
Dry ice adalah es kering dibuat dari bahan karbondioksida yang berbentuk padat dengan titik beku sekitar 78 derajat Celsius.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan, dry ice dapat mengalami proses sublimasi dimana sebuah padatan berubah menjadi gas.
Biasanya, es kering digunakan sebagai asap di panggung untuk memberikan efek dramatis dalam suatu penampilan.
Dari sisi makanan, jenis es ini juga dapat digunakan untuk mengawetkan makanan beku jika tidak ada lemari es atau pendingin eletrik.
Di samping manfaatnya, ternyata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan dry ice.
Simak selengkapnya berikut ini, Moms!
Baca Juga: Memahami Myasthenia Gravis pada Anak, Berikut Penjelasannya
Foto: Bentuk Dry Ice (Orami Photo Stocks)
Sebelum mulai menggunakannya, cari tahu dulu fakta tentang dry ice berikut ini, Moms!
Dry ice pertama kali ditemukan pada 1835 oleh Charles Thilorier, ahli kimia asal Perancis.
Penemuan itu berawal saat ia membuka tutup silinder berisi karbondioksida cair.
Saat itu, dia mengamati bahwa sebagian besar karbondioksida menguap dan menyisakan es kering di dalam wadah.
Sejak saat itu, selama 60 tahun berikutnya para ilmuan terus meneliti mengenai es kering ini.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dry ice paling sering dimanfaatkan oleh para pelaku industri hiburan dan makanan.
Di industri hiburan, karbondioksida padat ini digunakan sebagai asap di atas panggung teater atau acara serupa untuk menambahkan kesan dramatis.
Sementara pada industri kuliner, karbondioksida padat ini digunakan untuk mengawetkan makanan beku agar tidak rusak saat dibawa dalam perjalanan.
Baca Juga: Serba Mewah, Ini Makna Pakaian Adat Sumatera Selatan Aesan Gede dan Pak Sangkong
Walaupun jarang digunakan, dry ice dapat menambah rasa pada makanan lho, Moms.
Karena saat dikombinasikan dengan air, dry ice akan menciptakan rasa asam pada makanan.
Rasa asam tersebut disebabkan karena terbentuknya karbonat encer yang terkena air.
Pada umumnya, es akan mengambang jika dimasukan ke dalam air.
Namun, tidak demikian dengan dry ice.
Karbondioksida padat ini memiliki massa yang lebih berat dibandingkan air.
Jadi, saat Moms memasukannya ke dalam air, dia akan tengggelam.
Hal ini dapat terjadi karena karbondioksida dapat larut dalam air dan lebih berat dari udara.
Baca Juga: Sebabkan Cedera, Simak Bahaya Baby Walker dan Alternatif yang Lebih Aman untuk Si Kecil
Foto: Dry Ice di dalam Mangkuk (Orami Photo Stocks)
Pada dasarnya, dry ice memang tidak berbahaya.
Namun, ada potensi bahaya yang perlu diperhatikan jika es kering disimpan di tempat dengan ventilasi buruk.
Hal tersebut dapat memicu masalah pada tubuh karena menghirup karbondioksida dalam jumah yang berlebihan.
Studi dalam jurnal Taxicological Reviews menyebutkan, terlalu banyak menghirup karbondioksida dapat menyebabkan peningkatan laju pernapasan, takikardia, aritmia jantung, hingga gangguan kesadaran.
Jika Moms menghirup karbon dioksida dengan konsentrasi lebih dari 10%, hal ini dapat menyebabkan kejang, koma, bahkan fatalnya kematian.
Selain itu, Moms juga harus diwaspadai risiko dan bahaya dry ice seperti berikut:
Frostbite adalah cedera yang disebabkan oleh pembekuan kulit dan jaringan di bawahnya.
Pada tahap awal radang dingin, yang dikenal sebagai frostnip, tidak ada kerusakan permanen pada kulit.
Gejalanya meliputi kulit terasa dingin disertai sensasi ditusuk-tusuk, diikuti oleh mati rasa dan kulit yang meradang atau berubah warna.
Kondisi ini dapat terjadi jika Moms terlalu lama memegang dry ice dengan tangan kosong.
Saat Moms memegang karbondioksida dingin tanpa pelindung, aliran darah pada tubuh akan terganggu akibat suhu dingin ekstrem dari es kering.
Jika Moms mengalami frostbite, sebaiknya segera mencari suhu hangat agar aliran darah kembali lancar.
Apabila kondisinya memburuk, segera pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Baca Juga: 9+ Manfaat Batu Germanium, Bisa Mengencangkan Kulit
Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga yang paling fatal bisa memicu kematian.
Salah satu penyebab asfiksia adalah terlalu banyak menghirup gas karbondioksida.
Seperti yang diketahui, dry ice dapat berubah menjadi gas karbondioksida beracun.
Jika Moms menghirupnya di dalam ruangan tanpa ventilasi, hal ini dapat memicu kekurangan oksigen atau asfiksia.
Gejala asfiksia diliputi sakit kepala, pusing, sesak napas, pingsan, dan kejang.
Seseorang yang terkena asfiksia akan terlihat lemas, pucat, hingga kebiruan di bibir dan kuku atau sianosis.
Journal of Forensic Sciences menjelaskan, paparan gas berbahaya dalam jumlah tinggi di ruang tertutup dan gejala sisa telah digambarkan sebagai 'Sindrom Hipoksia Ruang Terbatas' (CSHS).
Jika mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter ya Moms.
Semakin cepat ditangani, semakin rendah pula risiko komplikasi yang bisa terjadi akibat asfiksia.
Bahaya dry ice yang juga perlu diwaspadai adalah cedera karena ledakan.
Hal ini karena karbondioksida yang disimpan dalam wadah tertutup dapat meningkatkan tekanan udara di dalam wadah tersebut dan akhirnya memicu ledakan.
Potongan dry ice yang dihasilkan dari ledakan tersebut dapat menyebabkan luka pada orang-orang yang ada di lokasi.
Jadi, perhatikan baik-baik penyimpanan dry ice untuk menghindari risiko ledakan, ya Moms.
Baca Juga: 7 Manfaat Es Batu untuk Wajah dan Cara Penggunaannya
Foto: Bentuk Dry Ice (Subzeroiceservices.com)
Produk makanan dan minuman yang mudah rusak perlu disimpan dalam suhu rendah agar bisa bertahan lama.
Namun, jika tidak ada mesin pendingin mekanis, maka diperlukan dry ice atau es kering untuk menjaga ketahanan makanan.
Satu balok es besar dapat mendinginkan selama 24 jam dalam pendingin berventilasi.
Karena terbuat dari gas karbondioksida cair yang telah dibekukan hingga suhu yang sangat rendah -625 celcius, suhu es kering ini sangat dingin.
Hal ini memungkinkan produk beku yang dikemas tetap dalam keadaan beku untuk waktu yang lama.
Oleh karena itulah, penggunaan dry ice untuk makanan seperti es krim sangatlah penting.
Baca Juga: 7+ Resep Es Krim Rumahan yang Pasti Disukai Keluarga
Keuntungan lain yang dimiliki dry ice dibandingkan es biasa adalah dalam penyimpanan dan transportasi makanan.
Es kering akan mennyublim menjadi gas.
Hal ini akan membuat wadah tetap bebas dari air, bahkan setelah beberapa jam penyubliman.
Selain itu, masih ada beragam manfaat dry ice lainnya, antara lain:
Baca Juga: Mengenal Tabel Menstruasi, Cara untuk Mengetahui Siklus Haid
Foto: Cara Menggunakan Dry Ice (Orami Photo Stock)
Jika Moms ingin menghindari bahaya dari penggunaan dry ice, sebaiknya ikuti langkah-langkah berikut ini:
Jika ingin menggunakan dry ice, perhatikan jumlah dan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
Terlalu lama menyimpan karbondioksida kering dengan cara yang tidak benar justru akan berbahaya, lho Moms.
Saat akan menggunakan dry ice, sebaiknya gunakan pelindung seperti sarung tangan, kacamata, dan pelindung wajah.
Hal ini penting dilakukan ketika Moms memegang atau memotong es kering untuk menghindari cedera atau risiko efek samping.
Karena dapat memberikan tekanan yang tinggi, sebaiknya simpan dry ice di wadah yang terbuka.
Hal ini dapat menekan bahaya yang disebabkan oleh karbondioksida kering.
Baca Juga: Mengenal Batu Andesit, Batu Alam Kokoh untuk Mempercantik Tampilan Rumah
Itulah penjelasan mengenai dry ice yang perlu Moms perhatikan. Jauhkan es kering ini dari jangkauan anak-anak, ya Moms!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.