06 Oktober 2023

Kanker Payudara: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Mulai dari gejala, hingga pengobatannya
Kanker Payudara: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

4. Radioterapi

Radioterapi menggunakan dosis radiasi terkontrol untuk membunuh sel kanker. Biasanya diberikan setelah operasi dan kemoterapi untuk membunuh sel kanker yang tersisa.

Apabila Moms membutuhkan radioterapi dalam perawatan sel kanker, biasanya dapat dilakukan setelah 1 bulan operasi atau kemoterapi.

Hal ini agar memberikan kesempatan pada tubuh untuk pulih sebelum melakukan perawatan berikutnya.

Radioterapi ini biasanya dilakukan sebanyak 3 sampai 5 hari seminggu, selama 3 sampai 5 minggu. Setiap sesi akan berlangsung beberapa menit.

5. Terapi Hormon

Hormon (Orami Photo Stocks)
Foto: Hormon (Orami Photo Stocks)

Beberapa kanker payudara tumbuh akibat rangsangan dari hormon estrogen atau progesteron, yang ditemukan secara alami di tubuh manusia. Ini dikenal sebagai kanker reseptor-positif hormon.

Terapi hormon menurunkan kadar hormon estrogen atau progesteron dalam tubuh atau menghentikannya.

Jenis terapi hormon yang dipilih akan bergantung pada stadium dan tingkat kanker, hormon mana yang sensitif terhadapnya, usia, menopause, dan jenis pengobatan lain yang dijalani.

Terapi hormon dapat digunakan sebagai satu-satunya pengobatan untuk kanker payudara jika kesehatan menghalangi untuk menjalani operasi, kemoterapi atau radioterapi.

6. Kemoterapi

Kemoterapi melibatkan penggunaan obat anti kanker (sitotoksik) untuk membunuh sel kanker.

Biasanya digunakan setelah operasi untuk menghancurkan sel kanker yang belum diangkat. Ini disebut kemoterapi adjuvan.

Dalam beberapa kasus, pasien penderita kanker payudara menjalani kemoterapi sebelum operasi untuk mengecilkan tumor besar. Ini disebut kemoterapi neo-adjuvan.

Kemoterapi biasanya diberikan sebagai pengobatan rawat jalan, yang berarti pasien tak perlu menginap di rumah sakit.

Obat-obatan selama kemoterapi diberikan melalui infus langsung ke pembuluh darah.

Meski begitu, kemoterapi memiliki beberapa efek samping seperti infeksi, kehilangan selera makan, kelelahan, rambut rontok, mulut sakit dan lainnya.

Baca Juga: Catat 17 Makanan Penyebab Kanker yang Harus Dibatasi

7. Atur Pola Makan

Makanan Sehat
Foto: Makanan Sehat (Orami Photo Stock)

Diet mediterania dengan mengonsumsi kacang-kacangan, makanan tinggi protein, rendah lemak, bisa jadi salah satu opsi untuk memulai gaya hidup sehat Moms.

Selain itu, konsumsi buah-buahan, sayuran, dan kurangi makan makanan junk food merupakan langkah yang baik untuk mengatur pola makan.

8. Jaga Berat Badan Tetap Ideal

Salah satu faktor risiko kanker payudara adalah obesitas alias berat badan di atas normal.

Karenanya, ada baiknya untuk menjaga berat badan tetap ideal guna mengurangi risiko kanker atau memperburuk kondisi penyakit tersebut.

Moms bisa menjaga berat badan tetap ideal dengan cara rutin berolahraga, mengurangi jumlah asupan kalori, cukup tidur, dan mengonsumsi makanan sehat.

Cara Mencegah Risiko Terjadinya Kanker Payudara

Pemeriksaan Mammogram Payudara
Foto: Pemeriksaan Mammogram Payudara (Shutterstock.com)

Ada beberapa langkah yang dapat Moms ambil untuk membantu mencegah risiko terjadinya kanker payudara:

1. Pemeriksaan Rutin

Lakukan pemeriksaan payudara secara rutin.

Moms bisa mempelajari cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (BSE) untuk mendeteksi perubahan yang tidak normal pada payudara.

Selain itu, jadwalkan pemeriksaan payudara secara teratur dengan dokter atau spesialis.

2. Skrining

Ikuti panduan skrining yang disarankan oleh dokter Moms. Ini termasuk mamogram rutin, terutama jika Moms berusia di atas 40 tahun atau memiliki faktor risiko tertentu.

3. Gaya Hidup Sehat

Pertahankan gaya hidup sehat dengan makan makanan bergizi, tingkatkan aktivitas fisik, dan hindari makan berlebihan.

Pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.

4. Batas Konsumsi Alkohol

Jika Moms memutuskan untuk mengonsumsi alkohol, batasi asupan alkohol Moms.

Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Sebaiknya Moms membatasi konsumsi alkohol menjadi satu minuman per hari atau lebih baik lagi, hindari alkohol sama sekali.

5. Hindari Terapi Hormon Pasca Menopause

Diskusikan dengan dokter Moms tentang manfaat dan risiko terapi hormon pasca menopause.

Terapi hormon yang menggabungkan estrogen dan progesteron dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada beberapa wanita.

Jika mungkin, hindari atau batasi penggunaan terapi hormon ini.

6. Pola Makan Sehat

Pilih pola makan yang sehat dengan fokus pada makanan berbasis tanaman, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan.

Minimalkan konsumsi daging merah dan makan makanan yang tinggi lemak jenuh.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet Mediterania dengan tambahan minyak zaitun extra virgin dan kacang-kacangan dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.

7. Hindari Paparan Radiasi

Hindari paparan radiasi berlebihan, terutama pada payudara. Jika Moms memerlukan terapi radiasi, bicarakan dengan dokter Moms tentang risiko dan manfaatnya.

Ingatlah bahwa tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker payudara sepenuhnya, tetapi dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, Moms dapat mengurangi risiko Moms.

Selalu berkonsultasi dengan dokter atau spesialis kesehatan Moms untuk saran yang lebih spesifik sesuai dengan situasi pribadi Moms.

Baca Juga: Batik Yogyakarta: Filosofi dan Aneka Motif Batik Terpopuler

Kanker payudara adalah penyakit yang bisa disembuhkan, khususnya apabila dideteksi dan diobati sejak dini.

Oleh karena itu, apabila Moms atau Dads merasakan gejala-gejala yang mungkin berkaitan dengan kanker payudara, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter, ya!

  • https://www.cdc.gov/cancer/breast/index.htm
  • https://www.journals.elsevier.com/clinical-breast-cancer
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/breast-cancer/symptoms-causes/syc-20352470
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5482318/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4478970/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6437123/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6057165/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb