14 Desember 2023

Biografi Tjokroaminoto, Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota

Simak perjuangannya untuk Kemerdekaan Indonesia
Biografi Tjokroaminoto, Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota

Foto: Ikpni.or.id

Raden Mas Haji Oemar Said Tjokroaminoto, atau yang lebih dikenal sebagai H.O.S. Tjokroaminoto, lahir pada 16 Agustus 1882 di Ponorogo, Jawa Timur.

Ia merupakan salah satu tokoh nasionalis terkemuka di Indonesia yang memainkan peran penting dalam gerakan kemerdekaan.

Tjokroaminoto memimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Dagang Indonesia (SDI), yang kemudian berkembang menjadi Sarekat Islam (SI).

Peran Tjokroaminoto tidak hanya terbatas pada kepemimpinan dalam Sarekat Islam.

Ia juga menjadi mentor bagi banyak pemimpin masa depan dan memainkan peran kunci dalam membentuk gerakan nasionalis awal di Indonesia.

Ingin tahu biografi lengkapnya? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Biografi Gatot Soebroto, Pahlawan Pembela Rakyat Kecil

Biografi dan Kehidupan Pribadi Tjokroaminoto

HOS Cokroaminoto
Foto: HOS Cokroaminoto (Historia.id)

H.O.S. Tjokroaminoto lahir pada 16 Agustus 1882 di Desa Bakur, Tegalsari, Ponorogo.

Ia berasal dari keluarga bangsawan dan ulama. Ayahnya, R.M. Tjokroamiseno, merupakan seorang pejabat wedana di Kleco, Magetan, sedangkan kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah menjabat sebagai Bupati Ponorogo.

Selain itu, mertuanya, R.M. Mangoensoemo, adalah wakil bupati Ponorogo. Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara.

Cokroaminoto adalah seorang tokoh pergerakan nasional yang sangat berdedikasi. Dia juga memiliki beberapa murid, termasuk Soekarno, Musso, dan Kartosuwiryo.

Namun, perbedaan pandangan membuat ketiga muridnya ini memiliki perbedaan pendapat. Pada bulan Mei tahun 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan Organisasi Sarekat Islam.

Selama hidupnya, HOS Cokroaminoto mendapatkan pendidikan di OSVIA dan lulus pada tahun 1902. Setelah lulus, ia bekerja sebagai juru tulis di Ngawi.

Tak lama kemudian, Tjokroaminoto bekerja di sebuah perusahaan dagang di Surabaya. Di sana, dia mulai tertarik dengan dunia politik.

Awalnya, dia bergabung dengan Sarekat Dagang Islam (SDI), yang kemudian berubah menjadi Sarekat Islam (SI), dan dia menjadi ketuanya pada tanggal 10 September 1912.

Dengan kepemimpinan yang kuat, organisasi ini mengalami perkembangan yang signifikan, bahkan membuat pemerintah Belanda merasa khawatir.

Baca Juga: Biografi Malahayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia

Kehidupan Awal

Setelah menyelesaikan pendidikan di OSVIA, Tjokroaminoto kemudian bekerja sebagai juru tulis patih di Ngawi.

Tidak lama kemudian, ia diangkat sebagai pembantu utama Regen (Bupati) atau Patih di Ngawi.

HOS Cokroaminoto menikah dengan Raden Ajeng Soeharsikin, putri wakil bupati Ponorogo bernama Raden Mas Mangoensomo.

Dari pernikahan mereka, mereka memiliki dua anak, yaitu Siti Oetari dan Harsono Tjokroaminoto.

Pada bulan September tahun 1905, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Patih karena merasa tidak puas dengan pekerjaannya.

Dia merasa bahwa dia diperlakukan sebagai budak oleh orang Belanda dan melihat adanya ketidakadilan kaum Belanda terhadap masyarakat pribumi lainnya.

Keputusannya ini mendapat penentangan dari keluarga dan mertuanya yang menginginkannya menjadi seorang birokrat. Namun, ia tetap teguh pada keputusannya.

Setelah itu, dia pindah ke Surabaya, di mana dia melanjutkan pendidikannya di Burgerlijke Avondschool (Sekolah Teknik Mesin). Selama periode ini, dia juga bekerja di Firma Coy & CO dari tahun 1907 hingga 1910.

Pada tahun berikutnya, dia menjadi seorang teknisi dan kemudian diangkat sebagai ahli kimia di sebuah pabrik gula di wilayah Rogojampi, Jawa Timur.

Sambil menjalani pekerjaannya, dia juga aktif menulis artikel untuk harian Bintang Surabaya. Dia bekerja di pabrik gula hingga tahun 1902, lalu kembali ke Surabaya dan bekerja di sebuah biro teknik.

Baca Juga: Biografi Pierre Tendean dan Kisah Heroik Sang Pahlawan

Bergabung Dengan Sarekat Islam

HOS Cokroaminoto
Foto: HOS Cokroaminoto (Jejakislam.net)

Pada tahun 1912, Haji Samanhudi, yang dikenal sebagai pendiri Sarekat Dagang Islam, mengajak HOS Cokroaminoto untuk bergabung.

Sejak awal, HOS Cokroaminoto memiliki ketertarikan terhadap Sarekat Dagang Islam karena visi yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

Sarekat Dagang Islam didirikan pada tahun 1905 dan merupakan sebuah kelompok pedagang Islam yang bertujuan untuk melawan politik Belanda.

Ini yang memungkinkan masuknya banyak pedagang asing dan menguasai ekonomi masyarakat pada saat itu.


Ketika bergabung pada tahun 1912, HOS Cokroaminoto mengubah nama Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam.

Tujuannya adalah agar Sarekat Islam tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga memasuki bidang politik.

Di bawah kepemimpinan Tjokroaminoto, Sarekat Islam diakui oleh pemerintah kolonial Belanda dan diberikan status hukum yang resmi.

Dalam kongresnya, Sarekat Islam bertujuan untuk mencapai kemerdekaan, memiliki pemerintahan sendiri, dan menyatukan seluruh bangsa Indonesia.

Secara perlahan, jumlah pengikut Sarekat Islam semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh kemampuan HOS Cokroaminoto untuk memengaruhi massa melalui pidato-pidatonya.

Baca Juga: Biografi Sam Ratulangi, Jadi Gubernur Sulawesi Pertama

Guru Dari Tokoh Bangsa

Ketika pindah ke Surabaya, HOS Tjokroaminoto dan istrinya membuka indekos yang menampung para pemuda pribumi.

Di rumah mereka, beberapa tokoh terkenal seperti Ir. Soekarno, Kartosuwiryo, Musso, Alimin, Darsono, dan Semaun tinggal.

Mereka semua menganggap HOS Cokroaminoto sebagai guru besar mereka. Di lingkungan tersebut, mereka membentuk hubungan yang erat dan belajar banyak tentang semangat kebangsaan dari HOS Cokroaminoto.

Ir. Soekarno kelak mengadopsi pandangan nasionalis dan menciptakan Pancasila sebagai ideologinya, Kartosuwiryo mengambil jalur Islam dan kemudian memimpin DI/TII yang menentang Soekarno.

Sementara itu, Musso, Alimin, Darsono, dan Semaun memilih aliran komunis dan membentuk PKI, yang kemudian terlibat dalam pemberontakan di Madiun.

Akhirnya, Sarekat Islam yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto terbagi menjadi dua faksi: SI Putih yang tetap memegang prinsip Islam, dan SI Merah yang diinfiltrasi oleh paham komunis yang dibawa oleh Sneevliet dari Belanda.

Semaun dan Darsono dikeluarkan dari Sarekat Islam atas desakan Abdul Muis dan Haji Agus Salim, yang menyebabkan kekecewaan Alimin dan Tan Malaka.

Dalam situasi perpecahan yang semakin meruncing, SI Merah yang berbasis di Semarang kemudian mengubah namanya menjadi Sarekat Rakyat.

Setelah mengeluarkan Darsono dan Semaun dari Sarekat Islam, HOS Cokroaminoto kemudian mengubah nama SI menjadi Partai Sarekat Islam yang memiliki tujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Dalam kongres PSI, Tjokroaminoto sekali lagi mengubah nama partainya menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), yang dengan jelas menegaskan tujuannya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Selain aktif dalam kegiatan politik partai, HOS Tjokroaminoto juga dikenal sebagai seorang yang mahir dalam seni Jawa, termasuk karawitan dan tarian.

Dia sering mengadakan latihan wayang orang di Taman Seni Panti Harsoyo.

Baca Juga: Biografi Ratna Sari Dewi, Istri Soekarno Berdarah Jepang

Wafatnya Tjokroaminoto

HOS Cokroaminoto
Foto: HOS Cokroaminoto (Faktatokoh.com)

Pada tahun 1934, HOS Cokroaminoto menghadiri kongres partai di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sayangnya, setelah mengikuti acara tersebut, ia jatuh sakit.

Tak lama setelah itu, HOS Tjokroaminoto meninggal dunia pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakarta. Dia kemudian dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta.

Selama sepanjang hidupnya, HOS Tjokroaminoto memiliki pengaruh yang sangat besar pada awal pergerakan kemerdekaan Indonesia dan juga pada masyarakat pribumi pada masa itu.

Dia menjadi guru dan sumber inspirasi bagi tiga tokoh besar Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Musso, dan Kartosuwiryo.

Pengaruhnya yang begitu besar bahkan membuatnya dijuluki sebagai "Ratu Adil". Bahkan Belanda menyebut HOS Cokroaminoto sebagai "De ongekroonde koning van Java," yang berarti "Raja Jawa Tanpa Mahkota."

Pada tahun 1961, sebagai pengakuan atas jasa-jasanya dan perjuangannya untuk Indonesia, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Indonesia kepada HOS Cokroaminoto.

Baca Juga: 5+ Cara Membuat Kopi Susu Kekinian, Mudah dan Lebih Hemat!

Itulah informasi seputar biografi Tjokroaminoto dan perjuangannya dalam merebut Kemerdekaan Indonesia.

Kenalkan pada Si Kecil, yuk!

  • https://www.biografiku.com/biografi-hos-cokroaminoto/
  • https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-hos-cokroaminoto-pahlawan-pergerakan-nasional-indonesia/
  • https://www.researchgate.net/publication/347615232_Haji_Oemar_Said_Tjokroaminoto_Biografi_Dakwah_dan_Kesejahteraan_Sosial
  • https://pustakaarsip.kamparkab.go.id/artikel-detail/1097/biografi-hos-cokroaminoto--pahlawan-nasional-
  • http://civitasbook.com/singo.php?cb=non&_i=wall&id1=aaaaaaaatamu&id2=&id3=aaaaauip6_pahlawan

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb