26 Desember 2023

Cephalohematoma, Penumpukan Darah di Bawah Kulit Kepala Bayi

Dapat dipicu karena trauma atau tekanan pada kepala saat persalinan
Cephalohematoma, Penumpukan Darah di Bawah Kulit Kepala Bayi

Cephalohematoma atau yang dikenal juga dengan CH, merupakan kondisi cedera yang disebabkan oleh trauma atau tekanan pada kepala saat persalinan.

Mudahnya, kondisi ini merupakan akumulasi atau penumpukan darah yang terjadi di antara tengkorak dan kulit kepala bayi.

Melansir dari WebMD, meskipun terjadi di kepala, CH tidak berisiko memengaruhi otak bayi karena tekanan ini terjadi di bawah tulang tengkorak.

Sehingga, Moms tidak perlu cemas sebab otak bayi tidak berisiko mengalami tekanan. Hal ini juga dijelaskan oleh dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

"Cephalohematoma dan caput succedaneum adalah lesi di kepala (bukan proses di otak) yang terjadi karena trauma di jalan lahir. Tampilannya seperti ada benjolan di salah satu sisi kepala bayi yang baru lahir," jelas dr. Putu.

Melansir dari artikel jurnal National Libray of Medicine, kondisi ini terbilang tidak terlalu parah atau merupakan kondisi minor yang terjadi selama proses kelahiran.

Tekanan yang terjadi pada kepala janin menyebabkan pembuluh darah pecah terlebih ketika kepala bayi ditekan ke panggul ibu selama persalinan.

Yuk, Moms kenali lebih jauh mengenai cepalhematoma di sini!

Baca Juga: 8 Urutan Proses Kehamilan, dari Pembuahan hingga Melahirkan

Penyebab Cephalohematoma

Cephalhematoma
Foto: Cephalhematoma (www.what-when-how.com)

Seperti yang sudah dipaparkan di atas, cephalohematoma biasanya terjadi selama proses persalinan.

Namun, kondisi ini dapat terjadi berjam-jam hingga berhari-hari setelah Si Kecil lahir.

Tekanan kuat atau trauma pada kepala bayi selama persalinan dapat menyebabkan pembuluh darah halus di kulit menjadi robek sehingga mengakibatkan cephalohematoma.

Namun, penyebab pasti dari trauma kepala saat melahirkan bisa bermacam-macam dan tidak selalu terjadi akibat tekanan selama proses melahirkan.

Penyebab kondisi ini yang mungkin terjadi berupa:

1. Kepala Bayi Membentur Panggul Ibu

Penyebab ini merupakan yang paling umum terjadi dan sering ditemukan.

Ketika Si Kecil melewati jalan lahir, kepalanya berisiko terbentur oleh panggul ibu.

Ketika hal ini terjadi, kekuatan dari kontraksi akan terus mendorong kepala Si Kecil sampai menemukan jalan keluar selama proses persalinan.

Baca Juga: Jenis-jenis Operasi Caesar dan Metode Penutupan Lukanya

2. Penggunaan Alat Bantu Kelahiran

Penyebab ini juga kerap ditemukan di sejumlah kasus.

Trauma kepala saat melahirkan juga bisa diakibatkan dari penggunaan alat bantu kelahiran seperti ekstraktor vakum dan forsep obstetrik.

Kedua alat ini berguna ketika kontraksi rahim pada ibu tidak cukup untuk mendorong bayi keluar melalui jalan lahir. Alat ini digunakan untuk mencengkram kepala bayi.

Sayangnya kekuatan dari cengkraman alat ini masih bisa berisiko memcahkan pembuluh darah di kepala bayi.

Faktor Risiko Cephalohematoma

Berat Badan Bayi (Orami Photo Stocks)
Foto: Berat Badan Bayi (Orami Photo Stocks)

Kondisi cephalohematoma atau trauma jalan lahir biasanya terjadi pada sekitar 2% bayi yang lahir secara normal atau pervaginam.

Sementara itu, sekitar 1,1% terjadi pada bayi yang lahir melalui bedah caesar.

Melansir dari Healthline, Moms yang mengalami proses persalinan yang lama lebih berisiko berdampak pada trauma kepala pada Si Kecil.

Sebab proses persalinan yang lama, memungkinkan dokter untuk menggunakan alat bantu guna mempermudah persalinan dan mempercepat prosesnya.

Beberapa risiko lainnya bisa berupa berikut ini:

  • Bayi berukuran lebih besar karena akan mengalami kesulitan bergerak melalui jalan lahir dan memperlambat persalinan.
  • Jalan lahir yang kecil untuk Si Kecil.
  • Kontraksi rahim lemah sehingga tidak mampu untuk mendorong bayi keluar melalui jalan lahir.
  • Bayi tidak dalam posisi kepala menghadap ke bawah. Posisi yang tidak normal berisiko pada persalinan yang lebih lama dan rumit.

dr. Putu juga menjelaskan ada faktor risiko lainnya seperti ibu yang mengalami berat badan berlebih atau kelainan bentuk panggul

Trauma lahir ini berisiko terjadi pada bayi-bayi besar (berat lahir bayi di atas 4 kilogram).

Termasuk iibu yang mengalami berat badan berlebih, posisi bayi sungsang, persalinan yang dibantu alat seperti divakum atau dengan forsep.

"Ini juga apabila ada kelainan di bentuk panggul ibu, misalnya panggul yang terlalu sempit," tambah dr. Putu.

Baca Juga: 13 Tempat Wisata Purwakarta yang Hits dan Menarik, Apa Saja?

Caput succedaneum merupakan kondisi adanya pembengkakan atau edema yang memengaruhi kulit kepala...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb