17 Januari 2024

Ragam Makna Pakaian Adat Sumatera Selatan, Serba Mewah!

Mewahnya busana pengantin khas Palembang yang satu ini
Ragam Makna Pakaian Adat Sumatera Selatan, Serba Mewah!

Moms tahukah tentang pakaian adat Sumatera Selatan?

Sumatera Selatan memiliki beberapa busana tradisional, di antaranya aesan gede dan pak sangkong.

Aesan gede dan pak sangkong merupakan pakaian adat Sumatera Selatan yang dipakai pengantin ketika acara resepsi pernikahan di Palembang.

Perlu diketahui, Palembang sebagai ibukota Sumatera Selatan memiliki tata upacara adat pernikahan yang digelar secara bertahap, yaitu:

  • Madik atau memilih calon pengantin
  • Menyinggung atau memantapkan pilihan
  • Meminang
  • Berasan
  • Memutus kato
  • Mengantar uang belanja
  • Berdandan
  • Akad nikah
  • Mengarak pacar
  • Munggah
  • Upacara di ruangan gegajah
  • Menjenguk dan menjemput pengantin
  • Berkeramas atau mandi simbur
  • Mempertemukan pengantin dan syukuran
  • Nyanjoke pengantin
  • Pengantin tandang

Puncak dari prosesi pernikahan seluruhnya adalah munggah. Pada acara munggah inilah aesan gede dan pak sangkong dipakai pasangan pengantin.

Baca Juga: 8 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara dan Ciri Khasnya

Pakaian Adat Sumatera Selatan Aesan Gede

Pakaian Adat (Orami Photo Stocks)
Foto: Pakaian Adat (Orami Photo Stocks)

Yuk, simak ulasan tentang pakaian adat Sumatera Selatan aesan gede dan pak sangko!

Orami kali ini akan membahasnya secara lengkap, mulai dari wujud, ciri khas dan kelengkapan atributnya yang sarat dengan makna.

Aesan berarti hiasan dan gede berarti pembesar. Jadi, aesan gede adalah pakaian hiasan pembesar Palembang.

Pakaian adat Sumatera Selatan aesan gede didominasi warna merah dengan benang emas dari tenunan kain songket.

Unsur keemasan dan gemerlap ini sesuai dengan citra Sumatera di masa lalu yang dikenal sebagai swarnadipa atau pulau emas.

Busana aesan gede untuk pengantin wanita berupa baju kurung warna merah.

Baju kurung ini berhiaskan motif bertabur bunga bintang keemasan yang dipadukan dengan kain songket lepus bersulam emas.

Busana ini dilengkapi dengan penutup dada, perhiasan dan mahkota dengan untaian bunga.

Sedangkan busana pria berupa jubah bertabur bunga emas, celana, dan kain songket serta songkok emas sebagai penghias kepala.

Baca Juga: Sejarah Hari Batik Nasional dan Cara Merayakannya, Ayo Bangga Pakai Batik!

Makna Busana Aesan Gede dan Aksesorisnya

Baju Adat Sumatera Selatan (Orami Photo Stocks)
Foto: Baju Adat Sumatera Selatan (Orami Photo Stocks)

Setiap detail dan motif pada pakaian adat aesan gede memiliki makna tersendiri dan unik. Apa saja?

  • Kain Songket Lepus

Kain ini dipakai memiliki motif geometris abstrak dan motif zigzag. Songket lepus merupakan songket tertua dalam sejarah.

Makna simbol yang terdapat pada kain songket ini adalah keramahan, ketertiban dan saling menghormati.

  • Celana Sutra

Ini adalah celana panjang yang berbahan sutra.

Pada bagian bawahnya terdapat bordiran berbentuk bunga yang mempunyai tangkai dan menjalar panjang.

Ini merupakan simbol mentalitas yang sangat gigih dalam menjalani kehidupan.

  • Kesuhan

Kesuhan adalah mahkota yang dikenakan pengantin laki-laki dan perempuan.

Kesuhan pada laki-laki berarti seorang laki-laki harus memiliki sifat berani dalam keluarga dan masyarakat.

Sementara, kesuhan pada wanita berarti wanita harus memiliki sifat keibuan, kelembutan dan punya rasa kekeluargaan.

  • Cempako

Cempako adalah bunga cempaka yang dipakai di kepala. Maknanya agar pengantin menjaga keindahan perilakunya.

  • Sanggul Malang

Sanggul ini merupakan rambut yang digelung rapi, bermakna perempuan sebagai sosok yang anggun, rapi dan tenang dalam menghadapi sesuatu.

Baca Juga: Wisata Kawah Ijen: Lokasi, Rute, Harga Tiket, dan Penginapan

  • Tebeng Malu

Tebeng malu adalah penutup bagian samping kepala berbentuk bola-bola warna-warni yang dirangkai dan dipasang di samping telinga.

Memiliki makna bahwa manusia harus menjaga pandangannya.

  • Terate

Terate adalah hiasan yang digunakan oleh pengantin laki-laki dan perempuan untuk menutupi bagian dada dan pundak.

Hiasan ini menggambarkan kemegahan, kesucian, dan kesabaran dalam hal apapun.


  • Kebo Munggah

Juga disebut kalung tapak jajo, berarti kesuburan dan dipandang sebagai penolak yang jahat.

  • Selempang Sawit

Selempang sawit berjumlah 2, dipakai menyilang dari bahu kiri ke pinggang sebelah kanan, dan dari bahu kanan ke pinggang sebelah kiri.

