Gynophobia, Ketakutan Ketika Berdekatan dengan Wanita: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi
Beberapa jenis fobia dapat terdengar tidak masuk akal bagi yang tidak mengalaminya. Salah satu jenis fobia dapat dialami oleh seseorang adalah fobia terhadap wanita atau ginofobia (gynophobia).
Kebanyakan pengidap fobia akan mengalami gangguan dalam kehidupan sehari-harinya, terlebih jika sumber ketakutannya berasal dari sesuatu yang dapat ditemui setiap hari.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Apakah bisa diatasi? Untuk informasi lebih jelasnya, berikut ulasan lengkap mengenai gynophobia.
Baca Juga: Venustraphobia, Fobia Saat Berhadapan dengan Wanita Cantik
Apa itu Gynophobia?
Foto: healthgrades.com
Gynophobia adalah ketakutan irasional terhadap wanita yang memicu terjadinya kecemasan ketika berada di sekitar wanita.
Dalam beberapa kasus, terdapat keinginan untuk menghindari interaksi dengan wanita sekecil apa pun.
Gynophobia merupakan pergabungan kata dari kata "gyno" berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah "wanita" dan "phobia" yang juga adalah bahasa Yunani yang berarti ketakutan.
Menurut American Psychiatric Association, gynohobia termasuk dalam tipe anxiety disorder (gangguan kecemasn) dalam kategori spesifik fobia.
Spesifik fobia adalah ketakutan yang berlebihan dan terjadi secara terus-menerus terhadap objek, situasi, atau aktivitas tertentu yang umumnya tidak berbahaya.
Pengidapnya mengetahui ketakutan yang mereka rasakan berlebihan, tetapi mereka tidak bisa mengatasinya.
Ketakutan tersebut dapat menyebabkan penderitaan sedemikian rupa sehingga beberapa pengidapnya berusaha keras untuk menghindari apa yang mereka takuti.
Pada tahun tertentu, perkiraan jumlah orang dewasa Amerika Serikat yang mengalami fobia spesifik, termasuk ginofibua dapat terjadi hingga 8–12% orang.
Gynophobia berbeda dengan misogini meskipun memiliki objek yang sama, yaitu wanita.
Misogini didefinisikan sebagai kebencian, penghinaan, atau prasangka yang buruk terhadap wanita berdasarkan keyakinan budaya, sosial, atau politik seseorang.
Misogini adalah sudut pandang yang dipilih, sedangkan gynophobia adalah kondisi klinis yang didasarkan pada respons fisik yang tidak disengaja karena adanya kecemasan.
Gynophobia juga berbeda dengan homoseksualitas yang pada pria, di mana seorang pria tidak tertarik secara seksual terhadap wanita, namun tidak merasa takut berada di dekat wanita.
Baca Juga: Segala Hal yang Perlu Moms Ketahui tentang Cynophobia, Fobia Terhadap Anjing
Gejala Gynophobia
Foto: hellodox.com
Fobia sosial, termasuk gynophobia, memiliki gejala fisik dan psikologis.
Dilansir dari Health Grades, rasa takut bisa dalam bentuk ringan, sedang, parah, dan bahkan dapat melumpuhkan pengidapnya.
Berikut beberapa gejala dari ginofobia, antara lain:
- Sesak pada dada
- Merasa pusing, yang dapat menyebabkan pingsan
- Mual
- Berkeringat
- Tubuh gemetar
- Kepanikan yang intens
- Keinginan yang kuat untuk melarikan diri ketika berada di dekat wanita
Bagi anak-anak yang menderita gangguan ini, kemungkinan hanya dapat menunjukkan gejala seperti menangis, selalu menempel pada orang terdekatnya, dan tantrum.
Ini karena belum bisa menyampaikan apa yang mereka rasakan.
Beberapa pengidap kondisi ini dapat merasa sangat terganggu dalam kehidupan sehari-harinya, namun ada juga yang tidak.
Bila pengidap ginofobia merasa sangat terganggu, maka dapat langsung melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke ahlinya untuk mengatasi fobia yang dialami.
Sebab, perawatan paling efektif ketika pengidapnya mengatasi fobia yang mereka alami dengan segera.
Penyebab Gynophobia
Foto: lovepanky.com
Penyebab dari ginofobia dapat berbeda-beda setiap orang. Mengutip dari Healthline, penyebab dari kondisi tersebut belum dapat diketahui penyebab akuratnya.
Namun, terdapat beberapa kemungkinan terjadinya ginofobia pada seseorang, antara lain:
1. Masa Lalu
Terdapat pengalaman buruk yang dialami sebelumnya dengan wanita, seperti pelecehan mental atau fisik, penelantaran, pemerkosaan, penyerangan fisik, atau pelecehan seksual yang memicu rasa takut.
Ketakutan tersebut melibatkan area otak yang disebut amigdala, wilayah kecil yang merekam reaksi terhadap pengalaman.
Ketika penderitanya memiliki pengalaman serupa dari masa lalu yang terjadi di masa sekarang atau sesuatu yang dapat memicu ingatan buruk, amigdala akan mengingatkan tentang apa yang dirasakan di masa lalu tersebut
2. Genetik dan Lingkungan
Faktor keturunan dan lingkungan tempat tinggal, termasuk perilaku dari orang tua atau orang-orang di sekitar, dapat mengubah cara kerja otak seseorang.
Baca Juga: Kenali Claustrophobia atau Fobia akan Ruang Sempit dan Gelap
Cara Mengatasi Gynophobia
Foto: virtualpsychcentre.com
Pengobatan untuk mengatasi ginofobia dapat bervariasi.
Berdasarkan penelitian di Clinical Psychology Review, pilihan pengobatan yang dapat mengatasi ginofobia adalah psikoterapi dan obat resep.
Selain itu, bagi penderita fobia ringan yang tidak menyebabkan kesulitan sehari-hari, terdapat kemungkinan tidak memerlukan pengobatan khusus.
1. Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavior Therapy)
Terapi ini merupakan salah satu bentuk psikoterapi, atau terapi bicara, yang dapat mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran, emosi, dan perilaku yang tidak sehat.
Dengan terapis, pasiean akan mengubah persepsi ketakutan yang dirasakan dan cara untuk menghadapinya.
Pasien juga dapat mendiskusikan kemungkinan asal usul atau penyebab gynophobia yang dialami, mulai dari masa kanak-kanak.
Terapis biasanya menggabungkan terapi perilaku kognitif atau (Cognitive Behavior Therapy) CBT, dengan terapi eksposur.
2. Terapi Eksposur
Terapi eksposur, atau terapi desensitisasi ini merupakan jenis terapi di mana pasiennya akan dihadapkan secara bertahap oleh sumber fobianya.
Namun jangan khawatir, karena terapi ini telah dikemas dalam situasi yang terkendali, dan dipimpin oleh terapis ahli untuk mengajari pasien strategi mengurangi kecemasan atas fobia yang dialami.
Biasanya, terapi akan dimulai dengan memikirkan tentang wanita, setelah merasa nyaman, maka pasien dapat beralih ke melihat foto-foto wanita atau berbicara langsung dengan seorang wanita.
Tujuannya adalah untuk mengendalikan rasa takut yang dialami.
3. Mengonsumsi Obat-Obatan
Umumnya, melakukan psikoterapi saja sudah ampuh dalam mengatasi ginofobia.
Namun pada beberapa kasus, pasien dapat diberikan obat-obatan untuk mengurangi perasaan cemas atau panik.
Penggunaan obat hanya boleh digunakan pada awal perawatan untuk membantu mempercepat proses pemulihan pasien.
Pasien juga dapat menggunakan obat-obatan dalam jangka pendek dengan intensitas yang jarang.
Misalnya, dalam situasi di mana ketakutan terhadap wanita menghalangi seseorang untuk melakukan sesuatu yang penting, seperti mendapatkan perawatan medis dari seorang wanita atau mengunjungi ruang gawat darurat.
Adapun obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gynophobia, yaitu seperti penghambat beta atau beta-blockers dan obat penenang, seperti Benzodiazepin.
Namun perlu diingat, obat-obatan tersebut hanya dapat dikonsumsi sesuai resep dari dokter.
Itulah Moms dan Dads ulasan mengenai gynophobia, apakah ada kerabat di sekitar yang mengalami fobia ini?
- https://psychiatry.org/patients-families/anxiety-disorders/what-are-anxiety-disorders
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18410984/
- https://www.healthline.com/health/mental-health/gynophobia
- https://www.healthgrades.com/right-care/anxiety-disorders/gynophobia-fear-of-women
- https://ro.co/health-guide/gynophobia/
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.