Penyebab Sakit Kepala di Ubun-ubun seperti Ditusuk, Simak!
Sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk menjadi salah satu jenis penyakit yang umum dialami banyak orang.
Lantas, apa saja kondisi yang menjadi penyebabnya? Sejauh ini, belum diketahui penyebab pastinya, Moms.
Namun, sakit kepala ini memang dapat timbul kapan saja dan pada titik area yang berbeda-beda.
Dalam banyak kasus, sakit kepala ini dipicu oleh pola makan yang tidak teratur atau kebiasaan menunda makan.
Jika hal ini terjadi, segera penuhi kebutuhan harian tubuh dengan makanan yang bernutrisi dan istirahat yang cukup.
Yuk, Moms simak informasi lengkapnya mengenai sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk di bawah ini.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur
Penyebab Sakit Kepala di Ubun-ubun seperti Ditusuk
Menurut dr. Triana Ayuningtyas, Sp. N, Dokter Spesialis Neurologi, RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, sakit kepala seperti ditusuk bisa disebabkan oleh sakit kepala primer maupun sekunder.
Sakit kepala primer terjadi ketika sakit kepala tidak disebabkan oleh gangguan struktural tertentu di kepala.
Sedangkan, sakit kepala sekunder muncul karena adanya gangguan struktural di kepala yang merangsang area peka nyeri.
Nyeri kepala primer dengan gejala sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk bisa jadi merupakan sindrom primary stabbing headache.
Kondisi ini ditandai dengan sensasi tusukan yang sangat singkat, berulang, dan vokal pada kepala.
Sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk ini seringkali dirasakan oleh penderita nyeri kepala primer lainnya, seperti migrain dan klaster.
"Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat memperberat gejala yang muncul, terutama jika sakit kepala ditusuk tersebut merupakan bagian dari nyeri kepala sekunder, khususnya terkait pembuluh darah," jelas dr. Triana Ayuningtyas.
Moms, sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk adalah gejala yang memerlukan pemeriksaan dan evaluasi lebih mendalam.
Terlebih lagi jika gejala yang muncul menunjukkan kemungkinan nyeri kepala jenis sekunder.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang? Ini Kata Dokter!
Intensitas Sakit Kepala Berbeda-beda
Sakit kepala di ubun ubun seperti ditusuk memiliki tingkat keparahan yang berbeda, mulai dari intensitas ringan hingga berat.
Jika sakit kepala yang dialami ringan atau tidak terlalu parah, kondisi tersebut umumnya dapat mereda dengan sendirinya.
Namun, jika sakit kepala terasa berlarut-larut atau semakin memburuk, itu harus menjadi perhatian.
Pasalnya, kondisi ini bisa menjadi gejala medis serius, Moms.
Sebaiknya hindari mengonsumsi ‘obat warung’ atau obat yang dijual bebas di pasaran.
Penggunaan dosis obat yang tidak tepat dapat memperburuk rasa sakit kepala yang dialami.
Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami kondisi tersebut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Berdasarkan jenisnya, sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk memiliki variasi tingkat keparahan yang ditentukan oleh gejalanya.
Simak penjelasannya berikut ini!
Jenis Sakit Kepala di Ubun-ubun seperti Ditusuk
Sakit kepala, yang didefinisikan sebagai rasa sakit di kepala, sering dianggap sepele oleh banyak orang.
Namun, sebaiknya mewaspadai gejala-gejala sakit kepala, karena beberapa di antaranya memerlukan penanganan medis yang tepat, Moms.
Sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk merupakan salah satu gejala yang perlu diwaspadai.
Berikut ini jenis sakit kepala di ubun-ubun berdasarkan jenisnya:
1. Sakit Kepala Tegang
Sakit kepala tegang termasuk jenis sakit kepala yang sering ditemui.
Gejala umumnya meliputi rasa sakit intens di kepala dan ubun-ubun, yang bisa menjalar hingga ke bagian belakang leher.
Selain itu, tekanan saat mengalami sakit kepala ini seringkali membuat otot-otot sekitar wajah menjadi kaku.
Penting untuk diketahui bahwa sakit kepala tegang bisa dibagi menjadi dua jenis berdasarkan durasi sakitnya, yakni:
- Sakit kepala tegang episodik
Sakit kepala tegang jenis ini merupakan sakit kepala yang berlangsung selama 30 menit dan umumnya terjadi kurang dari 15 hari dalam sebulan.
- Sakit kepala tegang kronis
Berbeda dengan jenis episodik, sakit kepala tegang kronis adalah sakit kepala yang berlangsung selama berjam-jam hingga berhari-hari.
Pada umumnya, penderita yang mengalami jenis sakit kepala ini akan merasakan gejalanya lebih dari 15 hari dalam sebulan.
Pertolongan pertama bagi penderita sakit kepala tegang dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat untuk meredakan nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen.
Jika obat tersebut tidak dapat meredakan gejala yang dialami, disarankan segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Terapkan pola makan yang teratur, istirahat yang cukup dan hindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya gejala sakit kepala tegang.
Seperti dikutip dari National Health Service UK, kafein adalah salah satu pemicu utama sakit kepala tegang. Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi kafein untuk mencegahnya.
Baca Juga: 7 Pantangan Sinusitis yang Harus Dihindari, Waspada Ya!
2. Migrain
Migrain termasuk tipe sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk dan seringkali sangat mengganggu.
Salah satu gejala khas migrain adalah rasa sakit yang terlokalisasi pada satu sisi kepala.
Terkadang sakitnya terasa sampai ke bagian atas kepala.
Selain itu, penderita migrain juga dapat mengalami gejala lain, seperti mual, leher terasa kaku, dan sensitif terhadap cahaya.
Salah satu pemicu utama migrain adalah fluktuasi hormon dalam tubuh. Karena itulah, sebanyak 7 dari 10 penderita migrain merupakan perempuan.
Faktor lain yang memicu migrain adalah pola makan yang tidak teratur, kelelahan, stres, dan aktivitas fisik yang terlalu padat.
Jika Moms mengalami sakit kepala yang hebat disertai demam, segera konsultasikan ke dokter. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius.
3. Sakit Kepala Cluster
Sakit kepala cluster merupakan salah satu jenis sakit kepala yang dapat menimbulkan rasa seperti ditusuk di ubun-ubun, dengan pola yang khas.
Gejalanya cenderung terjadi terus menerus dalam waktu yang tidak menentu.
Penderita sakit kepala cluster biasanya merasakan nyeri yang berulang, bahkan bisa hingga 8 kali dalam sehari, dan durasinya dapat berlangsung beberapa jam.
Selain itu, gejala yang dirasakan oleh penderita sakit kepala cluster seringkali mirip dengan gejala flu.
Menurut Cleveland Clinic, gejalanya meliputi nyeri kepala hebat, mata memerah, dan hidung berair.
Jika mengalami gejala yang telah disebutkan, sebaiknya konsumsi obat antiinflamasi steroid sebagai tindakan awal.
Jika gejala tidak membaik atau nyeri terasa sangat mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga: Sakit Kepala Bagian Atas? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Kelelahan dan Kurang Tidur
Kelelahan dan kurang tidur juga dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk.
Posisi tidur yang tidak baik juga dapat menjadi salah satu pemicu sakit kepala ini.
Mulailah menerapkan pola hidup sehat dengan tidur cukup selama 7-9 jam tiap malam dan mengurangi konsumsi minuman berkafein.
5. Neuralgia Oksipital
Neuralgia oksipital adalah nyeri yang muncul pada bagian belakang kepala hingga leher yang disebabkan oleh gangguan saraf sensorik.
Dalam banyak kasus, penderita mungkin merasakan nyeri serupa tusukan di area ubun-ubun dan akan merasa tidak nyaman untuk beraktivitas.
Sebab, gejala yang dirasakan akan semakin parah jika terlalu banyak bergerak.
Segera konsultasikan ke dokter pain specialist untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Jika diabaikan, kondisi ini menyebabkan kelainan struktur tulang cervical dan kepala belakang yang fatal dan membahayakan penderitanya.
Baca Juga: Sakit Kepala pada Anak, Kenali Gejala dan Jenisnya
6. Brain Freeze
Brain freeze adalah sakit kepala akibat rangsangan dari kondisi cuaca atau mengonsumsi makanan dan minuman yang terlalu dingin.
Saat kondisi ini terjadi, akan muncul rasa sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk.
Biasanya, kondisi ini hanya berlangsung beberapa detik.
Tidak perlu panik saat mengalami kondisi ini, cukup atasi dengan minum air hangat untuk membantu meredakan sensasi beku yang terjadi.
7. Sakit Kepala setelah Olahraga
Olahraga diketahui baik untuk kesehatan tubuh.
Namun, sebagian orang justru mengalami sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk setelah berolahraga.
Kondisi ini dapat terjadi jika olahraga dilakukan secara intens dan berlebihan sehingga tubuh mengeluarkan terlalu banyak keringat.
Keringat berlebih memicu dehidrasi yang mengakibatkan rasa sakit kepala muncul setelah berolahraga.
Segera lakukan pendinginan untuk membantu tekanan darah kembali normal setelah berolahraga dan perbanyak minum air putih untuk mengatasi dehidrasi.
8. Reversible Cerebral Vasoconstriction (RCVS)
Penyakit ini tergolong langka dan umumnya disebabkan oleh pembuluh darah di area otak yang mengkerut.
Bagi penderitanya, gejala yang dialami berupa munculnya nyeri kepala yang berulang dan merasakan sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk.
Jika tidak diatasi dengan cepat dan tepat, kondisi ini dapat berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti stroke atau pendarahan otak.
Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat secepatnya jika menduga menderita sindrom ini.
Baca Juga: 9 Penyebab Sakit Kepala Belakang, Jangan Dianggap Sepele!
Pengobatan Sakit Kepala di Ubun-ubun seperti Disutuk
Obat-obatan analgesik yang bisa dibeli tanpa menggunakan resep dokter (over the counter) dapat diberikan jika tidak ada kontraindikasi.
Selain itu, pastikan juga untuk mendapatkan istirahat yang cukup, ya Moms dan Dads.
"Namun hal ini tidak berlaku jika ditemukan red flag atau tanda yang perlu diwaspadai dari sakit kepala yang dialami," tegas dr. Triana Ayuningtyas.
Obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen juga dapat digunakan untuk meredakan gejala.
Namun, evaluasi lanjutan tetap perlu dilakukan oleh dokter spesialis neurologi jika gejalanya tidak mereda.
Lalu, jika mengalami sakit kepala yang tidak kunjung sembuh meski telah mengonsumsi obat pereda nyeri, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis neurologi.
dr. Triana Ayuningtyas menambahkan, sebaiknya kondisi ini segera dikonsultasikan ke dokter.
Agar, karakteristik sakit kepala di ubun-ubun seperti ditusuk bisa diberikan obat sesuai dengan keluhan.
"Biasanya, pemeriksaan bisa meliputi pemeriksaan pencitraan seperti CT scan, MRI, atau pemeriksaan laboratorium lanjutan baik dari darah maupun cairan otak," kata dr. Triana Ayuningtyas.
Baca Juga: Amandel pada Anak Haruskah Dioperasi? Ini Kata Dokter!
Kapan Sebaiknya Diwaspadai?
Menurut dr. Triana Ayuningtyas ada beberapa tanda ketika sakit kepala harus diwaspadai, yakni:
- Disertai keluhan sistemik seperti demam.
- Memiliki riwayat keganasan/kanker sebelumnya.
- Sakit kepala yang mendadak dan berat.
- Disertai dengan bersin dan batuk saat berolahraga atau posisi tertentu.
- Terjadi pada usia lanjut atau wanita hamil.
- Sakit kepala semakin berat seiring waktu.
- Perubahan pola sakit kepala dari yang biasa menjadi lebih parah
- Nyeri pada daerah mata disertai keluhan mata..
- Riwayat trauma kepala.
- Gangguan imunitas atau penggunaan obat-obatan penekan imun.
- Penggunaan analgesik yang berlebihan sebelumnya.
Itulah beberapa gejala sakit kepala dan pemahaman mengenai tingkat keparahannya.
Melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang cukup, menerapkan pola makan dan tidur yang sehat, serta menghindari kebiasaan merokok dapat membantu mencegah terjadinya nyeri kepala primer.
Sebelum kemungkinan buruk terjadi, segera lakukan pencegahan pertama apabila mengalami beberapa gejala sakit kepala di atas, ya!
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21916-ice-pick-headache
- https://www.nhs.uk/conditions/tension-headaches/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/5003-cluster-headaches
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/317511
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.