Hiasan ini memiliki makna bahwa laki-laki dan perempuan harus sejajar.

  • Keris

Keris yang digunakan pengantin pria keturunan bangsawan diselipkan di pinggang depan sebelah kanan dengan gagangnya menghadap keluar.

Untuk laki-laki yang bukan bangsawan kerisnya diletakkan di bagian pinggang belakang. Hal ini untuk menghormati para raja atau atasan.

  • Pending

Pending adalah ikat pinggang laki-laki dan perempuan berbentuk lempengan.

Pending bermakna perempuan dan laki-laki siap untuk menjalani kehidupan.

  • Gelang Palak Ulo

Gelang emas 24 karat bertabur berlian ini dikenakan oleh pengantin perempuan di lengan dengan bentuk ular naga bersisik dan berpulir.

  • Sapu Tangan Segitigo

Sapu tangan ini terbuat dari beludru berwarna merah yang salah satu sisinya bertabur kelopak bunga melati dari emas.

Memiliki makna ketegaran dan ketenangan hidup.

  • Cenela

Ini adalah sejenis sandal yang dipakai oleh kedua mempelai pengantin, biasanya berwarna senada dengan atasan.

Mempunyai makna bahwa dalam melangkah harus mempunyai pelindung diri yaitu agama.

Baca Juga: 5 Inspirasi Model Kebaya Martumpol Batak, Cantik dan Elegan!

Pakaian Adat Pak Sangkong

Pakaian Pengantin Sumatera Selatan (Thebridedept.com)
Foto: Pakaian Pengantin Sumatera Selatan (Thebridedept.com)

Pakaian adat Sumatera Selatan pak sangkong berasal dari 2 kata yaitu pak dan sangkong.

Pak berarti 8, dan sangkong berarti dewa, sehingga pak sangkong diartikan sebagai pakaian 8 dewa.

Atribut pada busana aesan gede dan pak sangkong memiliki kemiripan. Kalau aesan gede identik dengan kemewahan, pak sangkong tampak anggun.

Pengantin pria mengenakan songket lepus sulam emas yang dipadukan dengan jubah motif bunga emas, selempang dan celana. Hiasan kepala memakai songkok emas.

Sementara itu, pengantin perempuan memakai baju kurung atau dodot berwarna merah bermotif taburan bintang emas.

Hiasan kepala berupa mahkota pak sangkong, teratai penutup dada, serta kain songket bersulam emas.

Baca Juga: 10 Pakaian Adat Sumatera Barat yang Perlu Dikenal


Makna Busana Pak Sangkong dan Aksesorisnya

Pengantin (Orami Photo Stocks)
Foto: Pengantin (Orami Photo Stocks)
  • Mahkota Pak Sangkong

Hiasan kepala berupa pak sangkong dipakai di kepala bagian kening.

Pada mahkota terdapat motif hias bunga teratai dan setangkai bunga mawar, serta motif dasar berbentuk lingkaran.

Bunga teratai merupakan simbol dari kesucian. Bunga mawar adalah simbol dari kekeluargaan, juga matahari dan bulan.

Sementara motif hias berbentuk lingkaran merupakan simbol dari benda angkasa matahari yang bermaksud sebagai kepercayaan terhadap Tuhan.

Secara keseluruhan, mahkota pak sangkong merupakan simbol dari kesucian dan kepercayaan terhadap Tuhan.

  • Kain Songket

Busana pak sangko dikenakan bersama dengan kain songket, yang merupakan ciri khas dari pakaian adat Sumatera Selatan.

Motif kain songket secara simbolis menunjukkan bahwa masyarakat Palembang ramah, tertib dan saling menghormati satu sama lain.

  • Dodot

Umumnya dodot juga memiliki motif senada dengan kain songket.

Ini menyimbolkan bahwa kedua pengantin sebagai makhluk sosial, harus ramah, tidak boleh sombong.

Selain itu pengantin juga harus saling menghormati sesama manusia dan menjaga ketertiban

  • Jubah

Jubah yang dikenakan merupakan akulturasi dari budaya Arab. Berupa baju panjang bertabur motif bunga teratai yang digambarkan seolah mengapung di air.

Teratai sendiri melambangkan kebahagian pengantin yang telah menikah.

  • Rompi

Rompi digunakan bermotif tunas tumbuhan dengan pola geometris zig-zag.

Tunas adalah simbol agar manusia bermanfaat bagi yang lainnya, sementara motif zig-zag bermakna sama dengan motif songket dan dodot.

  • Baju Kurung

Baju kurung pada pengantin wanita mendapatkan pengaruh dari budaya Melayu-Islam.

Agar senada, baju kurung harus bermotif sama dengan jubah pengantin laki-laki.

Bermotif taburan bunga sebagai simbol bahwa pengantin perempuan juga sedang berbahagia atas pernikahannya.

Baca Juga: Selain Pempek, Ini 15 Makanan Khas Sumatera Selatan

Itulah dia ragam pakaian adat Sumatera Selatan yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.

Meski zaman serba modern, namun busana adat ini masih sering dikenakan dalam prosesi pernikahan masyarakat Palembang, lho Moms!

  • https://core.ac.uk/download/pdf/267945781.pdf
  • https://dipalembang.com/pakaian-adat-palembang/
  • http://eprints.radenfatah.ac.id/626/1/BAB%20I.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb