunakan alat bantu jalan, fase tersebut bisa saja terlewati.
Intinya, penggunaan baby walker berisiko menghambat atau menunda bayi dalam meraih fase-fase perkembangan penting tersebut.
Semakin banyak waktu yang dihabiskan bayi dengan alat bantu jalannya, semakin banyak pula waktu yang tertunda sampai ia mampu mencapai tonggak perkembangannya.
3. Tidak Membuat Anak Cepat Berjalan
Gerakan berjalan yang dibantu baby walker dengan anak berlatih jalan sendiri sesuai fase perkembangan bisa sangat berbeda.
Ini karena saat menggunakan alat bantu jalan, Si Kecil tidak menggunakan otot-otot tubuhnya dengan baik.
Ia justru mengandalkan jari-jari kaki tanpa tahu caranya berlatih menggunakan otot-otot kakinya untuk mampu berdiri dan bergerak dengan benar.
Ketika tidak menggunakan baby walker, otak anak sudah tertanam cara berjalan dengan mengandalkan jari-jari kakinya.
Hal inilah yang menyulitkan mereka untuk berjalan dengan lancar.
Alhasil, anak mungkin mampu berjalan, tapi di waktu yang lebih lambat daripada anak lain yang tidak menggunakan babywalker.
Adakah Baby Walker yang Aman Sesuai Rekomendasi Dokter?
Dokter umumnya tidak menganjurkan penggunaan babywalker dengan alasan apa pun.
Jadi, sebenarnya tidak ada baby walker yang aman maupun yang direkomendasikan oleh dokter anak.
Sebab, tetap ada bahaya atau risiko di balik penggunaan alat bantu jalan ini.
Sementara bila Moms tetap ingin mencoba babywalker, sekarang sudah banyak tempat-tempat yang menyediakan penyewaan alat bantu jalan ini.
Selain bisa mendapatkan babywalker murah, jangka waktu pemakaian juga tidak terlalu lama, sehingga Si Kecil tidak berisiko bergantung pada alat ini.
Meski babywalker bukanlah pilihan yang terbaik untuk mengajarkan anak berjalan, beberapa pilihan alat bantu ini bisa Moms pakai sementara bila memang membutuhkannya.
Panduan Memilih Baby Walker
Memilih baby walker untuk bayi memerlukan pertimbangan yang matang agar aman dan nyaman. Berikut beberapa tips dalam memilih baby walker:
1. Utamakan Keamanan
Pilih baby walker yang memiliki sertifikasi keamanan.
Pastikan terdapat rem atau mekanisme pengunci yang mencegah baby walker bergerak tanpa kendali.
2. Bantalan yang Nyaman
Perhatikan bantalan tempat duduknya. Pilih yang empuk dan mudah dibersihkan. Pastikan juga ada penopang yang baik agar bayi merasa nyaman saat duduk.
3. Desain yang Stabil
Pilih baby walker dengan desain dasar yang lebar agar lebih stabil dan mengurangi risiko terguling. Hindari baby walker yang terlalu ringan.
4. Fitur Pengaturan Ketinggian
Pastikan baby walker memiliki fitur pengaturan ketinggian yang dapat disesuaikan seiring pertumbuhan bayi.
5. Roda yang Berkualitas
Roda harus bergerak dengan lancar dan bisa dikunci.
Periksa apakah roda tersebut cocok untuk berbagai jenis permukaan di rumah.
6. Tidak Terlalu Banyak Mainan
Mainan pada baby walker sebaiknya tidak terlalu banyak dan tidak mengalihkan perhatian bayi terlalu lama dari kegiatan berjalan.
7. Bahan yang Aman
Pastikan baby walker terbuat dari bahan yang aman, bebas dari bahan beracun, seperti BPA, dan tidak memiliki bagian yang tajam atau bisa membahayakan bayi.
8. Ringan Namun Kokoh
Baby walker yang terlalu berat bisa membuat bayi kesulitan bergerak, sementara yang terlalu ringan bisa tidak stabil. Pilih yang memiliki bobot sedang dan stabil.
9. Mudah Dilipat dan Disimpan
Jika ruang di rumah terbatas, pilih baby walker yang mudah dilipat dan disimpan.
Produk Baby Walker
Karena harus waspada terhadap risikonya, jika membeli produk berikut ini, Moms harus selalu awasi Si Kecil, ya!
1. Sugarbaby Walker Table 10 in 1 Coco Friends
Babywalker yang satu ini punya 2 mode, yakni push walker (didorong) dan activity table (jadi meja bermain).
Selain jadi alat bantu yang menopang saat SI Kecil belajar berjalan, babywalker ini juga dirancang untuk melatih motorik halus anak karena dilengkapi banyak mainan.
2. Spacebaby By Pacific SB-507
Berbeda dengan tadi, babywalker dari Spacebaby ini tidak didorong, melainkan ditumpangi oleh bayi dan bisa berjalan karena dilengkapi roda di bagian bawahnya.
Kelebihannya, alat bantu jalan ini bisa dilipat sehingga mudah disimpan saat tidak digunakan.
Namun kembali lagi, pertimbangan untuk pakai babywalker perlu Moms pikirkan matang-matang.
Karena alat ini punya berbagai risiko. Salah satunya memperlambat kemampuan berjalannya.
Secara tidak langsung, Si Kecil juga bisa merasa bergantung dengan alat ini bila ingin berjalan dengan lancar.
Padahal sebaliknya, tanpa alat ini pun Si Kecil tetap bisa mengoptimalkan kemampuan otot-ototnya untuk berlatih berjalan.
Melansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia sebaiknya baby walker dilarang digunakan pada bayi-bayi yang baru belajar berjalan.
Jika terpaksa digunakan harus mendapat pengawasan yang ketat dari orang tua.
Karena mungkin saja Moms memang membutuhkannya bukan untuk melatih jalan anak, melainkan untuk sekadar anak dapat tenang sejenak.
Itu dia Moms, penjelasan mengenai baby walker.
Jika Moms masih merasa bingung, apakah perlu menggunakan baby walker atau tidak, bisa langsung konsultasikan ke dokter, ya!
- https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/baby-walker-safety.aspx
- https://health.clevelandclinic.org/are-infant-walkers-safe/
- https://www.health.harvard.edu/blog/parents-dont-use-a-baby-walker-2018092714895
- https://kidshealth.org/en/parents/products-walkers.html
- https://www.pregnancybirthbaby.org.au/baby-walkers
- https://publications.aap.org/pediatrics/article/142/4/e20174332/37420/Infant-Walker-Related-Injuries-in-the-United
- https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/penggunaan-baby-walker
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.