24 Desember 2022

Obat Batuk Epexol: Manfaat, Dosis, hingga Efek Samping yang Perlu Diketahui

Baca label kemasan sebelum dikonsumsi, ya
Obat Batuk Epexol: Manfaat, Dosis, hingga Efek Samping yang Perlu Diketahui

Epexol termasuk ke dalam jenis obat batuk yang diproduksi oleh Sanbe Farma. Jenis obat ini tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan lain-lain.

Di dalamnya mengandung ambroxol yang berfungsi untuk mengencerkan dahak.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini fungsi, dosis, dan efek samping penggunaan epexol.

Fungsi Obat Epexol dalam Mengencerkan Dahak

Batuk
Foto: Batuk (Orami Photo Stock)

Epexol diindikasikan untuk perawatan bronkitis kronis atau penyakit pernapasan lain yang terkait dengan lendir kental atau berlebihan.

Selain itu, obat ini umumnya digunakan untuk mengatasi penyakit saluran pernapasan akut dan kronis, terutama pada penderita asma.

Epexol juga mampu menunjang perawatan sebelum dan sesudah operasi, dan perawatan intensif untuk menghindari komplikasi paru.

Obat ini bekerja dengan mengencerkan dahak, sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tenggorokan saat batuk.

Selain mengencerkan dahak, obat ini memicu pipa saluran pernapasan lebih terbuka dan terasa lega.

Baca juga: 17 Manfaat Daun Pepaya untuk Obat Tradisional

Dosis dan Cara Penggunaan Epexol

Epexol
Foto: Epexol (Farmaku.com)

Epexol merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga takaran konsumsinya harus sesuai dengan anjuran dokter.

Hal tersebut dikarenakan, masing-masing penderita memiliki dosis penggunaan yang berbeda, tergantung pada penyakit, berat badan, dan seberapa parah kondisi.

Berikut ini dosis yang dianjurkan:

1. Obat dalam Bentuk Cair atau Sirup

  • Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 10 mililiter 3 kali sehari, selama 2-3 hari pertama. Kemudian, 10 mililiter 2 kali sehari atau 5 mililiter 3 kali sehari.
  • Anak-anak berusia 6-12 tahun: 5 mililiter, 2-3 kali sehari.
  • Anak-anak berusia 2-5 tahun: 2,5 mililiter, 3 kali sehari.
  • Anak-anak di bawah 2 tahun: 2,5 mililiter, 2 kali sehari.

2. Obat dalam Bentuk Tablet

  • Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 1 tablet, 3 kali sehari selama 2-3 hari. Obat kemudian dilanjut dengan dosis 1 tablet, 2-3 kali sehari.
  • Anak-anak berusia 6-12 tahun: ½ tablet, 2-3 kali sehari.

3. Obat Tetes Bayi

  • Anak berusia 13-24 bulan: 1,25 mililiter, 2 kali sehari.
  • Anak berusia 7-12 bulan: 1 mililiter, 2 kali sehari.
  • Anak berusia 6 bulan: 0,5 mililiter, 2 kali sehari.

Kembali lagi diingatkan, konsumsi obat atas petunjuk dan anjuran dokter, ya!
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celsius. Lindungi obat dari cahaya dan suhu panas yang berlebihan.

Baca juga: 9 Obat Kolesterol Anjuran Dokter, Catat!

Interaksi Epexol yang Perlu Diketahui

Ketika Moms mengonsumsi pil kontrasepsi, epexol dapat menurunkan keefektivitasan obat tersebut.

Penggunaan obat juga tidak bisa dibarengi dengan antibiotik, termasuk aminoglikosida, sefalosporin, sikloserin, vankomisin, dan rifampisin.

Selain itu, hindari menggunakan epexol dengan makrolida, kloramfenikol, lincosamides, tetrasiklin, dan sulfonamid.

Penggunaan obat juga tidak bisa dibarengi dengan amoxicillin, karena dapat meningkatkan efek antikoagulan.

Hal tersebut secara tidak langsung dapat menghambat mikroflora usus, mengurangi sintesis vitamin K, dan indeks protrombin.

Penggunaannya dengan amoxicillin juga dapat menurunkan keefektivitasan obat.

Ketika digunakan dengan obat jenis probenesid, diuretik, allopurinol, fenilbutazon, dan NSAID, dapat disertai dengan peningkatan konsentrasi obat dalam plasma darah.

Penggunaannya dengan antasida, glukosamin, pencahar, dan aminoglikosida, dapat memperlambat dan mengurangi atau meningkatkan penyerapan obat.

Efek Samping Epexol

Pusing
Foto: Pusing (Orami Photo Stock)

Sama seperti obat lainnya yang memiliki efek samping setelah penggunaan pada beberapa pemakai.

Dilansir dari Ndrugs, berikut ini efek samping epexol yang perlu diperhatikan:

  • Reaksi alergi, seperti urtikaria, eritema, konjungtivitis, demam, nyeri sendi, eosinofilia, dan syok anafilaksis (dalam kasus yang jarang terjadi).
  • Efek samping yang terkait dengan efek kemoterapi: perkembangan superinfeksi, terutama pada penderita penyakit kronis.
  • Penggunaan jangka panjang dalam dosis tinggi: pusing, ataksia, kebingungan, depresi, dan kejang-kejang.
  • Jika dikombinasikan dengan metronidazol: mual, muntah, anoreksia, diare, sembelit, stomatitis, reaksi alergi, dan nefritis interstisial.
  • Jika dikombinasikan dengan asam klavulanat: penyakit kuning, hepatitis, eritema multiforme, nekrolisis epidermal toksik, dan dermatitis eksfoliatif.

Baca juga: 6 Fakta Seputar Qusthul Hindi, Obat Herbal Sejuta Manfaat

Penggunaannya harus sesuai dan tidak boleh dibarengi dengan obat lainnya tanpa izin dari dokter, ya.

  • https://www.tabletwise.net/indonesia/epexol-tablet
  • https://www.ndrugs.com/?s=epexol#doctor_side%20effects
  • https://www.gmedication.com/?s=epexol

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb