7 Penyebab Pusar Sakit saat Hamil, Biasa Terjadi di Trimester 2
Selama kehamilan, tubuh akan mengalami perubahan yang luar biasa dari satu bulan ke bulan berikutnya. Tak hanya nyeri di punggung, pusar sakit saat hamil juga sering terjadi.
Biasanya, pusar ibu hamil akan terasa nyeri ketika perut mulai membesar, yakni menjelang trimester 2 dan 3.
Lantas, apa yang menjadi penyebab pusar bisa terasa cukup nyeri? Yuk, ketahui bersama di bawah ini, Moms.
Baca Juga: Mengenal Kehamilan Aterm dan 5 Manfaatnya untuk Ibu serta Bayi
Penyebab Pusar Sakit saat Hamil
Penyebab pusar ibu hamil sakit saat trimester kedua bisa berbagai macam.
Hal ini tergantung pada bentuk tubuh, elastisitas kulit serta kemungkinan kondisi medis.
Terlepas itu, berikut ini adalah beberapa penyebab umumnya. Simak yuk Moms!
1. Peregangan Kulit
Moms, penambahan berat badan dan pergeseran organ mampu meregangkan kulit dan otot di sekitar perut saat hamil.
British Journal of Sport Medicine mengungkapkan bahwa peregangan kulit dapat menyebabkan diastasis recti.
Artinya, adanya penonjolan pada perut karena ruang antara otot perut kiri dan kanan melebar..
Diastasis recti tidak secara langsung menyebabkan pusar sakit saat hamil. Tetapi, ini mengurangi jumlah jaringan antara rahim dan pusar.
Karenanya, dapat meningkatkan sensitivitas terhadap tekanan di daerah tersebut.
Peregangan kulit juga dapat menyebabkan beberapa rasa sakit dan gatal di sekitar dan sekitar pusar.
2. Tekanan dari Rahim
Pada trimester pertama, rahim Moms relatif kecil dan tidak mencapai jauh melebihi tulang kemaluan.
Saat rahim muncul dan keluar, Moms pun menunjukkan tonjolan perut. Tekanan dari bagian dalam tubuh akan mendorong perut dan pusar.
Pusat sakit saat hamil ini dipicu karena adanya tekanan dari dalam rahim.
Bahkan, akan terus maju dengan penambahan berat cairan ketuban dan bayi.
Bagaimana pun, situasi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada pusar yang mungkin Moms rasakan.
Baca Juga: 12 Tanda Proses Pembuahan Sedang Terjadi, Salah Satunya Sakit Punggung
3. Hernia Umbilikalis
Meskipun hernia mungkin terdengar berbahaya, namun ini biasanya tidak membahayakan wanita hamil atau janin.
Hernia umbilikalis dapat terjadi karena peningkatan tekanan pada perut.
Dilansir dari Healthline, hernia umbilikalis terjadi ketika tekanan mendorong usus ke rongga perut.
Kemudian, itu akan terjebak di perut dan menjadi peradangan yang terasa nyeri.
Apabila tekanan ini menyebabkan gejala yang signifikan, dokter biasanya akan melakukan observasi tanpa melakukan tindakan apapun.
Namun, jika ada risiko membahayakan janin dan ibu hamil, dokter kandungan dapat melanjutkan dengan operasi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.