10 Cara Membersihkan Darah Kotor secara Alami, Mudah!
Dalam dunia medis, ada istilah darah kotor dan darah bersih. Tahukah, bagaimana cara membersihkan darah kotor?
Menurut dr. Alvin Tagor Harahap, Subsp. H. Onk. M. (K), dalam medis, yang disebut sebagai darah kotor merupakan darah yang kembali dari sirkulasi tubuh ke jantung.
Namun istilah “darah kotor” yang beredar di masyarakat mungkin memiliki definisi lain.
Darah memiliki peranan penting di dalam tubuh kita.
Darah bersih adalah sel-sel darah yang mengandung oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh.
Sementara itu, darah kotor yaitu kebalikannya yaitu darah yang tidak mengandung oksigen atau biasa dikenal dengan deoksigenasi.
Berdasarkan Indian Journal of Critical Care Medicine, darah adalah jenis khusus dari jaringan ikat yang terdiri dari sel darah putih, sel darah merah, trombosit, dan plasma.
Darah kita bertanggung jawab atas banyak hal, mulai dari mengangkut oksigen, hormon, gula, lemak, dan sel ke sistem kekebalan tubuh untuk membersihkan sistem tubuh dan terus membuatnya bergerak.
Setiap hari ada berbagai macam racun tersimpan di dalam tubuh kita melalui berbagai jenis makanan tertentu yang dikonsumsi, polusi, stres, dan berbagai faktor lainnya.
Makanya tubuh memerlukan proses detoksifikasi atau membersihkan darah kotor.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengeluarkan Darah Haid yang Tidak Keluar
Penyebab Darah Kotor
Sebelum membahas cara membersihkan darah kotor, pahami dulu apa saja yang bisa jadi penyebabnya.
Darah kotor adalah kondisi ketika tingkat oksigen dalam darah di bawah rata-rata normal.
Kondisi darah kotor ini juga disebut sebagai hipoksemia atau hipoksia.
Lantas, apa saja penyebab hipoksemia? Yuk, cari tahu di bawah ini!
1. Anemia
Dalam Mayo Clinic, hipoksemia adalah tanda adanya masalah yang berkaitan dengan pernapasan atau sirkulasi darah, dan dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti sesak napas.
Anemia adalah penyebab umum seseorang memiliki darah kotor.
Penelitian dalam Regulation of Tissue Oxygenation mengutarakan, ini terjadi ketika kemampuan darah untuk membawa oksigen menurun.
Kelainan darah ini mengacu pada sedikitnya molekul hemoglobin yang tersedia di dalam darah untuk mengikat oksigen.
2. Gangguan Jantung
Darah kotor juga identik dengan gangguan pada kesehatan jantung.
Oksigen dalam darah umumnya dipompa keluar dari sisi kiri jantung.
Darah ini berperan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.
Nah, darah kotor tak mengandung oksigen yang cukup untuk ke jantung.
Kemudian, darah deoksigenasi ini akan dikirim ke paru-paru untuk kembali menerima oksigen dan membuang karbon dioksida.
Jika proses tersebut tidak lancar, dapat menimbulkan gangguan pada jantung.
Baca Juga: Mengenal Agranulositosis, Ketika Tubuh Tidak Cukup Memproduksi Sel Darah Putih
3. Emfisema
International Journal of Chronic Obstructive Pulmonary Disease memaparkan, ini adalah kondisi di mana paru-paru tak berfungsi dengan baik.
Pada orang dengan emfisema, kantung udara di paru-paru (alveoli) tidak berfungsi.
Seiring waktu, dinding bagian dalam kantung udara akan melemah dan pecah, serta menciptakan ruang udara yang lebih besar.
Hal ini akan mengurangi luas permukaan paru-paru sehingga jumlah oksigen dalam aliran darah berkurang.
4. Serangan Asma
Serangan asma yang parah dapat menyebabkan hipoksemia pada orang dewasa dan anak-anak.
Ketika asma terjadi, saluran udara akan menyempit, sehingga sulit untuk paru-paru menerima oksigen.
Seseorang yang batuk ketika asma akan menggunakan lebih banyak oksigen dan dapat memperparah kondisi.
Baca Juga: Gumpalan Darah Haid seperti Daging, Apakah Tanda Keguguran?
5. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi serius mengganggu pernapasan.
Jika Moms suka mendengkur keras dan merasa lelah bahkan setelah tidur semalaman, mungkin menderita sleep apnea.
Mayo Clinic mengutarakan beberapa gejala umum dari gangguan tidur ini, seperti:
- Mengorok keras
- Berhenti bernapas saat tidur
- Terengah-engah saat tidur
- Bangun tidur dengan mulut kering
- Sakit kepala ketika bangun
- Kesulitan untuk tetap tidur (insomnia)
- Kantuk berlebihan di siang hari (hipersomnia)
- Emosional
Baca Juga: 9 Minuman Penurun Darah Tinggi yang Mudah Dibuat di Rumah
6. Dehidrasi
Melansir Medicine & Science in Sports & Exercise, dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh kekurangan cairan yang cukup.
Kekurangan cairan dapat membuat darah menjadi lebih kental dan berwarna lebih gelap dari biasanya.
Hal ini terjadi karena darah yang lebih kental akan membawa lebih sedikit oksigen ke jaringan tubuh.
Dengan begitu, dapat menyebabkan berbagai gejala seperti sakit kepala dan kelelahan.
Oleh karena itu, dehidrasi dapat menjadi salah satu penyebab darah terlihat lebih kotor atau lebih gelap dari biasanya.
7. Konsumsi Makanan Tidak Sehat
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan darah kotor adalah kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Terutama dengan semakin banyaknya gerai makanan cepat saji, risiko terjadinya deoksigenasi darah dapat meningkat.
Mengonsumsi makanan cepat saji atau junk food yang rendah nutrisi secara teratur dapat mempengaruhi kesehatan darah.
Jenis makanan ini cenderung membuat beban kerja jantung meningkat dan mengurangi kadar oksigen dalam darah.
Hal ini dapat menyebabkan darah terlihat lebih gelap atau pekat.
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Darah Rendah pada Ibu Hamil, Catat Moms!
Ciri-ciri Darah Tidak Sehat Menurut Dokter
Dokter Alvin Tagor Harahap menjelaskan ada ciri-ciri darah tidak sehat.
Ia menjelaskan bahwa darah memiliki komponen cair (plasma) dan komponen seluler.
Komponen cair terdiri dari:
- Air
- Garam
- Elektrolit
- Protein terlarut
- Obat-obatan
- Zat terlarut lainnya.
Zat terlarut adalah, gula, asam lemak, kolesterol, asam urat, dan lain-lain.
Sementara komponen seluler terdiri dari sel darah merah, darah putih, atau trombosit.
"Darah dikatakan tidak sehat jika ada bagian dari komponen tersebut yang jumlahnya tidak normal, sehingga mengganggu fungsi tubuh," katanya.
Misalnya kekurangan sel-sel darah, kekurangan elektrolit, dan lain-lain.
Secara kasat mata, sulit membedakan antara dengan darah yang sehat dan tidak sehat, sehingga harus diperiksa menggunakan alat.
Namun ada juga penyakit yang bisa langsung terlihat dari darah, misalnya kadar trigliserida yang tinggi menyebabkan serum darah tampak keruh.
Nah, kualitas darah ini ditentukan dengan diet dan nutrisi.
"Diet dan nutrisi jelas berpengaruh terhadap kualitas darah.
Misalnya, seseorang yang kurang asupan vitamin B atau zat besi, maka dapat sakit anemia atau kekurangan sel darah merah," jelas dr. Alvin Tagor Harahap.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.