09 Agustus 2022

14 Penyebab Wheezing, Kondisi Napas Berbunyi dan Sesak di Dada, Tidak Selalu Karena Asma

Adanya bunyi seperti siulan saat bernapas bisa jadi masalah kesehatan serius
14 Penyebab Wheezing, Kondisi Napas Berbunyi dan Sesak di Dada, Tidak Selalu Karena Asma

Napas yang normal seharusnya tidak mengeluarkan bunyi. Bila ada seperti suara siulan saat bernapas, kondisi ini disebut wheezing atau mengi.

Ini bisa jadi gejala dari masalah pernapasan serius. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat disertai dengan gejala lain seperti sesak napas.

Ada banyak kemungkinan penyebabnya, mulai dari asma hingga reaksi alergi parah, dan dari penyakit jantung hingga refluks asam lambung.

Menurut studi pada 2015 di jurnal Annals of Thoracic Medicine, sangat penting untuk membedakan wheezing dari stridor.

Stridor adalah gejala serius lain yang mirip dengan wheezing, tetapi disebabkan oleh kondisi yang berbeda.

Baca juga: Obstructive Sleep Apnea, Gangguan yang Menyebabkan Berhentinya Pernapasan Saat Tidur

Gejala Wheezing

Gejala Wheezing
Foto: Gejala Wheezing (Orami Photo Stock)

Foto: ilustrasi sesak napas (Orami Photo Stock)

Wheezing dapat terjadi baik dengan menarik napas (wheezing inspirasi) dan dengan bernapas keluar (wheezing ekspirasi). Namun, yang lebih sering terjadi adalah wheezing ekspirasi.

Meski banyak orang mengira asma adalah penyebabnya, perlu diketahui bahwa tidak semua wheezing adalah gejala asma.

Seperti dijelaskan di awal, gejala wheezing adalah adanya suara seperti siulan saat menarik atau menghembuskan napas. Terkadang, bisa disertai dengan rasa sesak di dada.

Suara siulan itu dapat terdengar lebih keras jika menutup telinga dan menghembuskan napas dengan cepat, atau dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan pernapasan.

Penyebab Wheezing

Penyebab Wheezing
Foto: Penyebab Wheezing

Foto: orang batuk (Orami Photo Stock)

Ada banyak hal yang bisa jadi penyebab wheezing, yaitu:

1. Asma

Penyebab paling umum adalah asma. Namun, dokter perlu melakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan lain terlebih dahulu.

2. Anafilaksis

Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah. Dapat terjadi karena banyak hal, termasuk sengatan lebah, obat-obatan, atau makan kacang atau kerang.

Ini merupakan keadaan darurat medis yang perlu ditangani segera.

3. Bronkitis

Bronkitis bisa terjadi secara akut (hanya berlangsung beberapa hari) atau kronis (berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun).

4. Bronkiolitis

Ini adalah infeksi yang melibatkan saluran udara terkecil (bronkiolus) dan paling sering terjadi pada anak-anak.

Penyebab umumnya adalah respiratory syncytial virus (RSV) yang dapat menyebabkan asma.

Baca juga: Mengenal Asma Alergi, dari Gejala, Penyebab hingga Pengobatannya

5. Menghirup Benda Asing

Tersedak terkadang dapat menyebabkan wheezing jika benda yang dihirup tidak sepenuhnya menghalangi saluran udara.

Sering kali wheezing terjadi karena tersedak sepotong steak atau benda asing dalam kasus anak-anak.

Studi pada 2016 di Journal of Thoracic Disease mengungkapkan, pada prosedur bronkoskopi orang dewasa, 0,2-0,33% ditemukan benda asing dalam tabung bronkial yang tidak terduga.

Wheezing yang berhubungan dengan benda asing biasanya terlokalisasi di satu sisi dada.

6. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronis, seperti emfisema, dapat menyebabkan wheezing.

7. Bronkiektasis

Pelebaran saluran udara yang seringkali disebabkan oleh infeksi masa kanak-kanak atau cystic fibrosis kadang-kadang sulit untuk didiagnosis.

Kondisi ini pada awalnya dapat dikaitkan dengan penyebab lain dari wheezing.

Meski cystic fibrosis paling sering didiagnosis pada anak usia dini, terkadang juga bisa terjadi pada orang dewasa.

8. Infeksi Virus Seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV)

Banyak infeksi virus dapat menyebabkan wheezing, terutama pada anak-anak. Salah satunya adalah infeksi virus RSV.

9. Kanker Paru-Paru

Gejala awal kanker paru-paru mungkin wheezing, sehingga penting untuk mencari tahu penyebabnya dengan jelas.

Bila disebabkan kanker paru-paru, obstruksi jalan napas oleh tumor menyebabkan suara wheezing.

10. Emboli Paru

Gumpalan darah di kaki dapat pecah dan berjalan ke paru-paru (emboli paru). Kondisi ini terkadang dapat menyebabkan wheezing.

Baca juga: 6 Pilihan Obat Asma untuk Bantu Kendalikan Gejala

11. Refluks Asam Lambung

Ini mungkin tidak tampak jelas, tetapi refluks asam lambung adalah penyebab wheezing yang cukup umum.

Dalam beberapa kasus, orang tidak memiliki gejala yang jelas, sehingga tidak menyadari bahwa mereka mengalami refluks asam.

12. Pneumonitis Hipersensitivitas

Peradangan kronis pada paru-paru yang disebabkan oleh hal-hal seperti jerami berjamur dan kotoran burung mungkin menyebabkan wheezing.

13. Disfungsi Pita Suara

Disfungsi pita suara adalah kondisi yang disebabkan oleh salah satu atau kedua pita suara yang menutup secara tidak sengaja saat bernapas.

Ini juga dikenal sebagai "asma pita suara”.

14. Epiglotitis

Ini adalah suatu keadaan darurat medis yang ditandai dengan gejala seperti:

  • Demam
  • Air liur
  • Sulit bernapas lega

Epiglotitis disebabkan oleh infeksi epiglotis, sepotong kecil tulang rawan yang menempel di ujung lidah.

Kondisi ini sering menyebabkan stridor yang terdengar di leher tetapi juga dapat menyebabkan wheezing.

Cara Pemeriksaan Wheezing untuk Mendapatkan Hasil Diagnosis

Cara Pemeriksaan Wheezing
Foto: Cara Pemeriksaan Wheezing (Orami Photo Stock)

Foto: prosedur medis (Orami Photo Stock)

Tes untuk mengevaluasi wheezing dan menentukan penyebabnya akan bervariasi tergantung pada riwayat kesehatan yang dimiliki.

Berikut ini beberapa tes yang biasa dilakukan:

  • Oksimetri untuk memeriksa kadar oksigen dalam darah.
  • Rontgen dada untuk membantu jika menemukan sesuatu, tetapi tidak dapat mengecualikan semua kondisi serius.
  • Spirometri.
  • Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah putih guna mencari tanda-tanda infeksi.
  • Tes fungsi paru.
  • CT scan dada.
  • Bronkoskopi, jika diduga ada benda asing yang terhirup atau mungkin ada tumor di saluran udara.
  • Laringoskopi untuk melihat laring dan pita suara.
  • Tes alergi.

Baca juga: 10 Daftar Makanan untuk Sesak Nafas yang Bisa Dikonsumsi Setiap Hari

Pengobatan Wheezing

pengobatan Wheezing
Foto: pengobatan Wheezing (manometcurrent.com)

Foto: alat bantu napas (Orami Photo Stock)

Tergantung pada seberapa serius gejala yang dialami, dokter pertama-tama akan melakukan apa yang diperlukan untuk membuat penderita wheezing lebih nyaman.

Karena ada banyak kemungkinan penyebab, perawatan lebih lanjut akan tergantung pada penyebab wheezing.

Langkah pertama adalah memastikan pasien mendapatkan oksigen yang cukup ke paru-paru dan oksigen yang dihirup masuk ke semua sel tubuh.

Terapi oksigen biasanya digunakan dalam hal ini. Jika reaksi alergi adalah penyebabnya, epinefrin suntik dapat diberikan.

Perawatan lain akan tergantung pada penyebab yang mendasari wheezing. Misalnya, perawatan untuk asma akan digunakan untuk meringankan penyempitan saluran udara.

Sementara itu, prosedur seperti bronkoskopi mungkin direkomendasikan jika diperkirakan ada benda asing di saluran udara yang menyebabkan gejala.

Baca Juga: Madu untuk Asam Lambung, Apakah Efektif?

Itulah pembahasan mengenai wheezing, mulai dari gejala hingga cara pengobatannya. Dapat diketahui bahwa kondisi ini bisa terjadi karena banyak hal.

Bahkan jika seseorang menderita asma, wheezing bisa berpotensi menjadi gejala lain, dan mungkin kondisi yang mengancam jiwa.

Jika Moms atau Si Kecil mengalami gejalanya, sangat penting untuk segera menemui dokter.

Bahkan jika Moms merasa tahu penyebabnya atau pernah mengalami wheezing sebelumnya, memeriksakan diri ke dokter harus dilakukan untuk memastikan kondisi.

Baca juga: Dada Terasa Panas? Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Bahkan jika Moms telah didiagnosis menderita asma, pastikan untuk menghubungi dokter setiap kali mengalami perubahan pada gejala yang biasa dialami.

Waspadalah dan segera cari bantuan medis terdekat jika mengalami wheezing disertai beberapa gejala darurat lain.

Misalnya nyeri dada, pusing, sulit bernapas atau muncul warna kebiruan pada bibir dan kulit.

Pembengkakan wajah, leher, dan bibir juga bisa menjadi tanda reaksi alergi yang mengancam jiwa. Intinya, perhatikan setiap gejala yang muncul.

  • https://www.thoracicmedicine.org/text.asp?2015/10/3/158/160831
  • https://jtd.amegroups.com/article/view/10738/9285
  • https://www.webmd.com/asthma/understanding-wheezing-symptoms
  • https://www.verywellhealth.com/wheezing-causes-evaluation-and-treatment-2249308

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb