08 Maret 2024

5 Fungsi Protein, Membantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh!

Protein bantu kita terlindungi dari serangan virus dan bakteri
5 Fungsi Protein, Membantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh!

Tidak hanya untuk Si Kecil, fungsi protein memiliki peran besar untuk kesehatan orang dewasa termasuk Moms yang hamil.

Tubuh kita memiliki beberapa nutrisi yang harus dipenuhi dalam jumlah besar. Mulai dari lemak, karbohidrat, dan yang tak kalah penting, protein.

Menurut dr. Magdalena Rahardjanti dari Interbat Indonesia, fungsi protein bagi tubuh adalah sumber energi hingga penyokong sistem kekebalan tubuh.

Dilansir dari laman Britannica Kids, protein dibuat dari molekul asam amino.

Ketika seseorang makan makanan yang mengandung protein, sistem pencernaan dalam tubuh akan memecah protein menjadi asam amino.

Setiap mili sel dari seluruh tubuh kita membutuhkan asam amino tersebut.

Fungsi Protein bagi Tubuh

Makanan yang Mengandung Protein
Foto: Makanan yang Mengandung Protein (Freepik.com/freepik)

Lalu, apa lagi fungsi protein bagi tubuh? Simak beberapa hal berikut

1. Membangun dan Memelihara Jaringan Tubuh

Seperti yang telah disinggung di atas, fungsi protein yang pertama adalah sebagai zat gizi.

Zat gizi ini yang dibuat dari asam amino untuk membantu membangun hingga memelihara setiap jaringan tubuh.

Meski demikian, jumlah protein yang diserap oleh tubuh untuk kebutuhan tersebut sangat bergantung pada kesehatan seseorang.

Itulah sebabnya Moms disarankan untuk memenuhi asupan protein pada masa pemulihan seperti setelah sakit atau operasi.

Moms yang tengah hamil dan menyusui juga memerlukan protein dalam jumlah yang lebih besar.

Seseorang yang mengalami kekurangan protein akan mudah mengalami malanutrisi.

Malanutrisi bisa membuat seseorang mudah sakit, anemia, pertumbuhan Si Kecil terhambat, hingga marasmus.

Marasmus adalah keadaan seorang anak untuk tidak bertumbuh secara optimal dan membuat massa otot dan lemaknya mengendur.

Baca juga: 7+ Manfaat Ulat Sagu, Padat Nutrisi dan Tinggi Protein

2. Pembentuk Enzim

Fungsi protein selanjutnya adalah sebagai salah satu pembentuk enzim.

Enzim bertanggung jawab sebagai reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh.

Sebut saja mulai dari menghancurkan racun, pembekuan darah, kontraksi otot, hingga mencerna makanan dalam tubuh.

3. Pembentuk Hormon

Hormon yang dibentuk oleh protein bertugas mengirimkan sinyal, mengatur proses biologis antar organ, “pembawa pesan” antar sel, dan jaringan tubuh.

Bagaimana cara kerjanya?

Kelenjar endokrin akan memproduksi dan mengeluarkan hormon untuk dibawa ke jaringan atau organ yang menjadi target penghantaran melalui aliran darah.

4. Membantu Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Dengan mengonsumsi protein yang cukup, setiap orang dapat terlindungi dari bakteri dan virus.

Dilansir dari studi di The Journal of Allergy and Clinical Immunology untuk mencegah infeksi, setiap orang membutuhkan protein dalam pembentukan antibodi dan imunoglobin.

Ketika tubuh membentuk antibodi alami untuk melawan bakteri atau virus tertentu, sel tubuh bisa merespons dengan cepat jika sewaktu-waktu bakteri atau virus yang sama datang kembali.

5. Protein Mengangkut dan Menyimpan Zat Gizi

Tahukah Moms bahwa berbagai zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi akan disebarkan oleh protein ke seluruh tubuh?

Protein bagaikan alat tranportasi yang mengangkut zat gizi tersebut melalui jalan darah.

Hemoglobin adalah salah satu contoh protein pengangkut yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh lainnya.

Ada juga protein yang bertugas untuk menabung zat besi. Protein tersebut dikenal dengan ferritin.

Tak hanya itu saja, dr. Magda pun menjelaskan tentang fungsi protein lainnya seperti menyeimbangkan nutrisi tubuh, menyeimbangkan pH dan darah.

Baca juga: Sperma Encer Apakah Sulit Punya Anak? Ini Kata Dokter!

Jumlah Asupan Protein yang Dibutuhkan

Ayam dan Telur
Foto: Ayam dan Telur (Freepik.com/jcomp)

Agar fungsi protein berjalan lancar dan tidak mengalami kendala, Moms juga perlu memastikan kebutuhan protein keluarga terpenuhi.

Menurut Healthline, sebagian besar ahli gizi menyarankan untuk mengikuti strandar DRI (Dietary Reference Intake).

DRI menganjurkan untuk mengonsumsi 0.36 gram protein per pound atau 0.8 gram per kilogram dari berat badan seseorang.

Dads memerlukan 56 gram per hari. Sedangkan Moms memerlukan 46 gram per hari.

Si Kecil yang masih usia balita membutuhkan 10 gram per hari. Anak usia sekolah yang berusia 6–12 tahun memerlukan 19– 34 gram protein sehari.

Apakah Moms sedang dalam keadaan hamil atua sedang menyusui? Moms perlu meningkatkan asupan protein menjadi 70 gram sehari.

Makanan yang Mengandung Protein

Agar fungsi protein dalam tubuh berjalan dengan baik, seseorang perlu memastikan jumlah protein yang dikonsumsi.

Dapatkan berbagai nutrisi protein melalui beberapa makanan ini

1. Telur

Telur
Foto: Telur (Freepik.com/jcomp)

Moms dapat memenuhi kebutuhan protein setiap anggota keluarga melalui telur.

Telur bahkan diyakini memiliki lebih banyak protein dibanding daging.

Rata-rata, sebutir telur mengandung 6-7 gram protein. Namun tentu saja kandungan tersebut bergantung pada ukuran telur.

Menurut studi di jurnal Nutrients, putih telur dan kuning telur memiliki fungsi protein yang sangat tinggi.

Namun, kandungan protein dari putih dan kuning telur juga berbeda. Kuning telur mengandung setengah kandungan protein telur secara keseluruhan.

Misalnya, sebuah telur mengandung 7 gram protein.

Artinya, 3 gram protein berasal dari kuning telur dan 4 gram protein berasal dari putih telur.

Bagaimana sebaiknya mengonsumsi telur?

Dilansir dari laman Healthline, protein telur yang dimasak lebih mudah diserap oleh tubuh dibanding protein telur mentah.

Selain itu, mengonsumsi telur mentah juga berisiko terkontaminasi oleh bakteri seperti salmonella dan menyebabkan masalah pencernaan seperti diare hingga kram perut.

Baca juga: Diare pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya!


2. Daging

Daging ayam (terutama dada ayam) dan daging merah juga kaya akan protein, zat besi, hingga vitamin B12 dan bagus untuk mendapatkan fungsi protein.

Jika Moms dan Dads ingin mengongsumsi daging ayam, cobalah untuk tidak menyertakan kulitnya.

Dada ayam tanpa kulit dan lemak merupakan makanan berprotein tinggi dengan kandungan 280 kalori dan 50 gram protein.

Sedangkan daging sapi tanpa lemak mengandung 25 gram protein dan 185 kalori.

Psst… tahukah Moms bahwa jeroan juga sebenarnya kaya akan protein? Jeroan dapat menjadi salah satu asupan protein pada anak.

Namun, meski jeroan memiliki protein tinggi sehingga dapat membantu fungsi protein, Moms dan Dads perlu lebih berhati-hati saat mengonsumsi jeroan.

Jeroan juga mengandung kolesterol tinggi yang dapat meningkatkan risiko gangguanpembuluh darah, jantung, serta meningkatkan risiko asam urat.

Baca juga: 17+ Makanan Penyebab Asam Urat, Wajib Dihindari ya Moms!

3. Makanan Laut

Seafood
Foto: Seafood (Freepik.com/dashu83)

Seafood atau makanan laut dapat membantu tubuh meningkatkan fungsi protein.

Penuhi protein keluarga melalui ikan (terutama ikan laut dalam), udang, cumi, dan kerang. juga termasuk dalam kategori makanan berprotein tinggi.

Tak hanya mengandung protein, berbagai makanan laut memiliki manfaat bagi kesehatan jantung.

Kandungan omega 3 hingga mineral seperti kalium yang terkandung dalam seafood bagus untuk tubuh.

4. Produk Olahan Susu dan Susu

Tak hanya mengandung vitamin D dan kalsium yang baik untuk tulang, susu dan produk olahan susu lainnya (seperti yogurt dan keju) juga kaya akan protein.

Si Kecil dapat minum susu full cream yang lebih banyak mengandung lemak untuk perkembangannya.

Moms dan Dads disarankan untuk susu rendah lemak yang umumnya rendah kolesterol dan lemak, namun mengandung kalsium dan nutrisi lain yang lebih dibutuhkan oleh tubuh.

Tak hanya dari hewani saja.

Moms juga bisa meningkatkan fungsi protein dalam tubuh dengna mengonsumsi sumber protein nabati seperti brokoli, gandum, biji-bijian( seperti chia seed dan barley), kacang-kacangan, hingga tahu dan tempe.

Baca juga: 6 Resep Tempe Orek Kering dan Basah Ala Rumahan

Tanda-Tanda Fungsi Protein dalam Tubuh Tidak Memadai

Kelelahan
Foto: Kelelahan (Freepik.com/jcomp)

Tubuh kita bagaikan mesin yang pintar. Untuk mengingatkan kebutuhannya, tubuh akan selalu memiliki sinyal personal untuk mengingatkan kebutuhannya.

Hal ini termasuk ketika tubuh mengalami kekurangan protein.

Menurut Isabel Butler, Company Nutritionist dari The Spoon Guru, beberapa sinyal ini bisa menjadi penanda tubuh membutuhkan protein untuk memperbaiki fungsi protein.

1. Lapar Terus Menerus

Jika dilihat porsinya, Moms dan Dads sudah makan cukup banyak. Tetapi, mengapa tetap terasa lapar, ya?

Coba lihat porsi dan isi makanan Moms dan Dads.

Bisa jadi Moms dan Dads terlalu banyak makan makanan mengandung karbohidrat dan gula. Namun kurang mendapatkan asupan protein dari lauk pauk.

Baca juga: 11 Manfaat Buah Mengkudu untuk Kesehatan yang Harus Moms Ketahui

2. Massa Otot Mengendur

Rajin berolahraga di gym tapi ternyata belum juga menemukan hasil otot yang terbentuk?

Bisa jadi Moms dan Dads masih belum mencukupi kadar protein untuk meningkatkan massa otot.

Sering kram, nyeri, dan cedera pada otot juga bisa mengindikasikan tubuh kurang mendapatkan protein.

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa protein dapat membantu memperbaiki jaringan yang rusak.

Pada saat Moms dan Dads berolahraga kardio dan angkat beban, otot secara otomatis akan memperbaiki dirinya dengan protein.

Kadar protein yang ada dalam tubuh akan lebih “berkonsentrasi” untuk memperbaiki jaringan otot terlebih dahulu.

Reaksi kram, nyeri, dan cidera bisa menjadi penanda tubuh tidak bisa mengambil cadangan protein saat proses pembentukan otot.

Jadi, jika seseorang berniat untuk meningkatkan massa otot, konsumsilah protein dengan kadar yang lebih besar.

Tidak melulu didapat dari protein bar dan minuman berprotein.

Moms dan Dads dapat memperolehnya dari asupan makanan dan camilan yang lebih banyak mengandung protein.

3. Sulit Sembuh dan Sering Sakit

Sakit Flu
Foto: Sakit Flu (Freepik.com/drazenzigic)

Ada tipe orang mudah terkena penyakit dan ada juga tipe orang yang cenderung lama sembuh saat terkena penyakit.

Apakah Moms atau Dads atau kerabat mengalami keadaan tersebut di atas?

Jika ya, bisa jadi hal ini disebabkan kurangnya asupan protein di dalam tubuh.

Karena protein di dalam tubuh kurang, maka penyembuhan dan pembentukan sel tubuh pun akan bergerak lebih lamban.

Sering sakit juga bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk.

Padahal, kondisi sel kekebalan tubuh sangat ditentukan oleh protein.

Jadi, jika Moms, Dads, dan kerabat, termasuk Si Kecil kurang mengonsumsi protein, tak heran jika sistem imun tidak bekerja dengan baik dan sering sakit.

Baca juga: Gusi Belakang Bengkak dan Sakit Menelan? Ini Kata Dokter


4. Masalah Rambut, Kulit, dan Kuku

Rambut rontok, kulit mengelupas, atau pun kuku yang rapuh menjadi salah satu sinyal tubuh saat kekurangan asupan protein.

“Hal ini disebabkan protein memiliki peran penting untuk menjaga kondisi rambut, kulit, dan kuku,” jelas dr Dewi Maryani, SpKK dari Glowderma saat dihubungi oleh Orami.

5. Brain Fog

Pernah mendengar istilah brain fog?

Ini adalah istilah yang menggambarkan:

  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kesulitan mempelajari hal baru
  • Kesulitan dalam menemukan atau mengingat kata yang sedang ingin diungkapkan.

Keadaan ini biasanya disebabkan karena kondisi gula darah meningkat namun protein justru menurun.

Sehingga, fungsi protein dalam tubuh tidak berlangsung optimal. Coba kurangi konsumsi gula dan karbohidrat, perbanyak dengan protein.

Baca Juga: 5 Manfaat Protein Hewani untuk Bayi, Bantu Tumbuh Kembang

6. Pertumbuhan Lambat atau Terhambat pada Anak-anak

Ilustrasi Sumber Protein
Foto: Ilustrasi Sumber Protein (Weightlossnova.com)

Protein sangat penting untuk pertumbuhan.

Pada anak-anak, kekurangan protein bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau terhambat.

7. Kulit Kering dan Pecah-pecah

Protein membantu dalam regenerasi sel kulit. Tanpa cukup protein, kulit Moms mungkin tampak kering, kasar, atau pecah-pecah.

8. Mudah Lelah dan Lemah

Protein berperan penting dalam membangun otot dan menjaga energi.

Nah, kurangnya protein dapat membuat Moms merasa lemah, lelah, dan kurang energi.

9. Sistem Imun Lemah

Protein diperlukan untuk membangun dan memelihara sistem kekebalan tubuh.

Kekurangan protein berisiko terserang penyakit infeksi dan bakteri.

10. Edema (Pembengkakan)

Protein, khususnya albumin dalam darah, membantu menjaga cairan dalam pembuluh darah.

Kekurangan protein dapat menyebabkan cairan bocor ke dalam jaringan, menyebabkan pembengkakan, terutama di kaki dan pergelangan kaki.

11. Peningkatan Risiko Patah Tulang

Protein penting untuk menjaga kekuatan tulang.

Kekurangan protein dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan lebih rentan terhadap patah.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Merk Tepung Terigu Protein Sedang Berkualitas!

Bagaimana Moms? Apakah Moms sudah cukup jelas dengan fungsi protein untuk tubuh? Saatnya mempersiapkan nutrisi terbaik untuk orang tersayang.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6470839/
  • https://www.healthline.com/nutrition/how-much-protein-per-day
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3670108/
  • https://kids.britannica.com/kids/article/protein/353671

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb