10 Agustus 2023

Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar

Sebelum menyusui, sebaiknya Moms harus percaya diri, ya
Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar

Pelekatan menyusui yang benar merupakan salah satu kunci sukses dalam memberikan ASI kepada bayi.

Dengan pelekatan yang tepat, bayi dapat mengisap ASI secara efektif dan ibu akan terhindar dari rasa sakit atau peradangan pada puting.

Lalu perlu diketahui bahwa tanpa pelekatan yang tepat, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI, yang bisa menghambat pertumbuhannya.

Oleh karena itu, setiap ibu perlu memastikan bahwa teknik menyusui yang diterapkan sudah sesuai dan benar.

Jadi, yuk Moms simak tanya jawab dengan dr. Inke Prasetyowati, Dokter Umum dan Konselor Laktasi, di RS Pondok Indah, Puri Indah mengenai pelekatan menyusui yang benar.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur

Tanya Jawab dengan Dokter tentang Pelekatan Menyusui yang Benar

dr. Inke Prasetyowati Dokter Umum Konselor Laktasi RS Pondok Indah
Foto: dr. Inke Prasetyowati Dokter Umum Konselor Laktasi RS Pondok Indah (Rspondokindah.co.id)

Cari tahu jawaban tentang pelekatan menyusui yang benar di bawah ini.

1. Bagaimana cara agar seorang ibu dapat menyusui dengan teknik yang baik dan benar?

Salah satu cara agar bisa melakukan pelekatan menyusui yang benar adalah ibu harus percaya diri.

Selain itu, sebaiknya ibu memiliki pengetahuan mengenai teknik menyusui yang benar sebelum persalinan.

Lalu, di hari-hari awal setelah kelahiran, ibu diharapkan dapat segera berlatih untuk memosisikan dan menopang bayi serta memegang payudaranya.

Lakukan juga berbagai macam posisi menyusui seperti:

  • Cross cradle
  • Football
  • Laid back atau side lying.

Teknik cara memegang payudara (breast hold & breast shaping) juga dapat membantu bayi mendapat pelekatan yang optimal.

2. Bagaimana pelekatan menyusui yang benar dari posisi tubuh untuk ibu dan bayi?

  • Jika dalam posisi duduk:

Badan ibu tegap agak bersandar, leher punggung tidak membungkuk atau condong ke depan, serta kaki tidak menggantung.

  • Jika dalam posisi berbaring:

Jika ibu menyusui dalam posisi berbaring atau tiduran, sebaiknya badan ibu miring sepenuhnya di atas alas datar atau berbaring dengan bersandar di tempat tidur atau sofa.

  • Posisi bayi yang baik:

Seluruh badan bayi ditopang atau disangga, tubuh bayi lurus, kepala tidak menoleh ke kanan atau ke kiri, dan wajah berhadapan dengan payudara.

Posisikan leher bayi agak mendongak dan hidung berhadapan dengan puting payudara ibu.

Baca Juga: Tanya Jawab Psikolog soal Anak Hiperaktif Terlambat Bicara

3. Apa saja tanda-tanda jika bayi memiliki pelekatan menyusui yang benar?

Beberapa tanda bayi memiliki pelekatan menyusui yang benar antara lain:

  • Mulut bayi terbuka lebar
  • Dagu bayi menempel ke payudara ibu
  • Bibir bawah bayi terbuka keluar
  • Terlihat lebih banyak areola ibu di atas mulut bayi dibandingkan dengan di bawahnya
  • Bayi menyusu dengan efektif yang ditandai dengan:
    • Pelekatan baik
    • Tidak sering lepas selama sesi menyusu berlangsung
    • Bayi melakukan isapan yang cepat, lalu lambat, serta dalam, secara bergantian
    • Sesekali terdengar suara menelan
    • Tidak terdengar bunyi berdecak saat bayi menyusu
    • Puting payudara ibu tidak perih selama menyusui

4. Apakah ada teknik khusus yang bisa dilakukan agar bayi mendapat pelekatan yang benar?

Ilustrasi Pelekatan Menyusui yang Benar
Foto: Ilustrasi Pelekatan Menyusui yang Benar (Freepik.com/freepik)

Pada beberapa kasus, ketika bayi belum mau atau belum dapat membuka mulut secara lebar, atau jika payudara ibu besar dan/atau turun sehingga bayi tidak dapat melekat dalam.

Maka hal yang bisa dilakukan adalah memperbaiki cara memegang payudara (breast hold & breast shaping) menggunakan teknik C-hold, U-hold, atau sandwich hold.

  • C-hold adalah teknik memegang payudara dengan bentuk tangan seperti huruf C, di mana ibu jari berada di atas dan empat jari lainnya di bawah payudara.
  • U-hold adalah teknik memegang payudara dengan bentuk tangan huruf U, di mana ibu jari dan jari telunjuk berada di sisi payudara, sedangkan tiga jari lainnya mendukung bagian bawah payudara.
  • Sandwich hold merupakan teknik di mana ibu memegang payudara layaknya memegang sandwich, dengan jari-jari di samping payudara dan ibu jari di sisi berlawanan.

5. Apa saja risiko yang terjadi jika pelekatan menyusui tidak benar?

Jika bayi tidak dapat melekat dengan baik dan dalam, maka:

  • Menyusui jadi tidak optimal
  • Bayi tidak mendapat cukup ASI
  • Pengosongan payudara tidak optimal
  • Produksi ASI ibu dapat menurun.

Baca Juga: Contoh Kalimat Tanya untuk Anak SD, Yuk Ajarkan Si Kecil!

