Trichodazol, Obat untuk Mencegah dan Mengatasi Infeksi Bakteri
Trichodazol adalah obat yang berisi kandungan metronidazole.
Ini tersedia dalam tiga varian bentuk, yaitu suppositoria, cairan infus, dan tablet.
Dalam bentuk suppositoria, obat dapat mencegah sekaligus mengatasi infeksi mikroorganisme anaerob yang tidak dapat mengonsumsi obat oral.
Sedangkan dalam bentuk infus dan tablet, obat digunakan untuk mengatasi penyakit akibat bakteri parasit Trichomonas vaginalis dan Amoebiasis.
Penyakit yang disebabkan oleh kedua parasit tersebut termasuk uretritis dan vaginitis, dan giardiasis.
Baca Juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan
Kegunaan Trichodazol
Foto Infeksi Vagina (Orami Photo Stock)
Berikut adalah keterangan obat Trichodazol yang sebaiknya diketahui.
Baik dalam bentuk suppositoria, infus, atau tablet, ketiganya termasuk ke dalam golongan obat keras.
Ini adalah kelas terapi antibiotik untuk mengatasi masalah pada vagina atau penyakit yang disebabkan oleh parasit.
Dalam bentuk suppositoria mengandung 1 gram metronidazole yang dijual dalam satuan trip seharga Rp26.000 hingga Rp30.000.
Sedangkan infus, mengandung 5 miligram per mililiter metronidazole.
Obat ini dijual dengan satuan softbag seharga Rp60.000 hingga Rp150.000.
Terakhir, dalam bentuk tablet mengandung 500 miligram metronidazole.
Obat ini dijual dengan satuan strip berisi 10 tablet seharga Rp21.400 hingga Rp40.500.
Baca Juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati
Dosis Penggunaan Trichodazol
Foto Minum Obat (Orami Photo Stock)
Obat termasuk ke dalam golongan keras, sehingga hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Sedangkan penggunaan trichodazol infus hanya bisa dilakukan oleh tim medis.
Berikut ini penggunaan umum trichodazol:
Baca Juga: Ingin Tahu Cara Menghitung Tetesan Infus? Yuk, Ketahui Bersama!
Dalam Bentuk Tablet
Untuk Mengatasi Trikomoniasis
- Orang dewasa. Sebanyak 250 miligram, 3 kali per hari selama 7 hingga 10 hari.
- Anak berusia di atas 10 tahun. Sebanyak 200 hingga 250 miligram, 3 kali per hari selama 7 hari.
- Anak berusia 5 hingga 10 tahun. Sebanyak 375 miligram per hari, selama 7 hari.
- Anak berusia 3 hingga 5 tahun. Sebanyak 250 miligram per hari, selama 7 hari.
- Anak berusia di bawah 3 tahun. Sebanyak 150 miligram per hari, selama 7 hari.
Untuk Mengatasi Amoebiasis
- Orang dewasa. Sebanyak 750 miligram, 3 kali per hari selama 7 hingga 10 hari.
- Anak-anak. Sebanyak 35 hingga 50 miligram per kilogram berat badan per hari, selama 10 hari. Angka tersebut terbagi dalam 3 dosis penggunaan.
Mencegah Infeksi Anaerob
- Orang dewasa. Sebanyak 1 gram dalam dosis tunggal, sebelum operasi. Disusul 250 hingga 500 miligram, 3 kali per hari atau sebagai dosis tunggal.
- Anak-anak. Sebanyak 30 miligram per kilogram berat badan dalam dosis tunggal, 24 jam sebelum operasi. Disusul 4 miligram per kilogram berat badan, 3 kali per hari selama 5 hari.
Mengatasi Infeksi Anaerob
- Orang dewasa. Sebanyak 500 miligram, 3 kali per hari. Dikonsumsi selama 7 hari.
- Anak-anak. Sebanyak 7.5 miligram per kilogram berat badan, 3 kali per hari.
Dalam Bentuk Suppositoria
Mengatasi Infeksi Bakteri Anaerob
- Orang dewasa. Sebanyak 1 suppositoria setiap 8 jam.
- Anak-anak. Sebanyak 7.5 miligram per kilogram berat badan setiap 8 jam.
Mencegah Infeksi Pasca Operasi
- Orang dewasa. Sebanyak 1 suppositoria, 2 hingga 4 jam sebelum operasi. Dosis selanjutnya diberikan 8 jam sesudah operasi.
- Anak-anak. Sebanyak ¼ hingga ½ suppositoria dari dosis 500 miligram setiap 8 jam.
Dalam Bentuk Infus
Pemberian sebanyak 5 mililiter per menit.
- Orang dewasa. Sebanyak 500 miligram melalui infus.
- Anak-anak. Sebanyak 7.5 miligram per kilogram berat badan setiap 8 jam.
Mencegah Infeksi Anaerob
- Orang dewasa. Sebanyak 500 miligram melalui infus. Dosis selanjutnya diberikan sebanyak 500 miligram dalam bentuk tablet.
- Anak-anak. Sebanyak 7.5 miligram per kilogram berat badan setiap 8 jam.
Penggunaan pada Bumil
Obat termasuk ke dalam kategori B. ini berarti studi terhadap hewan tidak menunjukkan bahaya pada janin.
Namun, tidak ada hasil yang pasti terhadap risiko yang dialami terhadap wanita hamil.
Obat hanya dapat diberikan jika manfaat lebih besar ketimbang risikonya.
Cara Tepat Menyimpan Obat
Sama halnya dengan penggunaan obat lainnya, trichodazol juga harus disimpan dengan cara yang benar.
Begini cara penyimpanan yang disarankan:
- Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
- Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
- Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
- Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
- Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Namun, pelajari lebih lanjut bagaimana tips aman membuang produk obat karena bisa saja mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga karena berisiko mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.
- Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, Moms bisa tanyakan pada apoteker secara langsung saat membeli obat.
Baca Juga: Anelat, Suplemen Asam Folat yang Baik Dikonsumsi Bumil dan Busui
Efek Samping Penggunaan
Foto Mengalami Muntah (Orami Photo Stock)
Melansir dari MedlinePlus, ini beberapa efek samping yang bisa saja terjadi setelah penggunaan obat:
- Muntah dan mual
- Diare
- Sembelit
- Sakit perut
- Kram perut
- Kehilangan selera makan
- Sakit kepala
- Mulut kering
- Rasa logam di mulut
- Lidah terasa berbulu
- Iritasi mulut atau lidah
Beberapa efek samping bisa berubah menjadi serius.
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami efek samping ini:
- Mati rasa, nyeri, terbakar, dan kesemutan di tangan atau kaki
- Kejang-kejang
- Ruam gatal pada kulit
- Kulit terkelupas atau melepuh
- Hidung tersumbat, demam, sakit tenggorokan, atau tanda infeksi lainnya
- Nyeri sendi
- Kepala terasa pusing
- Kesulitan berbicara
- Masalah dengan koordinasi gerak tubuh
- Kebingungan
- Agitasi atau muncul perasaan gelisah
Baca Juga: Kapan Anak Boleh Minum Obat Cacing?
Trichodazol bisa menyebabkan efek samping lain setelah penggunaan.
Hubungi dokter jika memiliki masalah yang tidak biasa setelah minum obat ini.
Efek samping obat ini mungkin berbeda-beda pada setiap pasien.
Jadi, tidak semua orang mengalami efek samping tersebut.
Bila memiliki kekhawatiran mengenai efek samping, konsultasikan pada dokter atau apoteker.
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/trichodazol?type=brief&lang=id
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a689011.html#side-effects
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.