22 Juli 2022

Miopi atau Rabun Jauh: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mencegah

Miopi bisa ditangani dengan penggunaan kacamata hingga operasi
Miopi atau Rabun Jauh: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mencegah

Miopi atau rabun jauh adalah kondisi mata yang membuat sulit fokus pada objek di kejauhan.

Namun, benda atau objek yang letaknya dekat tetap terlihat dengan jelas.

Biasanya, miopi bisa diatasi dengan memakai lensa korektif, seperti kacamata atau lensa kontak.

Ada pula beberapa opsi lain, seperti operasi.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai miopi? Yuk, simak pembahasan berikut ini Moms!

Baca Juga: Ringworm, Infeksi Kulit Berbentuk seperti Cincin yang Disebabkan oleh Jamur

Apa Itu Miopi?

Dokter Mata di Bandung
Foto: Dokter Mata di Bandung (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.medicinenet.com%2Fperrla_eyes%2Farticle.htm&psig=AOvVaw2TsRQEhVs_B9UoKapL9kS_&ust=1644978161774000&source=images&cd=vfe&ved=0CAkQjhxqFwoTCODCsrjTgPYCFQAAAAAdAAAAABAD)

Foto Ilustrasi Miopi (Orami Photo Stock)

Jika dijelaskan secara medis, miopi adalah kelainan refraksi pada mata.

Artinya, mata tidak dapat membelokkan atau membiaskan cahaya dengan benar.

Lebih tepatnya, mata tidak memfokuskan cahaya yang masuk dengan baik sehingga gambar di kejauhan tampak buram dan tidak jelas.

Meski demikian miopi adalah kondisi yang umum terjadi.

Kelainan mata ini juga terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Miopi Sederhana

Ini adalah jenis rabun jauh yang paling ringan. Pada kondisi ini, mata biasanya dinyatakan sehat.

Cukup menggunakan kacamata atau lensa kontak untuk memperbaiki masalah miopi sederhana.

2. Miopi Tinggi

Miopi tinggi adalah jenis rabun jauh yang lebih parah dari miopi sederhana.

Miopi tinggi dikategorikan sebagai tingkat rabun jauh yang lebih besar dari -6,00 D.

Rabun jauh tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi mata tertentu lainnya, seperti ablasi retina, glaukoma, atau katarak.

3. Miopi Patologis

Orang dengan miopi patologis atau disebut juga degeneratif, biasanya juga memiliki masalah yang memengaruhi retina, seperti:

  • Degenerasi kisi, salah satu jenis penipisan retina.
  • Atrofi retina, kondisi saat bagian retina telah terbuang dan tidak berfungsi.
  • Bintik Forster-Fuchs, jenis jaringan parut pada retina yang dapat menyebabkan bintik buta.

Rabun jauh patologis juga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat dikoreksi oleh kacamata atau lensa kontak.

Baca Juga: Gedung Joang 45, Bangunan Bersejarah yang Menjadi Saksi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Gejala Miopi

hero mata lelah
Foto: hero mata lelah

Foto Ilustrasi Miopi (Orami Photo Stock)

Gejala miopi atau rabun jauh dapat terjadi pada siapa saja dari segala kelompok usia.

Namun, kondisi ini umumnya mulai muncul pada anak-anak usia sekolah hingga remaja.

Penderita rabun jauh akan merasakan pandangannya kabur saat melihat objek yang jauh.

Pada anak-anak, kondisi ini sering menyebabkan mereka kesulitan melihat huruf di papan tulis bila duduk di barisan belakang.

Sedangkan pada orang dewasa, keluhan yang umum adalah kesulitan melihat rambu-rambu lalu lintas.

Akibat sulit melihat benda-benda jauh, sering kali muncul gejala-gejala tertentu pada penderita miopi, yaitu:

  • Sakit kepala
  • Mata lelah karena bekerja secara berlebihan
  • Sering mengedipkan mata
  • Sering memicingkan mata saat melihat benda-benda jauh
  • Sering mengucek mata
  • Terlihat tidak menyadari keberadaan objek yang jauh

Pada anak-anak, miopi dapat menimbulkan tanda dan gejala sebagai berikut:

  • Prestasi sekolah menurun
  • Kesulitan dalam fokus belajar
  • Sering mendekatkan benda atau buku ke wajah

Rabun jauh dapat semakin parah seiring bertambahnya usia, tetapi biasanya akan stabil di usia dewasa.

Namun, pada beberapa kasus, rabun jauh dapat terus memburuk.

Baca Juga: Pengendalian Diri: Pengertian, Contoh, dan Manfaatnya, Yuk, Ajarkan pada Anak!

Penyebab Miopi

gadget sebelum tidur
Foto: gadget sebelum tidur

Foto Ilustrasi Miopi (Orami Photo Stock)

Penyebab miopi adalah ketidaksesuaian struktur mata.

Misalnya bentuk bola mata yang terlalu panjang dari ukuran biasanya atau kornea (lapisan luar pelindung mata) yang terlalu cembung.

Pada mata yang normal, masing-masing bagian mata memiliki kelengkungan yang sangat halus.

Struktur tersebut memungkinkan terjadinya penglihatan yang diproses melalui masuknya cahaya ke pupil dan difokuskan oleh lensa mata.

Dengan difokuskannya cahaya tersebut, bayangan benda akan jatuh tepat di retina (bagian mata yang sensitif cahaya).

Sementara itu, pada mata yang mengalami rabun jauh, bayangan benda difokuskan di depan retina alih-alih tepat pada retina.

Proses itulah yang menyebabkan penglihatan kabur.

Dokter biasa menyebutnya sebagai kesalahan bias (refraksi).

Baca Juga: 8 Tahap Perkembangan Psikososial Menurut Teori Erik Erikson, Mulai dari Bayi hingga Lansia

Faktor Risiko Miopi

faktor risiko miopi
Foto: faktor risiko miopi

Foto Ilustrasi Miopi (Orami Photo Stock)

Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terjadinya rabun jauh:

1. Faktor Genetik

Rabun jauh cenderung diturunkan dalam keluarga.

Jika orang tua mengalami rabun jauh, risiko untuk terkena rabun jauh juga akan meningkat.  

Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Experimental and Therapeutic Medicine, anak-anak yang memiliki orang tua dengan miopi lebih mungkin untuk terkena kondisi yang sama.

2. Keadaan Lingkungan

Melansir Ophthalmic Research, kurangnya aktivitas di luar ruangan dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami rabun jauh.

Pasalnya, cahaya di dalam ruangan lebih terbatas dibandingkan di luar.

3. Stres pada Penglihatan (Stres Visual)

Beberapa kegiatan yang membutuhkan kerja mata dengan detail seperti membaca atau menggunakan komputer, dapat menimbulkan tekanan pada mata sehingga memicu rabun jauh.

Baca Juga: Kemeriahan Pasar Klewer Solo dan Tips Menawar saat Berbelanja, Dijamin Lebih Hemat!

Komplikasi Miopi

hero mata lelah
Foto: hero mata lelah

Foto Ilustrasi Miopi (Orami Photo Stock)

Ada beberapa hal yang mungkin Moms alami setelah menderita rabun jauh, yaitu:

1. Mengurangi Kualitas Hidup

Rabun jauh bisa memengaruhi kualitas hidup.

Moms mungkin tak akan bisa melakukan semua aktivitas sesuai harapan.

Keterbatasan penglihatan juga akan mengurangi semangat dalam menjalani hidup sehari-hari.

2. Mata Lelah

Kondisi mata minus mungkin juga menyebabkan lelah pada mata.

Hal ini karena berusaha mempertahankan fokus. Ini bisa meningkatkan risiko mata lelah dan sakit kepala.

3. Mengancam Keselamatan

Keselamatan sendiri atau orang lain mungkin akan terganggu jika Moms memiliki masalah penglihatan.

Ini bisa menjadi masalah serius jika Moms mengendarai mobil atau mengoperasikan alat berat tanpa bantuan kacamata.

4. Kerugian Finansial

Biaya perbaikan lensa, pemeriksaan mata, dan perawatan medis akan menambah pengeluaran.

Terlebih, jika Moms mengalami rabun jauh kronis.

5. Masalah Mata Lainnya

Rabun jauh parah akan meningkatkan risiko terkena masalah mata lainnya, seperti retina robek, glaukoma, hingga katarak.

Jaringan pada bola mata panjang akan mengembang dan menipis karena air mata, peradangan, pembuluh darah lemah dan mudah berdarah, dan luka.

Baca Juga: Indikator Perkembangan Kognitif Anak dari Lahir hingga Usia 12 Tahun, Moms Wajib Tahu!

Menentukan Diagnosis Miopi

Tanda-tanda Anak Mengalami Mata Minus 1.jpg
Foto: Tanda-tanda Anak Mengalami Mata Minus 1.jpg

Foto Ilustrasi Miopi (Orami Photo Stock)

Untuk memastikan diagnosis miopi, dokter mata dapat melakukan sejumlah tes untuk memeriksanya.

Salah satu bagian dari pemeriksaan mata akan dilakukan dengan membaca huruf dari ukuran besar hingga sangat kecil.

Semakin kecil angkanya, semakin sulit bagi seseorang dengan miopi untuk melihatnya.

Dokter mata juga dapat menggunakan alat yang disebut phoropter.

Alat ini terdiri dari berbagai lensa yang dapat ditempatkan di depan mata.

Ketika phoropter berada di tempatnya, dokter mata akan menyorotkan cahaya ke dalamnya untuk mengukur bagaimana mata memfokuskannya.

Ini membantu dokter menentukan resep untuk kacamata yang dibutuhkan untuk memperbaiki penglihatan pasien.

Baca Juga: Penyakit Aterosklerosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Cara Mengatasi Miopi

lensa kontak-2.jpg
Foto: lensa kontak-2.jpg (myalpinevision.com)

Foto Ilustrasi Miopi (Orami Photo Stock)

Setelah dokter mata memastikan diagnosis miopi, biasanya dokter akan menawarkan pilihan penanganan yang bisa diambil.

Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Kacamata dan Lensa Kontak

Kacamata dan lensa kontak adalah pilihan penanganan yang paling umum untuk miopi.

Dokter mata akan meresepkan lensa khusus yang tepat untuk pasien.

Bila memilih kacamata, lensa akan dipasang di bingkai atau frame, agar bisa digunakan sehari-hari.

Selain kacamata, penderita rabun jauh juga bisa memilih lensa kontak.

Ini adalah lapisan tipis dan lembut yang dipasang di permukaan bola mata.

Seperti kacamata, lensa kontak juga dapat disesuaikan dengan kondisi miopi.

Banyak orang yang tidak menyukai tampilan atau nuansa kacamata akan memilih untuk memiliki lensa kontak.

Sebab, lensa kontak jauh lebih kecil dan tidak terlalu kentara.

Namun, agar aman, lensa kontak membutuhkan perawatan yang telaten.

Termasuk memastikan lensa selalu bersih, karena akan ditempelkan di mata.

2. Orthokeratologi

Orang dengan jenis miopi ringan dapat memilih proses non-bedah yang disebut ortokeratologi, atau terapi refraktif kornea.

Perawatan ini dilakukan dengan memakai serangkaian lensa kontak khusus yang kaku, untuk membentuk kembali kornea.

Lensa tersebut dapat memberi tekanan pada kornea untuk meratakannya.

Ini membantu mengubah cara cahaya fokus saat memasuki mata.

Biasanya, lensa khusus ini dipakai saat tidur.

Proses ini membantu orang mengalami penglihatan yang jelas untuk sementara.

Namun, cara ini tetap memiliki risiko efek samping seperti infeksi mata.

3. Operasi

Ada beberapa jenis operasi yang tersedia untuk orang yang lebih suka tidak memakai kacamata, menginginkan solusi yang lebih permanen, atau yang memiliki bentuk miopi yang parah.

Salah satu operasi yang dapat dilakukan adalah LASIK atau laser-assisted in situ keratomileusis.

Ini adalah operasi refraktif laser yang paling umum dilakukan untuk memperbaiki masalah penglihatan, termasuk rabun jauh.

Selama prosedurnya, sebuah laser khusus digunakan untuk mengubah bentuk jaringan bening berbentuk kubah di bagian depan mata (kornea), guna meningkatkan penglihatan.

Selain untuk mengatasi rabun jauh, LASIK bisa menjadi penanganan rabun dekat dan astigmatisme.

LASIK memang diklaim dapat mengatasi miopi atau rabun jauh dengan efektif.

Namun, sebenarnya hasilnya tergantung pada tingkat keparahan dan faktor lainnya.

Orang dengan rabun jauh tingkat rendah cenderung memiliki peluang keberhasilan tinggi dengan operasi ini.

Namun, orang dengan tingkat miopi yang tinggi dan mengalami masalah mata lainnya, seperti astigmatisme, memiliki hasil yang kurang dapat diprediksi.

Baca Juga: Biodata Baim Wong, Lika-liku Perjalanan Karier dan Kehidupan Pribadinya

Cara Mencegah Miopi

sayur-organik
Foto: sayur-organik

Foto Ilustrasi Miopi (Orami Photo Stock)

Mengingat bahwa rabun jauh memiliki faktor risiko genetik, mungkin sulit untuk mencegahnya.

Terutama pada orang yang memiliki riwayat rabun jauh dalam keluarga.

Namun, tingkat keparahan penyakitnya dapat diperlambat dengan:

  • Sering mengontrol kesehatan mata walaupun masih dapat melihat dengan jelas
  • Melindungi mata dari sinar matahari
  • Menggunakan pelindung mata, seperti kacamata untuk menghindari trauma mata pada kegiatan tertentu yang berisiko
  • Mengonsumsi makanan sehat
  • Tidak merokok
  • Menggunakan kacamata atau lensa kontak dengan ukuran yang tepat
  • Menggunakan penerangan yang cukup
  • Mengurangi ketegangan mata dengan cara tidak melihat layar komputer secara terus-menerus

Baca Juga: Hadis tentang Mertua dan Menantu dan Maknanya, Masya Allah!

Itulah penjelasan tentang miopi yang bisa menjadi bekal untuk menjaga kesehatan mata dengan baik, ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC4473431/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC5615392/
  • https://www.verywellhealth.com/the-basics-of-nearsightedness-3421608
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/myopia
  • https://www.healthline.com/health/nearsightedness
  • https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/lasik-eye-surgery/about/pac-20384774

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb