30 Agustus 2022

Mengenal Prediabetes yang Berbahaya, Jangan Sampai Kecolongan, Ya!

Begini gejala prediabetes dan cara menghindarinya
Mengenal Prediabetes yang Berbahaya, Jangan Sampai Kecolongan, Ya!

Salah satu penyakit yang bisa menjadi “musuh dalam selimut” adalah diabetes. Lalu bagaimana dengan prediabetes? Apakah Moms pernah mendengar tentang istilah ini? Prediabetes merupakan kondisi pra-diagnosis diabetes.

Menurut jurnal World Journal of Diabetes, prediabetes terjadi ketika gula darah lebih tinggi dari yang seharusnya, tetapi belum sampai menjadi diabetes tipe 2.

Meski demikian, Moms dan Dads perlu menganggap serius kondisi ini karena prediabetes merupakan tanda peringatan akan terjadinya serangan diabetes kelak.

Kondisi ini bisa berkembang lebih lanjut menjadi diabetes tipe 2 jika penderita prediabetes tidak segera mengubah gaya hidup dan pola makannya menuju lebih baik.

“Umumnya, prediabetes tidak menimbulkan gejala,” jelas Dr. Elizabeth Selvin, M.P.H., PhD selaku Epidemiologist dan Profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Baltimore, Amerika Serikat.

Itulah sebabnya, orang yang berisiko tinggi mengalami kondisi ini (seperti riwayat diabetes pada anggota keluarga) perlu rutin memeriksakan kadar gula darahnya ke dokter.

Tujuannya agar prediabetes dapat terdeteksi dan mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Baca juga: Diabetes pada Anak, Kenali Tanda dan Risiko Komplikasinya sejak Dini

Gejala Prediabetes

Akar kuning dapat bermanfaat bagi penderita diabetes
Foto: Akar kuning dapat bermanfaat bagi penderita diabetes

Foto: cek gula darah (Orami Photo Stock)

Umumnya, pada kondisi normal kadar gula dalam tubuh kurang lebih mencapai 70ꟷ99 mg/dL sebelum makan. Setelah makan, kadar gula dalam tubuh akan berada di bawah 140 mg/dL.

Bagaimana dengan keadaan kadar gula darah pada penderita prediabetes? Kadar gula dalam darah akan naik mencapai 140ꟷ199 mg/dL setelah makan.

Seperti yang telah disebutkan di atas oleh Dr Selvin, prediabetes umumnya tidak menunjukkan gejala tertentu.

Namun, dilansir dari laman Web MD, penderita prediabetes biasanya akan mengalami gejala seperti berikut:

Jika Moms dan Dads mengalami beberapa hal di atas, perhatikan lagi beberapa faktor risiko yang semakin memperjelas kemungkinan Moms dan Dads mengalami prediabetes:

  • Moms dan Dads berada pada usia di atas 45. Seseorang yang berada di atas usia 45 tahun memiliki kecenderungan lebih besar terkena prediabetes.
  • Ukuran pinggang Dads sekitar 40 inci atau setara dengan 101,6 cm.
  • Ukuran pinggang Moms sekitar 35 inci atau setara dengan 88,9 cm
  • Moms dan Dads terbiasa makan makanan daging kalengan atau olahan daging lainnya seperti sosis, ham, patty, dan sebagainya.

Perlu Moms ketahui, studi EPIC-InterAct menemukan hubungan antara konsumsi daging dan diabetes tipe 2. Para peneliti memantau lebih dari 340.000 orang dewasa di delapan negara Eropa selama lebih dari 11 tahun.

Mereka mengkonfirmasi risiko yang lebih tinggi di antara individu dengan konsumsi daging lebih tinggi, khususnya daging merah dan olahan.

  • Moms dan Dads tak pernah absen minum minuman kalori tinggi.
  • Tidak suka makan makanan berserat seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, gandum, dan menghindari minyak zaitun.
  • Moms dan Dads memiliki berat badan berlebih atau bahkan cenderung obesitas.
  • Moms dan Dads memiliki masalah kolesterol tinggi, HDL kolesterol yang rendah, LDL kolesterol tinggi, dan tingkat triglycerides yang tinggi.
  • Jarang berolahraga.
  • Moms memiliki riwayat diabetes gestational. Ini adalah penyakit diabetes yang diderita saat hamil sehingga Moms melahirkan bayi dengan berat badan di atas 4kg.
  • Moms memiliki riwayat kista PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome)
  • Moms dan Dads selalu bermasalah dengan insomnia atau sleep apnea.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Gula Darah Tinggi yang Wajib Diwaspadai

Penyebab Prediabetes

penyebab prediabetes
Foto: penyebab prediabetes

Foto: kondisi prediabetes (Orami Photo Stock)

Sebenarnya, penyebab dari prediabetes belum diketahui secara pasti, tetapi riwayat keluarga atau keturunan berperan penting dalam menurunkan penyakit ini.

Kurangnya aktivitas fisik secara teratur dan kelebihan berat badan dengan kelebihan lemak di sekitar perut juga tampaknya menjadi faktor penyebab seseorang mengalami prediabetes.

Yang jelas, tubuh penderita pradiabetes tidak lagi dapat memproses gula (glukosa) dengan baik.

Akibatnya, gula menumpuk di dalam darah dan tidak dapat melakukan pekerjaan normalnya dalam memberikan energi ke sel-sel yang membentuk otot dan jaringan lain.

Sebagian besar glukosa dalam tubuh ini berasal dari makanan yang Moms makan.

Saat makanan dicerna, gula memasuki aliran darah. Tubuh kemudian akan memindahkan gula dari aliran darah ke sel-sel tubuh yang membutuhkan hormon insulin.

Insulin berasal dari kelenjar yang terletak di belakang lambung yang disebut pankreas. Pankreas nantinya akan bekerja dengan mengirimkan insulin ke darah saat Moms makan.

Saat insulin bersirkulasi, ini memungkinkan gula masuk ke sel dan menurunkan jumlah gula dalam darah. Ketika kadar gula darah mulai turun, pankreas akan memperlambat sekresi insulin ke dalam darah.

Namun, ketika Moms memiliki pradiabetes, proses ini tidak bekerja dengan baik.

Pankreas mungkin tidak membuat cukup insulin atau sel menjadi resisten terhadap insulin dan tidak membiarkan banyak gula masuk. Pada akhirnya, gula menumpuk di aliran darah Moms.

Baca juga: 15 Makanan Penurun Gula Darah dan Paling Ampuh Cegah Diabetes

Komplikasi Prediabetes

komplikasi prediabetes
Foto: komplikasi prediabetes (Orami Photo Stock)

Foto: komplikasi prediabetes (Orami Photo Stock)

Konsekuensi paling serius dari pradiabetes adalah bisa berkembang menjadi penyakit diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 ini pun dinilai sangat berbahaya karena dapat menyebabkan:

  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Penyakit jantung
  • Penyakit ginjal
  • Kerusakan saraf
  • Masalah penglihatan, mungkin kehilangan penglihatan
  • Amputasi

Pradiabetes juga telah dikaitkan dengan serangan jantung yang tidak dikenali (diam) dan dapat merusak ginjal, bahkan jika Moms belum mengembangkan penyakitnya menjadi diabetes tipe 2.

Maka, Moms sebaiknya lebih berhati-hati dengan kondisi ini.

Baca juga: Seperti Apa Kadar Gula Darah Normal? Ketahui Faktanya Berikut Ini!

Cara Mengetahui Seseorang Terkena Prediabetes

world-diabetes-day-woman-holding-glucose-meter-sugar-cubes-pink-wall.jpg
Foto: world-diabetes-day-woman-holding-glucose-meter-sugar-cubes-pink-wall.jpg (Freepik.com)

Foto: mengecek gula darah (Orami Photo Stock)

Penegakan diagnosis prediabetes perlu dilakukan dengan melakukan konsultasi ke dokter ahli penyakit dalam.

Biasanya, dokter akan melakukan wawancara singkat dengan pasien mengenai gejala, keluhan yang dialami, hingga riwayat kesehatan pasien beserta keluarganya.

Setelah pemeriksaan wawancara, dokter akan lanjut melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan tiga tes darah. Tujuannya untuk memastikan apakah pasien tersebut mengalami prediabetes atau diabetes tipe 2.

Ketiga tes darah yang dimaksud adalah tes gula darah puasa (GDP), sebagai pemeriksaan kadar gula dalam darah pada keadaan perut kosong, tes toleransi glukosa oral (2jam PP), pasien diminta untuk makan normal atau mengonsumsi minuman gula khusus lalu kembali melakukan pemeriksaan darah setelah 2 jam kemudian.

Yang terakhir adalah tes HbA1c (tes hemoglobin A1c) untuk mengetahui kadar gula darah rata-rata dalam 3 bulan terakhir.

Pasien akan dianggap memiliki kadar gula normal jika kadar HbA1c berada di bawah 5,7%.

Pasien baru dianggap memasuki kondisi prediabetes jika kadar HbA1c berada pada kisaran 5,7–6,4%. Pasien dianggap menderita diabetes tipe 2 jika kadar HbA1c mencapai 6,5% atau lebih.

Tak jarang, untuk memastikan hasil akhirnya, Moms dan Dads akan disarankan untuk mengulang tes kadar gula darah sekali lagi.

Baca juga: Cara Menurunkan Gula Darah yang Mudah, Yuk Mulai Jaga Kesehatan!

Cara Menghindari Prediabetes Sejak Dini

Jika Moms dan Dads enggan bersentuhan dengan masalah prediabetes, apalagi diabetes, tak ada acara lain selain mengubah pola hidup dan pola makan.

Terlebih lagi, Moms dan Dads pasti pernah mendengan istilah you are what you eat, kan?

Untuk itu, yuk coba ganti makanan dan minuman menjadi lebih sehat dengan mengikuti beberapa tips ini:

1. Hindari Minuman Manis

hindari minuman manis.jpg
Foto: hindari minuman manis.jpg (studyfinds.org)

Foto: minuman manis (Orami Photo Stock)

Yang jelas, cara paling mudah agar terhindar dari prediabetes adalah menghindari minuman manis seperti teh manis, soda, sirup, dan sebagainya.

Minuman dengan kadar gula tinggi pada dasarnya tidak baik dikonsumsi oleh siapa saja. Bukan hanya untuk Si Kecil, orang dewasa pun juga.

Baca juga: Sehatkah Mengonsumsi Brown Sugar untuk Penderita Diabetes?

2. Perbanyak Makan Buah

perbanyak makan buah
Foto: perbanyak makan buah

Foto: buah-buahan (Orami Photo Stock)

Buah memiliki kandungan buah alami yang juga akan memengaruhi gula darah seseorang. Meski demikian, buah merupakan bahan makanan yang sehat. Asalkan dikonsumsi secara moderat.

Artinya, buah perlu dikonsumsi langsung seperti bentuk aslinya. Jangan dijus atau blender, ya. Hal ini tidak hanya akan merusak serat buah.

Pengolahan buah dalam bentuk jus juga akan berisiko meningkatkan kadar indeks glikemik dalam darah.

Makan buah seperti apel, pir, jeruk, buah beri, dan alpukat merupakan beberapa buah yang disarankan untuk penderita prediabetes atau diabetes. Moms dan Dads pun dapat mengombinasikannya dengan plain yoghurt.

3. Makan Makanan Bergizi dan Kaya Serat

makan sehat
Foto: makan sehat (Orami Photo Stock)

Foto: makan kaya serat (Orami Photo Stock)

Perbanyak makanan yang kaya akan serat seperti kacang-kacangan, biji-bijian, hingga sayuran.

Seseorang yang menderita prediabetes atau diabetes disarankan untuk makan sayuran setidak satu mangkuk penuh. Misalnya sup sayur, sayur bening, sayur asem, atau salad.

Ingat, jika Moms dan Dads mengonsumsi sayur dengan kuah, takaran mangkuk yang dimaksud harusnya lebih banyak sayur dibanding kuahnya sendiri, ya!

Hindari mengonsumsi daging merah dan daging unggas. Akan lebih aman bagi penderita prediabetes atau diabetes mengonsumsi daging ikan pada menu sehari-hari.

Baca juga: 8 Pilihan Buah untuk Diabetes, Mulai dari Apel hingga Kurma

4. Konsumsi Lemak Sehat

lemak sehat.jpg
Foto: lemak sehat.jpg (shutterstock.com)

Foto: konsumsi lemak sehat (Orami Photo Stock)

Lemak memang bisa memicu kenaikan berat badan yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko diabetes. Meski demikian, Moms masih perlu mengonsumsi lemak, tetapi usahakan untuk memilih lemak yang sehat.

Sumber lemak sehat atau lemak baik antara lain:

  • Minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak biji kapas, dan minyak canola
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti kacang almond, kacang tanah, biji rami, dan biji labu
  • Ikan berlemak, seperti ikan salmon, mackerel, sarden, tuna, dan cod

Jika Moms menyukai produk susu dan olahannya atau daging, sebaiknya membatasi konsumsi dari jenis makanan tersebut dan pastikan untuk memilih produk susu rendah lemak dan daging ayam atau sapi tanpa lemak.

5. Menurunkan Berat Badan

menurunkan berat badan
Foto: menurunkan berat badan (romper.com)

Foto: menurunkan berat badan (Orami Photo Stock)

Selain mengonsumsi makanan yang lebih sehat, menurunkan berat badan juga dapat membantu Moms dan Dads dalam mengurangi risiko diabetes.

Banyak orang dalam satu penelitian besar yang dikutip dari Mayo Clinic menunjukkan bahwa mereka bisa mengurangi risiko terkena diabetes hampir lebih dari 60% setelah kehilangan sekitar 7% dari berat badan mereka, dengan perubahan dalam olahraga dan pola makan.

The American Diabetes Association pun merekomendasikan bahwa orang yang mengalami pradiabetes sebaiknya harus menurunkan sekitar 7% sampai 10% dari berat badan mereka untuk mencegah perkembangan penyakit diabetes.

Lebih banyak penurunan berat badan, maka akan menghasilkan manfaat yang lebih besar. Selain mengurangi diabetes, juga bisa mencegah obesitas.

Baca juga: 10+ Manfaat Kulit Apel yang Mampu Menurunkan Risiko Diabetes

6. Olahraga Teratur

olahraga
Foto: olahraga (freepik.com/pressfoto)

Foto: olahraga dengan teratur (Orami Photo Stock)

Pacu diri untuk lebih aktif berolahraga. Mulailah dari jalan kaki setiap hari selama 60 menit. Agar semakin bersemangat pilihlah aktivitas fisik yang bisa dilakukan bersama keluarga.

Mengutip Mayo Clinic, ada banyak manfaat dari aktivitas fisik secara teratur.

Seperti menurunkan berat badan, menurunkan gula darah, dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin yang dapat membantu Moms menjaga gula darah dalam kisaran normal.

Selain berusaha untuk berolahraga secara teratur, Moms juga perlu menghentikan ketidakatifan fisik yang bisa memicu diabetes. Misalnya, duduk di depan komputer terlalu lama yang dapat mengontrol kadar gula darah.

Sebisa mungkin, luangkan waktu beberapa menit untuk berdiri, berjalan-jalan, atau melakukan aktivitas ringan setiap 30 menit sekali dalam rutinitas.

Itu dia Moms beberapa cara yang dapat membantu mengatasi prediabetes.

Jangan lupa untuk menghindari kebiasan merokok dan minum minuman beralkohol ya!

  • https://www.nytimes.com/2021/02/23/health/elderly-prediabetes-selvin.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prediabetes/symptoms-causes/syc-20355278
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22983636/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4360422/
  • https://www.nytimes.com/2021/02/23/health/elderly-prediabetes-selvin.html
  • https://www.webmd.com/diabetes/what-is-prediabetes
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/in-depth/diabetes-prevention/art-20047639

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb