21 Februari 2024

Bagaimana Hukum Aqiqah setelah Dewasa? Simak Penjelasannya!

Perhatikan penjelasan ini, ya!
Bagaimana Hukum Aqiqah setelah Dewasa? Simak Penjelasannya!

Bagaimana hukum aqiqah setelah dewasa? Pertanyaan tersebut sering terlontar dari orang-orang dewasa yang belum melaksanakannya.

Salah satu ajaran agama Islam ketika anak baru lahir adalah aqiqah.

Namun, kondisi ekonomi sering kali membuat orang tua menundanya.

Kapan Aqiqah Sebaiknya Dilakukan?

Aqiqah bisa dilakukan orang tua kapan saja, ketika kondisi keuangan sudah memungkinkan, tidak harus ketika si anak masih kecil.

Orang tua dapat melaksanakan aqiqah ketika sudah mampu secara finansial untuk mewujudkannya, sampai si anak mencapai usia baligh.

Bagaimana jika aqiqah dilakukan oleh si anak ketika dewasa karena sudah mampu secara finansial?

Ulama berbeda pendapat terkait hal ini.

Ada yang mengatakan aqiqah gugur atau tidak harus dilakukan ketika si anak sudah baligh.

Namun ada juga yang mengatakan aqiqah boleh dilakukan sendiri oleh si anak ketika sudah dewasa dan mampu.

Hukum aqiqah setelah dewasa jadi simpang siur karena adanya perbedaan pendapat ulama ini.

Untuk lebih jelasnya, simak ulasan hukum aqiqah setelah dewasa berikut ini.

Baca Juga: Bekas Jahitan Sunat Bengkak? Mungkin Ini Penyebabnya

Apa itu Aqiqah?

Aqiqah (Orami Photo Stocks)
Foto: Aqiqah (Orami Photo Stocks)

Sebelum mengetahui bagaimana hukum aqiqah setelah dewasa, ketahui lebih dalam mengenai aqiqah itu sendiri.

Aqiqah menurut terminologi adalah hewan yang disembelih saat kelahiran anak.

Orang tua harus menyembelih hewan kambing atas nama anak dan mencukur bulu.

Dikutip dari Islamic Aid, aqiqah lebih disukai untuk dilakukan di awal kelahiran.

Bisa 7, 14, atau 21 hari setelah kelahiran si anak.

Beberapa ulama berpendapat bahwa aqiqah dapat dilakukan pada kemudian hari sampai anak berusia dewasa.

Hewan yang disembelih untuk aqiqah adalah dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan.

Hukum aqiqah adalah sunnah muakad.

Artinya, aqiqah dianjurkan untuk dilakukan oleh orang tua atau wali anak.

Salah satu tujuan dari dilaksanakannya aqiqah, yaitu sebagai wujud rasa syukur dan mengumumkan kelahiran anggota keluarga baru.

Aqiqah adalah bentuk rasa syukur dari kedua orang tua atas anugerah yang diberikan.

Hewan yang disembelih kemudian dimasak untuk disajikan atau dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan rekan sejawat.

Jika mengadakan Aqiqah, jangan lupa undang juga tetangga yang kurang mampu dari segi ekonomi.

Baca Juga: 5+ Bahaya Sunat Perempuan Menurut Medis, Moms Wajib Tahu!

Batas Aqiqah Anak sampai Umur Berapa?

Batas Usia Anak untuk Aqiqah
Foto: Batas Usia Anak untuk Aqiqah (Freepik.com/rawpixel-com)

Aqiqah adalah bentuk rasa syukur orang tua kepada Allah SWT atas nikmat karunia berupa anak.

Aqiqah juga bisa untuk melindungi anak dari godaan setan dan menanggal penyakit.

Para ulama juga bilang bahwa aqiqah bisa mendekatkan anak kepada Allah.

Selain itu, sebagai pengingat para orang tua bahwa ada hak anak dalam Islam.

Beberapa ulama juga berpendapat bahwa aqiqah bisa dilakukan ketika dia sudah berusia dewasa, dan bisa melakukan untuk dirinya sendiri. Jadi, ada hukum aqiqah setelah dewasa.

Akan tetapi pendapat ini masih simpang siur. Sebab, aqiqah adalah anjuran agama kepada orang tua, bukan si anak.

Sama seperti hewan kurban, hewan yang untuk aqiqah ada aturannya. Hewan harus cukup usia dan layak.


Mengutip Muslim Hands, usia domba untuk aqiqah minimal berusia 6 bulan dan kambing berusia 12 bulan.

Selain itu, hewan juga harus sehat secara fisik.

Pastikan hewan untuk aqiqah tidak cacat seperti patah pada tanduk atau gigi.

Sama dengan kurban, ketika sedang aqiqah, si penyembelih hewan harus membacakan niat aqiqah dan doa yang diatasnamakan si bayi dan kedua orang tua.

Dalam menjalankan ibadah, niat merupakan salah satu unsur terpenting.

Dalam hal aqiqah, niat memegang peranan krusial agar ibadah tersebut sah dan diterima di sisi Allah SWT.

Baca Juga: Tata Cara dan Doa Menyembelih Ayam Sesuai Syariat Islam

Bagaimana Jika Aqiqah Tidak Dilakukan?

Kambing sebagai Hewan Kurban untuk Aqiqah
Foto: Kambing sebagai Hewan Kurban untuk Aqiqah (Freepik.com/wirestock)

Pasti ada di antara Moms yang bertanya, “Boleh tidak sih aqiqah itu tidak dilakukan? Bagaimana konsekuensinya?”

Seperti yang disebutkan sebelumnya, aqiqah adalah sunnah muakkad.

Untuk anak laki-laki dua ekor domba atau kambing harus dikorbankan, yang harus memenuhi persyaratan yang sama seperti seekor domba untuk udhiya (pengorbanan).

Untuk anak perempuan, satu domba harus dikorbankan.

Domba itu harus disembelih pada hari ketujuh, tetapi jika ada penundaan dapat disembelih kapan saja, dan tidak ada dosa untuk menundanya.

Meski demikian, lebih baik dilakukan sesegera mungkin agar tidak lupa.

Ini kerap terjadi, saking lamanya dan terus-menerus ditunda, pada akhirnya terlupakan juga.

Aqiqah adalah sunnah Rasulullah.

Nabi Muhammad SAW juga melakukan aqiqah atas kelahiran kedua cucunya Hasan dan Husain.

Para sahabat Nabi juga melakukan aqiqah untuk anak-anak mereka.

Jika memiliki anak ada baiknya segera lakukan aqiqah, mengingat tujuan dan keutamaannya.

Apalagi aqiqah tersebut adalah ajaran dari Nabi Muhammad SAW.

Meski ada hukum aqiqah setelah dewasa, ada baiknya sisihkan tabungan untuk melakukannya sesegera mungkin.

Baca Juga: 10+ Cara Berhubungan Suami Istri sesuai Sunah di Agama Islam

Ini Dia Hukum Aqiqah setelah Dewasa

Hukum Aqiqah Setelah Dewasa
Foto: Hukum Aqiqah Setelah Dewasa (Freepik.com/rawpixel-com)

Pasti juga bertanya-tanya, bagaimana hukum aqiqah setelah dewasa? Aqiqah memang bisa dilakukan kapan saja.

Sampai si orang tua mampu menyembelih kambing atau domba sesuai syarat.

Dikutip dari Nahdlatul Ulama, hukum aqiqah berakhir ketika si anak sudah baligh atau dewasa.

Setelah itu si anak bebas untuk memilih akan melaksanakan aqiqah atau meninggalkannya.

Namun, ada pula hukum aqiqah setelah dewasa.

Harus dipahami, aqiqah bisa tidak dilakukan oleh orang tua karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan.

Baca Juga: Hukum Hamil di Luar Nikah dalam Islam dan Aturan Pemerintah

Jika kondisi ekonomi sudah membaik dan bisa melaksanakan aqiqah, ini harus segera dilaksanakan oleh orang tua.

Ketika si anak sudah dewasa dan mampu, ia boleh membeli kambing atau domba untuk diberikan kepada orang tuanya.

Jika ada kesepakatan antara kedua pihak, maka aqiqah tersebut sah dilaksanakan.

Niatan orang tua untuk melakukan aqiqah tetap terlaksana, meski tertunda.

Nah, demikian uraian terkait hukum aqiqah setelah dewasa.

Semoga bisa membantu dan memberikan pencerahan untuk Moms dan keluarga, ya!

  • https://muslimhands.org.uk/latest/2021/09/rules-and-fiqh-of-aqiqah-for-new-born
  • https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/bolehkah-aqiqah-di-usia-dewasa-UcmV6
  • https://islamicaid.com/aqiqah/
  • https://islamqa.info/en/answers/12448/why-is-aqiqah-important

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb