
Endoskopi adalah prosedur medis yang dilakukan dengan memasukkan pipa kecil yang fleksibel, memiliki kamera dan senter di ujungnya.
Prosedur ini dapat menunjukkan detail spesifik di bagian dalam tubuh tertentu, seperti hidung atau saluran pencernaan.
Misalnya, area mana yang mengalami perdarahan dan pembengkakan.
Selain itu, alat ini juga dapat mengecek kondisi jaringan di dalam tubuh pasca operasi.
Lantas, bagaimana prosedur endoskopi yang bisa dipahami? Berikut ini ulasan selengkapnya, ya!
Baca Juga: Waspadai Sinusitis Pada Anak!
Foto: Endoskopi (istock.com)
Moms bisa disarankan untuk melakukan endoskopi bila ada gejala mencurigakan dan membantu melakukan jenis operasi tertentu.
Melansir dari laman Mayo Clinic, metode endoskopi bisa digunakan dokter untuk mendeteksi penyakit:
Sakit perut dan darah di kotoran bisa menjadi gejala dari tukak lambung.
Masalah kesehatan ini terjadi ketika asam lambung mengikis lapisan pelindung saluran pencernaan.
Kemudian, kondisi ini menyebabkan bisul terbentuk di lapisan perut atau bagian atas usus kecil.
Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab masalah kesehatan ini adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori (H.pylori), obat pereda nyeri tertentu, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Jika sudah parah, Moms akan diarahkan melakukan endoskopi untuk melihat kondisi lambung.
Rinosinusitis adalah salah satu alasan umum endoskopi hidung dilakukan.
Gejalanya di antaranya hidung tersumbat, keluar cairan berwarna kuning atau hijau dari hidung, dan sakit di wajah.
Dokter akan menggunakan endoskop untuk melihat apakah ada pembengkakan dan polip.
Sinus sendiri adalah rongga-rongga yang terbentuk di tengkorak wajah dan terhubung dengan lubang hidung.
Gastritis adalah penyakit yang membutuhkan endoskopi selanjutnya.
Gastritis bisa menyebabkan gejala berupa mual atau sering sakit perut, masalah pencernaan, dan kotoran berwarna hitam.
Penyakit ini bisa disebabkan oleh iritasi akibat penggunaan alkohol yang berlebihan, muntah kronis, atau penggunaan obat-obatan tertentu.
Infeksi H. pylori juga bisa menyebabkan gastritis. Dengan melakukan endoskopi, dokter dapat mengetahui bila lambung mengalami peradangan atau iritasi.
Endoskopi juga bisa digunakan untuk mendeteksi perdarahan yang terjadi di saluran pencernaan.
Kondisi tersebut sebenarnya lebih merupakan gejala dari suatu penyakit daripada penyakit itu sendiri.
Perdarahan pada saluran pencernaan biasanya disebabkan oleh kondisi yang bisa disembuhkan atau dikendalikan, seperti wasir.
Namun, penting bagi dokter untuk menemukan sumber dari gejala ini.
Saluran pencernaan atau gastrointestinal (GI) meliputi esofagus, lambung, usus kecil, usus besar, rektum, dan anus.
Nah, perdarahan bisa saja terjadi pada satu atau lebih area tersebut.
Endoskopi bisa membantu dokter menemukan lokasi perdarahan.
Tidak hanya mendeteksi perdarahan, metode endoskopi bisa digunakan untuk menghentikannya dengan menggunakan alat yang dimasukkan melalui endoskopi.
Baca Juga: 3 Komplikasi Polip Hidung Pada Anak Jika Tak Segera Diatasi
Foto: Prosedur Endoskopi (virginiamason.com)
Endoskopi memungkinkan dokter untuk memeriksa organ tanpa harus membuat sayatan besar.
Umumnya, prosedur ini dibutuhkan ketika pasien menunjukkan gejala spesifik dari suatu penyakit atau hendak menjalani pembedahan.
Secara umum, berikut adalah tujuan dilakukannya endoskopi.
Endoskopi adalah metode yang efektif untuk memeriksa kumpulan gejala dari suatu penyakit.
Pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas misalnya, membantu dokter menentukan penyebab gejala seperti mual, muntah, hingga perdarahan saluran cerna.
Setelah asal-muasal gejala diketahui, dokter dapat melakukan biopsi atau pengambilan sampel jaringan pada organ tubuh yang bermasalah.
Sampel jaringan kemudian diperiksa lebih lanjut hingga dokter dapat mendiagnosis penyakit terkait.
Baca Juga: Semua Hal yang Perlu Moms Pahami Tentang Pemeriksaan CT Scan
Biopsi tidak hanya berguna untuk mendiagnosis penyakit, tapi juga membantu mencegah jenis kanker tertentu.
Pada kolonoskopi, dokter dapat mengambil polip yang tumbuh pada usus besar.
Hal ini penting karena polip yang dibiarkan tumbuh bisa berkembang menjadi kanker usus besar.
Pada kasus tertentu, dokter juga dapat memanfaatkan endoskopi untuk menangani suatu penyakit.
Berikut beberapa contoh penanganan penyakit yang umum dilakukan dengan metode ini:
Baca Juga: 4 Cara Lakukan Uap Bayi, Bisa Atasi Pilek hingga Gejala Sinusitis
Foto: Perawat (istock.com)
Berdasarkan organ tubuh yang diamati, endoskopi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Foto: Prosedur Endoskopi (clevelandclinic.org)
Sebelum endoskopi dilakukan, pasien akan diberikan obat bius.
Obat bius yang diberikan dapat berupa bius lokal atau bius umum, tergantung jenis endoskopi yang akan dijalani.
Obat bius lokal diberikan dalam bentuk semprotan untuk membuat daerah yang akan dilakukan tindakan menjadi mati rasa.
Jika diperlukan, dokter akan memberikan obat penenang (sedatif) untuk membantu pasien rileks selama menjalani prosedur ini.
Selanjutnya, dokter akan melakukan tindakan endoskopi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Jika pasien menjalani endoskopi yang memerlukan sayatan, dokter akan menjahit sayatan tersebut usai endoskopi dan menutupnya dengan perban steril untuk mencegah infeksi.
Dokter juga akan memberikan arahan kepada pasien mengenai cara menjaga lukanya tetap bersih dan steril.
Prosedur endoskopi umumnya hanya berlangsung selama 15–30 menit, tapi bisa juga lebih lama, tergantung jenis endoskopi yang dilakukan.
Baca Juga: Henky Solaiman Derita Kanker Usus, Ketahui Penyebab dan Pencegahannya
Kurang lebih seperti itu, Moms, prosedur endoskopi yang perlu dipahami.
Semoga bisa memberikan gambaran, ya, sebelum menjalani prosedur ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.