18 Juli 2022

Waspada Kondisi Granuloma Umbilikalis, Bisa Sebabkan Si Kecil Infeksi!

Meski tak berbahaya, tapi Moms perlu waspada karena bisa menyebabkan infeksi
Waspada Kondisi Granuloma Umbilikalis, Bisa Sebabkan Si Kecil Infeksi!

Menurut American Pediatric Surgical Association (APSA), granuloma umbilikalis terjadi pada sekitar 1 dari 500 bayi di seluruh dunia.

Meskipun umumnya tidak berbahaya bagi bayi, tetapi kondisi ini dapat berisiko menyebabkan infeksi.

“Granuloma umbilikalis adalah jaringan yang terbentuk di pusar, setelah tali pusat lepas. Umumnya, setelah tali pusat lepas maka kulit akan mengalami proses penyembuhan dan menutup. Namun pada beberapa bayi, jaringan di area tersebut tidak segera menutup. Kondisi inilah yang disebut granuloma umbilikalis,” jelas dr. Caessar Pronocitro, Sp. A, M.Sc, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Lalu, apa ya yang menjadi penyebabnya dan bagaimana gejala granuloma umbilikalis pada bayi? Simak selengkapnya, Moms.

Baca Juga: Mengenal Fenilketonuria, Kelainan Genetika Langka pada Bayi Sejak Lahir

Granuloma Umbilikalis pada Pusar Bayi

gejala granuloma umbilikalis
Foto: gejala granuloma umbilikalis

Foto: pusar bayi (parenting.firstcry.com)

Jika tidak disertai dengan kemerahan, pembengkakan atau demam, namun Moms melihat cairan kuning kehijauan yang konstan dari pusar bayi setelah tali pusatnya lepas, bisa jadi itu gejala granuloma umbilikalis.

“Granuloma umbilikalis akan terlihat seperti nodul kecil, jaringan merah muda tempat keluarnya cairan,” jelas Dr. David Perlstein dari E-Medicine Health.

Gejala tambahan lainnya termasuk adanya lendir yang lengket di sekitar nodul dan iritasi ringan pada kulit di sekitar pusar.

Karena granuloma terhubung ke lubang pusar, infeksi dapat menyebar dengan cepat.

Bayi dengan granuloma umbilikalis yang sudah terinfeksi biasanya menunjukkan seperti demam, merasakan sakit atau tidak nyaman ketika pusar atau jaringan di sekitarnya disentuh.

Selain itu, juga terjadi peningkatan pembengkakan, kemerahan di area pusar, dan disertai dengan keluarnya nanah dari ganuloma.

Baca Juga: Mengenal Craniosynostosis, Kelainan Tulang Tengkorak pada Bayi

Tidak Disebabkan Oleh Kualitas Perawatan atau Kondisi Medis

gejala granuloma umbilikalis
Foto: gejala granuloma umbilikalis

Foto: bayi baru lahir (todaysparent.com)

Granuloma umbilikalis merupakan kelainan jinak yang umum terjadi pada bayi berusia 0-28 hari (neonatus).

Biasanya, ditandai dengan jaringan granulasi berlebih di pangkal umbilikus setelah pemisahan tali pusat, menurut jurnal National Umbilical Mass yang dipublikasikan pada US National Library of Medicine National Institutes of Health.

Sementara dalam laman Medical News Today dikatakan bahwa, pasti granuloma umbilikalis masih belum diketahui. Bahkan, kondisi ini tidak terkait dengan kualitas perawatan yang diterima bayi atau kondisi medis lainnya.

Namun, granuloma umbilikalis lebih mungkin untuk berkembang jika tali pusat bayi masih belum terlepas dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.

Baca Juga: Perut Bayi Bunyi, Tanda Lapar atau Suatu Masalah Kesehatan?

Cara Mengobati Granuloma Umbilikalis pada Bayi

gejala granuloma umbilikalis
Foto: gejala granuloma umbilikalis

Foto: perawatan bayi baru lahir (babycentre.co.uk)

“Untuk mengatasinya, dokter spesialis anak dapat menyarankan penggunaan salep ataupun tindakan tertentu, tergantung pada derajat dan kondisi granuloma tersebut,” kata dr. Caessar Pronocitro.

Paediatricfoam menyebutkan bahwa pengobatan yang paling umum digunakan untuk granuloma umbilikalis adalah menggunakan perak nitrat topikal untuk membakar area tersebut.

Karena metode ini melibatkan risiko luka bakar kimia pada kulit sehat di sekitarnya, diperlukan tingkat keahlian khusus untuk melakukannya dengan aman.

Gel parafin atau krim pelindung kulit lainnya juga harus selalu digunakan untuk melindungi kulit di sekitarnya setelah pengobatan dilakukan.

Selain itu, beberapa pilihan pengobatan lain untuk kondisi ini termasuk eksisi bedah, electrocautery, cryotherapy, clobetasol atau steroid topikal lainnya.

Baca Juga: Mengenal Hermaprodit atau Intersex, Ketika Bayi Terlahir dengan 2 Jenis Kelamin

Cara Mengatasi Granuloma Umbilikalis dengan Garam

gejala granuloma umbilikalis
Foto: gejala granuloma umbilikalis

Foto: pengobatan granuloma umbilikalis (healthline.com)

Dikutip dari Royal United Hospital Bath, jika granuloma tidak terinfeksi maka gejalanya dapat diobati di rumah menggunakan garam dapur dan menutupi pusar bayi menggunakan kain kasa.

Cara melakukan perawatan granuloma umbilikalis dengan garam, yakni:

  • Usahakan untuk melakukan perawatan ini saat bayi tidur.
  • Oleskan sejumput kecil garam pada granuloma umbilikalis.
  • Tutupi area tersebut dengan kain kasa selama 10-30 menit.
  • Buka dan bersihkan area pusar bayi menggunakan kasa bersih yang dibasahi air hangat.
  • Ulangi prosedur ini 2 kali sehari selama setidaknya 2 hari.

Dalam waktu sekitar dua atau tiga hari, granuloma diperkirakan akan mengecil, berubah warna dan mengering. Selama beberapa hari kemudian, area tersebut perlahan-lahan akan mulai pulih.

Menurut jurnal Pediatric Health Medicine and Therapeutics, garam menyebabkan penyusutan granuloma di dalam ruang hiperosmolar yang tersumbat oleh efek pengering.

Keuntungan dari pilihan pengobatan ini adalah mudah diterapkan dengan biaya terjangkau dan berpotensi menyembuhkan lebih cepat tanpa komplikasi.

Baca Juga: Ketahui Cara Mengganti Popok Bayi yang Benar, agar Si Kecil Terlindungi dari Ruam Popok

Langkah Pencegahan Granuloma Umbilikalis

membersihkan pusar bayi
Foto: membersihkan pusar bayi

Foto: pencegahan granuloma umbilikalis (Orami Photo Stock)

Moms pun dapat melakukan tindak pencegahan terjadinya granuloma pada pusar bayi, yakni dengan melakukan perawatan tali pusar yang bersih dan kering.

“Saat memandikan, bersihkan area pusar dengan air dan sabun secara lembut atau menggunakan spons. Setelah itu, keringkan dan jangan menutup area pusar dengan kasa, kain, ataupun benda-benda lainnya,” ujar dr. Caessar Pronocitro.

Apabila terdapat tanda-tanda infeksi sebagai berikut, maka orangtua perlu segera memeriksakan bayinya ke dokter spesialis anak:

  • Adanya perdarahan yang mengalir dari granuloma
  • Adanya cairan berbau busuk dari granuloma
  • Area di sekitar granuloma tampak membengkak dan memerah.

Baca Juga: Pusar Bayi Berdarah, Ketahui Penyebab dan Cara Penanganannya

Masalah Tali Pusat Lainnya yang Bisa Dialami Bayi

Hernia Umbilikalis
Foto: Hernia Umbilikalis

Foto: masalah tali pusat bayi (Orami Photo Stock)

Selain granuloma, Moms juga harus selalu waspada terhadap tanda-tanda infeksi pada pusat Si Kecil.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), infeksi pusat dapat berefek berikut:

  • Menyebabkan demam dan/atau bayi merasa jengkel
  • Menyebabkan kesusahan bayi saat disentuh
  • Membuat area sekitarnya terlihat merah cerah, meradang, atau bergaris merah
  • Keluar cairan kuning atau nanah
  • Menghasilkan cairan berbau busuk

Masalah tali pusat umum lain yang bisa dialami bayi, yakni hernia umbilikalis. Menurut APSA, sekitar 20% bayi mengalami hernia umbilikalis, suatu kondisi di mana otot-otot di sekitar pusar tidak sepenuhnya terhubung.

Ini menyisakan sedikit ruang untuk jaringan internal menonjol keluar melalui pusar dan seringkali paling terlihat saat bayi menangis. Seperti granuloma, hernia tidak menyakitkan untuk bayi.

Meskipun hernia umbilikalis terdengar menakutkan, AAP mengatakan bahwa sebagian besar bayi yang mengalaminya akan sembuh dengan sendirinya tanpa intervensi pada saat seorang anak berusia 18 bulan.

Namun jika tidak, operasi rawat jalan mungkin diperlukan ketika anak lebih besar untuk menutup celah pada pusar tersebut. Perawatan umumnya dilakukan jika anak telah menginjak usia 5 tahun.

Baca Juga: Pusar Berair dan Berbau Tak Sedap, Kenali 7 Penyebabnya!

Itu dia Moms, penjelasan mengenai granuloma umbilikalis.

Granuloma umbilikalis adalah kelainan umum pada bayi baru lahir. Dalam kebanyakan kasus, perawatan akan memberikan pemulihan seutuhnya tanpa komplikasi.

Namun, Moms perlu mengonsultasikan dengan dokter jika granuloma menunjukkan tanda-tanda infeksi atau jika Si Kecil tidak kunjung sembuh dari waktu ke waktu atau mengalami gejala lainnya.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3628472/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7533262/
  • https://www.verywellfamily.com/everything-you-need-to-know-about-umbilical-granulomas-5072423
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/321741
  • https://www.webmd.com/parenting/baby/what-to-know-about-umbilical-granulomas#1

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb