Seberapa Penting Obat Pelunak Rahim untuk Ibu Melahirkan?
2. Melewati Waktu HPL
Obat pelunak rahim mungkin direkomendasikan jika telah melewati Hari Perkiraan Lahir (HPL).
"Ini terutama bagi perempuan yang telah melewati usia 42 minggu kehamilan," jelas dr. Ingrid.
Apabila dibiarkan tak tidak segera dilahirkan, bisa meningkatkan risiko bayi meninggal dalam kandungan.
Baca Juga: 13+ Bahan Alami untuk Mengencangkan Payudara, Bikin Makin Percaya Diri!
3. Ketuban Mulai Berkurang
Air ketuban berkurang bisa mengganggu kesehatan bayi ataupun ibu hamil.
Dikenal dengan oligohidramnion, ini bisa meningkatkan risiko fatal bagi janin dalam kandungan.
The American College of Obstetrician and Gynecology menjelaskan bahwa obat pelunak rahim direkomendasikan bila kehamilan telah mencapai usia 36 minggu.
4. Air Ketubah Pecah Tapi Tak Ada Kontraksi Setelahnya
Tak hanya itu, saat air ketuban sudah pecah, Moms mungkin memerlukan obat untuk melunakkan rahim.
Apabila belum merasakan kontraksi meski ketuban pecah, ini bisa meningkatkan infeksi.
Namun, pertimbangan ini akan berbeda-beda sesuai usia kehamilan.
Biasanya bayi yang lahir di bawah usia 37 minggu lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Sehingga, diperlukan induksi persalinan yang tepat.
Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Pedas? Pahami Juga Dampaknya untuk Kesehatan Si Kecil, Ya Moms!
Kondisi Moms yang Tidak Boleh Pakai Obat Pelunak Rahim
Di luar itu, tak semua ibu hamil bisa menggunakan obat pelunak rahim sebagai induksi persalinan.
Secara umum induksi persalinan sendiri dengan metode apa pun, dikontraindikasikan pada:
- Plasenta previa
- Bayi sungsang
- Plasenta akreta
- Riwayat bekas luka pada uterus
- Deformitas pelvis maternal
- Solusio plasenta
- Kelainan kongenital pada janin
"Metode induksi persalinan ini juga tidak dianjurkan untuk ibu hamil dengan riwayat vaginal birth after caesarean section (VBAC)," ungkapnya.
Baca Juga: Asma Bisa Sembuh? Cari Tahu Informasinya di Sini, ya Moms!
Efek Samping Obat Pelunak Rahim
Meskipun dapat membantu persalinan, obat pelunak leher rahim memiliki efek samping.
Efek samping yang umum terjadi di antaranya:
- Demam dan menggigil
- Diare
- Mual dan muntah
- Ruam di kulit
- Nyeri perut
Baca Juga: Birthing Ball untuk Ibu Hamil, Ini Manfaat dan Cara Menggunakannya
Umumnya efek samping yang ditimbulkan hanya bersifat sementara.
Namun, apabila efek samping bertahan atau mengalami perburukan, segera konsultasi dengan dokter. Terlebih bagi ibu hamil yang mengalami efek samping seperti:
- Kontraksi kuat yang berlebihan
- Sesak napas
- Nyeri dada
Demikian penjelasan mengenai obat pelunak rahim untuk melancarkan persalinan.
Tingkat kepentingan setiap ibu hamil akan berbeda pada kondisi yang dialami dan pengamatan dari dokter.
Jika Moms memiliki pertanyaan lain, dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter kandungan, ya!
Artikel ini merupakan kerjasama dengan RSIA Bina Medika Bintaro.
- https://www.britannica.com/science/prostaglandin
- https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/committee-opinion/articles/2021/07/medically-indicated-late-preterm-and-early-term-deliveries
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.