
Kardiomiopati bisa menjadi penyakit yang berbahaya untuk kita. Pasalnya, kondisi ini berkaitan erat dengan kesehatan jantung.
Seperti yang sudah diketahui, jantung memiliki tugas penting sebagai alat vital manusia.
Tugas jantung adalah memompa darah agar bisa mengalir ke seluruh tubuh.
Lalu, apa sih kondisi kardiomiopati itu? Lalu, apa yang membuat kondisi ini berbahaya bagi jantung dan hidup kita?
Simak di sini yuk, Moms!
Baca Juga: Mengetahui Langkah-langkah Pertolongan Pertama Serangan Jantung, Catat!
Foto: kardiomiopati
Foto: Orami Photo Stock
Hypertrophic cardiomyopathy (HCM) atau kardiomiopati adalah jenis penyakit jantung kompleks yang memengaruhi otot jantung. Kondisi ini juga dikenal dengan kardiomipati hipertrofi.
Penyakit ini menyebabkan penebalan otot jantung, kekakuan ventrikel kiri, perubahan katup mitral dan perubahan sel.
Senada dengan itu, definisi kardiomiopati pun dijelaskan oleh dr. Alexandra Gabriella, Sp.JP, Dokter Spesialis Spesialis Jantung & Pembuluh Darah yang melakukan paraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Dijelaskan oleh dr. Alexandra, kardiomiopati adalah penyakit kelemahan pada otot jantung.
Baca Juga: Serba-serbi Penyakit Jantung Lemah, Bisa Sebabkan Gagal Jantung Jika Tak Diobati
Sementara itu, penebalan otot jantung (miokardium) dilansir dari Cleveland Clinic, paling umum terjadi pada septum.
Septum adalah dinding otot yang memisahkan sisi kiri dan sisi kanan jantung. Biasanya kondisi ini terjadi ketika septum antara ruang bawah jantung atau ventrikel menebal.
Septum menebal dapat menyebabkan penyempitan yang dapat memblokir atau mengurangi aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.
Sehingga, ventrikel harus memompa lebih keras untuk mengatasi penyempitan atau penyumbatan.
Kardiomiopati hipertrofi juga dapat menyebabkan penebalan di bagian lain dari otot jantung, seperti bagian bawah jantung yang disebut apeks, ventrikel kanan atau di seluruh ventrikel kiri.
Dalam kebanyakan kasus, kardiomiopati hipertrofi tidak menyebabkan gejala apa pun.
Umumnya, penderita masih bisa menjalani hidup normal. Namun, beberapa orang mungkin bisa mengembangkan kondisi serius secara perlahan atau tiba-tiba.
Baca Juga: Gagal Bayi Tabung Meningkatkan Risiko Sakit Jantung, Benarkah?
Foto: Kardiomiopati hipertrofi - gejala (Pixabay).png (pixabay.com)
Foto: pixabay.com
Kondisi kardiomiopati sendiri perlu sangat diwaspadai. Hal itu dikarenakan kebanyakan penderita kardiomiopati hipertrofi tidak mengalami gejala apa pun.
Meski demikian, tidak semua penderita kondisi ini bebas dari gejala, Moms! Seperti yang dilansir dari National Heart, Lungs, dan Blood Institute, gejala berikut dapat terjadi selama aktivitas fisik.
Berikut gejala kardiomiopati:
Gejala lain kardiomiopati hipertrofi yang mungkin terjadi mendadak, termasuk kelelahan, jantung berdebar dan tekanan darah tinggi.
Foto: kardiomiopati
Foto: Orami Photo Stock
Kardiomiopati hipertrofi biasanya disebabkan oleh gen-gen abnormal atau mutasi gen yang menyebabkan otot jantung menebal tidak normal.
Penyebab kardiomiopati selengkapnya pun dijelaskan oleh dr. Alexandra.
Ia mengatakan Penyebab kardiomiopati bermacam-macam, dari yang didapat atau diturunkan, antara lain dari masalah infeksi kuman, genetik, hipertensi, diabetes, setelah melahirkan, maupun sumbatan koroner.
Penderita kardiomiopati hipertrofi juga memiliki susunan sel otot jantung yang abnormal.
Baca Juga: Lambung Bocor, Masalah Pencernaan yang Bisa Mengancam Jiwa
Tingkat keparahan kardiomiopati hipertrofi pada beberapa orang pun sangat bervariasi.
Kebanyakan penderita kardiomiopati hipertrofi memiliki bentuk septum di antara dua ruang bawah jantung (ventrikel) membesar dan membatasi aliran darah keluar dari jantung.
Namun, kardiomiopati hipertrofi juga bisa terjadi tanpa penyumbatan aliran darah yang signifikan, seperti kardiomiopati hipertrofik nonobstruktif.
Namun, ruaag pemompa utama jantung atau ventrikel kiri mungkin menjadi kaku, mengurangi jumlah darah ditahan oleh ventrikel dan jumlah darah yang dipompa keluar ke tubuh.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Penyebab Kanker Lambung yang Jarang Disadari
Sementara itu, penyebab lain kardiomiopati hipertrofi bisa karena kondisi medis, seperti penuaan dan tekanan darah tinggi.
Dalam beberapa kasus, penyebab kardiomiopati hipertrofi juga bisa bisa terdeteksi.
Dampak dari kardiomiopati adalah kondisi cepat lelah, akibat menurunnya kemampuan memompa dari otot jantung.
Baca Juga: Ini 4 Jenis Olahraga yang Tidak Disarankan untuk Penderita Penyakit Jantung
Foto: kardiomiopati (healthline.com)
Foto: Orami Photo Stock
Perlu diwaspadai, ada beberapa risiko kardiomiopati.
Beberapa kelompok orang bisa memiliki risiko lebih besar terkena kondisi ini.
Kelompok tersebut adalah:
Baca Juga: 4 Manfaat Vitamin K2 untuk Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Jantung!
Foto: kardiomiopati
Foto: Orami Photo Stock
Cara pengobatannya adalah mengonsumsi secara teratur obat-obatan jantung sesuai dengan kondisi status volume pasien.
Pada kondisi akut, maka tatalaksananya juga harus mengatasi penyebab dasar.
Apabila status volume berlebih, maka diperlukan perawatan, dan pada kondisi yang lebih stabil maka dapat dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
Baca Juga: Serba-serbi USG Doppler, Bisa Deteksi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Seperti yang sudah disebutkan, kardiomiopati memiliki pengobatan yang berbeda-beda. Pengobatannya akan bergantung dari tingkat keparahan kondisi si penderita.
Fokus dari pengobatan ini adalah untuk meredakan gejalanya serta mencegah komplikasi terjadi.
Penderita dengan gejala ringan atau belum mengelami gajala akan dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat.
Pola hidup sehat yang dianjurkan adalah:
Baca Juga: Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Sementara itu, penderita kardiomiopati dengan gejala bisa diberikan pengobatan dengan cara yang berbeda.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang bisa diberikan untuk pasien dengan gejala.
Obat kardiomiopati yang bisa dikonsumsi adalah:
Jika pengobatan tidak ampuh untuk meredakan gejala, maka pasien biasanya bisa menjalani operasi jantung.
Baca Juga: Sumber Nutrisi untuk Menjaga Kesehatan Paru-paru agar Tidak Kena Corona
Foto: Kardiomiopati hipertrofi - cara memberi dukungan (Pixabay).png (pixabay.com)
Foto: pixabay.com
Hidup dengan penyakit kardiomiopati hipertrofi tentu bukan hal mudah.
Kardiomiopati hipertrofi parah bisa meningkatkan risiko masalah emosional.
Beberapa orang kesulitan melakukan penyesuaian terhadap kondisinya, seperti membatasi olahraga dan mengandalkan obat-obatan selama sisa hidupnya.
Jika, keluarga Moms mengalami kesulitan dalam menghadapi kardiomiopati hipertrofi, dokter mungkin akan menyarankan terapis atau bergabung dengan kelompok dengan penyakit sama.
Penderita kardiomiopati hipertrofi juga bisa mendapat manfaat dari obat-obatan yang dikonsumsi untuk mengatasi gangguan kecemasan atau depresi.
Nah, itu dia Moms penjelasan mendalam mengenai kardiomiopati. Jangan lupa untuk selalu waspada dan jaga kesehatan, ya!