6. Apa saja penyebab bayi sulit melakukan pelekatan?

Beberapa hal yang dapat memengaruhi pelekatan bayi antara lain:

  • Kondisi bayi, seperti berat badan yang rendah, normal, atau besar
  • Kondisi kesehatan bayi secara umum, seperti sulit bernapas, hidung tersumbat, kuning, dan sebagainya
  • Status gizi bayi
  • Status hidrasi bayi
  • Kondisi anatomis tertentu pada bayi, seperti tongue tie, lip tie, langit-langit tinggi, bibir atau langit-langit sumbing, dan sebagainya.

7. Apakah tongue tie memengaruhi pelekatan menyusui yang benar?

Bisa ya, bisa juga tidak.

8. Jika karena tongue tie, bagaimana cara mengatasinya? Apakah harus dioperasi?

Tidak semua jenis tongue tie harus dilakukan tindakan pembedahan.

Jika lidah masih berfungsi dengan baik, dapat dilakukan penyesuaian posisi menyusui, dan bayi masih bisa menyusu secara efektif, maka tongue tie tidak perlu ditindak.

Namun jika tongue tie pendek, kaku, dan pergerakan lidah saat menyusu terhambat, maka tindakan pembedahan mungkin diperlukan.

Jika Si Kecil memiliki tongue tie, sebaiknya segera berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat agar mencapai pelekatan menyusui yang benar.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi? Ini Kata Dokter!

9. Apa perlu menggunakan nipple shield agar bayi bisa melekat dengan baik?

Penggunaan nipple shield pada beberapa kasus dapat membantu bayi untuk belajar melekat di payudara.

Namun, penggunaan dalam jangka panjang tidak disarankan karena payudara tidak mendapat stimulasi langsung dari isapan bayi.

Hal ini berisiko menyebabkan transfer ASI tidak optimal dan pengosongan payudara tidak tuntas.

10. Jika puting payudara lecet saat bayi belajar melakukan pelekatan, apa yang harus dilakukan?

Ilustrasi Menyusui
Foto: Ilustrasi Menyusui (Orami Photo Stocks)

Jika puting ibu lecet saat bayi belajar melekat di payudara, maka perlu dievaluasi proses menyusuinya secara langsung agar mencapai pelekatan menyusui yang benar.

Apakah ibu sudah memposisikan bayi dengan baik dan benar?

Apakah ibu sudah membantu bayi melekat dengan breast hold dan breast shaping sebelum memulai menyusui?

Serta dibutuhkan evaluasi terkait apakah ada kondisi tertentu dari bayi yang membuatnya sulit melekat atau sulit m.empertahankan pelekatannya di payudara.

11. Apa penyebab bayi sering melepaskan diri saat menyusu?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi sering melepaskan diri saat menyusu, hingga memengaruhi pelekatan menyusui yang benar, seperti:

  • Aliran ASI yang terlalu deras
  • Bayi tidak dapat melekat dengan baik atau tidak dapat mempertahankan pelekatannya karena disfungsi oromotor atau gangguan sistem gerak otot pada rongga mulut seperti rahang, bibir, gigi, langit-langit, dan faring
  • Bayi dengan kondisi tertentu seperti BBLR (berat badan lahir rendah) atau bayi prematur yang refleks isapnya belum sempurna
  • Bayi dengan kondisi bingung puting yang diberikan ASIP atau susu formula menggunakan media seperti dot, sebelum proses menyusui langsungnya dimantapkan
  • Kondisi payudara ibu, seperti puting datar terbenam atau besar/panjang, payudara bengkak, saluran tersumbat, dan mastitis.

12. Apa saja faktor yang memengaruhi keberhasilan menyusui?

Beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan menyusui antara lain:

  • Kebijakan sarana pelayanan kesehatan tempat ibu melahirkan mengenai promosi produk pengganti ASI.
  • Kompetensi tenaga kesehatan untuk membantu ibu dalam pemberian makan bayi.
  • Ada atau tidaknya konseling laktasi antenatal pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya menyusui, rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan .pertama, edukasi pentingnya skin to skin contact, rooming-in, teknik menyusui yang baik dan benar, serta pengenalan tanda lapar bayi.
  • Dilakukannya inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi baru lahir yang bugar
  • Dukungan pada ibu untuk memulai, mempertahankan, dan mengatasi kesulitan menyusui
  • Tidak memberikan makanan atau cairan apapun kepada bayi baru lahir yang disusui, kecuali jika terdapat indikasi medis
  • Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
  • Mendukung ibu untuk mengenali dan merespons tanda lapar bayi
  • Pemberian dot atau empeng yang dapat menyebabkan kesulitan menyusui
  • Adanya tindak lanjut bagi ibu dan bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan untuk mendapat dukungan menyusu di komunitas.

Baca Juga: Apakah Nanas Bisa Mencegah Kehamilan? Ini Kata Dokter!

13. Kapan harus ke dokter atau konselor laktasi jika bayi masih belum bisa melakukan pelekatan?

Jika bayi belum bisa melakukan pelekatan dengan baik, sebaiknya ibu mendapat pendampingan laktasi oleh konselor laktasi.

Biasanya dalam 3 hari pertama setelah melahirkan (saat masih dirawat di pusat pelayanan kesehatan), saat usia bayi 7 hari, 14 hari, dan 40 hari.

Itulah tanya jawab dengan dr. Inke Prasetyowati tentang pelekatan menyusui yang benar.

Semoga setelah mendapat jawaban mengenai pelekatan menysui yang benar, Moms bisa makin semangat dalam menyusui, ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb