20 Januari 2024

Catat! 10 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi

Jangan termakan mitos ya, Moms
Catat! 10 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi

Apakah Moms mengetahui hal-hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi oleh Si Kecil? Cari tahu di sini, yuk!

Vaksinasi menawarkan perlindungan bagi Si Kecil dari banyak penyakit mengerikan.

Ini karena bayi lebih rentan terhadap virus sebab sistem kekebalannya belum sepenuhnya matang.

Peningkatan penularan virus ini bersama dengan perhatian yang lebih rendah pada kebersihan, membuat anak-anak lebih mungkin menyebarkan infeksi kepada orang lain.

Kemungkinan penularan semakin ditingkatkan ketika banyak anak berkumpul bersama, seperti di pusat penitipan anak dan sekolah.

Oleh karena itu, menurut Center for Disease Control and Prevention, menganjurkan agar Si Kecil mendapatkan semua vaksinasi yang direkomendasikan tepat waktu.

Namun, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selain mengetahui jadwal rutin imunisasi, Moms juga perlu mengetahui hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.

Yuk Moms, cari tahu apa saja hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi berikut ini.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Mandi Setelah Imunisasi?

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi

Dalam jurnal Human Vaccines & Immunotherapeutics, vaksin pada anak-anak menyelamatkan sekitar 2-3 juta nyawa di seluruh dunia setiap tahunnnya.

Karena itu, penting bagi Moms untuk melakukan vaksin, meskipun dengan beberapa efek samping tertentu.

Terkadang anak-anak mengalami reaksi ringan dari suntikan, seperti nyeri di tempat suntikan, ruam atau demam.

Reaksi ini normal dan akan segera hilang.

Namun, berikut ini ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi:

1. Jangan Berikan Obat Pencegahan Kepada Bayi

Ilustrasi Imunisasi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Imunisasi (Orami Photo Stock)

Banyak ibu memberi bayi dosis paracetamol atau obat lain untuk demam sebelum imunisasi, untuk mencegah efek sampingnya.

Penting untuk dipahami bahwa tidak semua efek samping vaksin itu buruk.

Jika bayi mengalami gejala flu seperti pilek dan demam ringan, itu menunjukkan bahwa sistem kekebalannya merespons dan membangun sel kekebalan terhadap penyakit apa pun yang telah diimunisasi kepadanya.

Oleh karena itu, sebenarnya demam ini pertanda positif, dan tujuan Moms atau Dads bukanlah untuk segera menghentikan demam.

Parasetamol juga berpotensi mengganggu respons imun ini dan mengurangi imunitas yang dikembangkan bayi.

Sehingga, ini menjadi hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.

Berikan parasetamol pada Si Kecil hanya jika ia mengalami demam di atas 38.5 °C, atau jika Moms benar-benar dapat melihat bahwa Si Kecil sedang tidak enak badan.

2. Jangan Mengoleskan Salep atau Tambalan ke Tempat Suntikan

Ilustrasi Anak Tidur (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Tidur (Orami Photo Stock)

Selama bertahun-tahun, klinik menggunakan tambalan untuk membuat kulit mati rasa di area tempat bayi harus menerima suntikan.

Terkadang Moms sering juga disarankan untuk mengoleskan salep ke tempat suntikan setelah imunisasi.

Tetapi nyatanya, ini juga menjadi hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.

Produk-produk ini dapat mengganggu penyerapan vaksin.

Mengutip Living and Loving, jika bayi merasa nyeri, oleskan kain hangat ke area tersebut untuk mengurangi ketidaknyamanan yang tengah dialami.

Baca Juga: 6 Tips Efektif Mengatasi Demam Setelah Imunisasi pada Anak

3. Tidak Memberikan Obat Sesuai Dosis

Ilustrasi Imunisasi
Foto: Ilustrasi Imunisasi (Orami Photo Stock)

Hindari penggunaan obat secara berlebih karena bisa menimbulkan overdosis hingga masalah yang serius sebagai hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.

Selain itu, jangan berikan Si Kecil asetaminofen dalm jumlah yang lebih banyak.

Saat Moms atau Dads memberi anak asetaminofen atau ibuprofen, jangan juga memberi mereka obat batuk atau pilek yang dijual bebas.

Hal ini dapat menyebabkan overdosis obat karena obat batuk dan pilek sering kali mengandung acetaminophen atau ibuprofen.

Padahal, untuk amannya, jangan sekali-kali memberikan obat batuk dan pilek penawar batuk kepada anak kecuali Kalian berbicara dengan dokter anak terlebih dahulu.

4. Jangan Menunda Imunisasi

Ilustrasi Imunisasi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Imunisasi (Orami Photo Stock)

Menurut Departemen Kesehatan Nasional, bayi tidak boleh diimunisasi jika mereka mengalami demam lebih tinggi dari 38.5° C, atau jika mereka sedang sakit parah.

Imunisasi masih diperbolehkan pada bayi dengan demam ringan dan penyakit ringan.

Alasan pedoman ini adalah banyak ibu yang harus bepergian jauh dengan transportasi umum, dan mereka mungkin tidak dapat kembali ke klinik di lain waktu.

Menunda imunisasi dapat menyebabkan bayi tidak menerimanya sama sekali. Ini juga merupakan hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi.

Jika Moms dapat dengan mudah kembali ke klinik dalam satu atau dua minggu, sebaiknya bayi tidak diimunisasi jika ia mengalami demam dalam 24 jam terakhir.

Ini karena demam maupun obat apa pun yang Moms berikan dapat memengaruhi responsnya terhadap imunisasi.

Moms juga tidak ingin mengambil risiko mengalami efek samping vaksin pada bayi yang sudah tidak enak badan.

Tentu saja, jika Si Kecil sangat sering sakit, Moms mungkin harus sedikit berkompromi dan memberikan imunisasi pada bayi meskipun dia tidak sepenuhnya sehat.

Tidak diimunisasi juga membawa risiko infeksi lain.

Dokter anak harus dapat membimbing Moms dalam memutuskan apa yang terbaik untuk bayi Moms.

Ingatlah bahwa hidung tersumbat atau meler dan batuk ringan tanpa demam atau gejala lain bukanlah indikasi penundaan imunisasi.

Banyak anak kecil memiliki masalah lendir yang hampir konstan.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Imunisasi saat Batuk Pilek?


5. Membiarkan Bayi Menangis Tak Henti

Ilustrasi Bayi Menangis
Foto: Ilustrasi Bayi Menangis (Orami Photo Stocks)

Jika Si Kecil menangis selama 3 jam atau lebih tanpa henti, tampak lemas atau tidak responsif, dan mulai mengalami kejang (kejang) ini perlu diperhatikan,

Selain itu, jika Moms khawatir tentang bagaimana penampilan atau perasaan bayi Si Kecil, hubungi dokter anak.

Reaksi serius tidak umum terjadi, tetapi dokter tahu caranya untuk menghadapinya jika itu terjadi.

Terakhir, ingatlah bahwa sebagian besar anak kecil bisa mengatasi suntikan dengan sangat baik.

Bayi mungkin menangis sejak suntikan pertama, tetapi biasanya mereka akan segera tenang dan sebagian besar anak kecil akan baik-baik saja setelah itu.

6. Jangan Menekan Area Suntikan

Menekan area suntikan menjadi hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi selanjutnya.

Bukan tanpa sebab, menekan atau menggosok area suntikan ternyata dapat mempeparah rasa nyeri yang dirasakan oleh Si Kecil, lho Moms.

Selain meningkatkan rasa nyeri, menekan area suntikan juga bisa memicu hadirnya infeksi, jika menggunakan tangan yang tidak bersih.

Jika Si Kecil merasa nyeri pada area suntikan, ada baiknya untuk memberikan kompres hangat bukan dipegang atau ditekan, ya Moms.

7. Aktivitas Fisik Berlebihan

Bayi Bermain
Foto: Bayi Bermain (Freepik.com)

Salah satu hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi adalah melakukan aktivitas fisik berlebihan.

Ini karena setelah mendapatkan suntikan imunisasi atau vaksin hal yang harus dilakukan adalah perbanyak istirahat.

Untuk menghindari rasa nyeri semakin memburuk, ada baiknya agar Si Kecil tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan atau berat selama 1-3 hari setelah imunisasi.

Kemudian pastikan Si Kecil agar tidur setidaknya 7-8 jam sehari. Karena selain aktivitas fisik berlebihan, kurang tidur juga dapat membuat kekebelan tubuh menurun.

Baca Juga: 13 Daftar Imunisasi yang Perlu Diulang, Jangan Sampai Terlewat!

8. Kompres atau Mandi Air Dingin

Kompres Dingin
Foto: Kompres Dingin (freepik)

Jika Si Kecil memang biasa mandi air dingin setiap harinya, hal ini mungkin perlu ditinggalkan sebentar setelah Si Kecil mendapatkan imunisasi.

Setelah imunisasi biasanya badan anak akan terasa sedikit panas atau demam, sehingga mandi air dingin sangat tidak disarankan.

Walaupun penggunaan kompres dingin dapat menurunkan demam, hal ini juga tidak boleh dilakukan setelah imunisasi anak, ya Moms.

Cara yang bisa Moms lakukan untuk menurunkan demam pada anak setelah imunisasi adalah dengan memberikan kompres hangat atau mandi air hangat.

9. Menerima Vaksin Berbeda

Vaksin Dasar Anak
Foto: Vaksin Dasar Anak (Generasimaju.co.id)

Jika imunisasi dilakukan secara berkala atau dua tahap, pastikan agar Si Kecil menerima vaksin dan dosis yang dianjurkan, ya Moms.

Meski dilaksanakan dalam waktu yang berbeda, tetap pastikan Si Kecil menerima jenis vaksin yang sama dengan jenis sebelumnya. 

10. Minum Minuman Manis atau Perisa Buatan

Jus Buah
Foto: Jus Buah (Orami Photo Stock)

Hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi terakhir adalah memberikan minuman manis, seperti jus buah, teh manis, minuman dengan perisa buatan.

Ini karena, memberikan beberapa minuman tersebut dapat membuat Si Kecil merasa dehidrasi.

Selain itu, kandungan gulanya yang cukup tinggi, tetapi rendahnya natrium bisa memicu masalah pencernaan pada Si Kecil.

Untuk itu, ada baiknya memberikan air putih sesering mungkin pada Si Kecil yang baru saja melakukan imunisasi.

Air putih dipercaya dapat membantu Si Kecil terhindar dari dehidarasi dan menjaga sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Jadwal Imunisasi Dasar Usia 0-18 Tahun Menurut Kemenkes

Meski imunisasi sering juga tidak mengembangkan efek samping apapun.

Berikan banyak kasih sayang dan perhatian pada Si Kecil setelahnya, dan ketahuilah bahwa ini pun akan berlalu.

Setelah mengetahui hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi, tentu Moms dan Dads tak perlu ragu untuk mengikuti tiap permintaan dokter anak.

Nah, bagaimana pengalaman Moms ketika mengajak anak imunisasi?

  • https://www.health.gov.za/
  • https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21645515.2019.1708669
  • https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/vaccination-appointment-tips-for-parents/
  • https://www.cdc.gov/vaccines/parents/visit/before-during-after-shots.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb