
Pernahkah Moms menggerakkan kaki tiba-tiba secara tak sadar? Jika ya dan sering, bisa jadi itu adakah gejala sindrom kaki gelisah.
Kondisi ini juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom atau Sindrom Wittmaack-Ekbom.
Sindrom kaki gelisah alias restless leg syndrome (RLS) adalah kelainan umum yang memengaruhi sistem saraf tubuh.
Kondisi ini ditandai dengan tidak nyaman pada kaki, yang kemudian menimbulkan keinginan untuk mendorong atau menghentakkan kaki.
Kondisi ini bisa mengganggu istirahat, terutama pada malam hari.
Melansir National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sindrom kaki gelisah bisa terjadi pada usia berapa pun.
Meski begitu, kondisi ini umumnya terjadi lebih parah pada usia paruh baya.
Selain itu, wanita memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk mengalami sindrom kaki gelisah dibandingkan pria.
Lantas, apa gejala hingga cara mengatasi sindrom kaki gelisah? Yuk, simak penjelasan lebih lengkap di bawah ini!
Baca Juga: Tanpa Disadari, Penyebab Rambut Rontok Bisa Jadi 10 Tanda Penyakit Ini!
Foto: sindrom kaki gelisah.jpg (helpguide.org)
Gejala sindrom kaki gelisah yang paling umum adalah dorongan yang luar biasa untuk menggerakkan kaki, terutama saat Moms duduk diam atau berbaring di tempat tidur.
Melansir Mayo Clinic, gejala-gejala yang dialami penderita sindrom kaki gelisah antara lain:
Melansir Neuropsychiatric Disease and Treatment, sindrom kaki gelisah dapat mempengaruhi kemampuan tidur pasien, terutama jika sindrom ini terjadi di saat malam.
Banyak pasien melaporkan bahwa gejala yang mereka rasakan biasanya terasa lebih buruk di saat malam, dan lebih buruk lagi saat mereka sedang mencoba untuk tidur.
Namun, sindrom ini juga dapat muncul di saat pagi. Pada umumnya, sebagian besar pasien merasakan gejala ini di saat mereka sedang berdiam diri atau dalam kondisi rileks.
Pusat Kesehatan Amerika Serikat menyatakan 4 kriteria yang menandakan sindrom kaki gelisah, yaitu:
Baca Juga: Bolehkah Berhubungan Intim Saat Hamil? Ketahui Aturannya!
Foto: Ilustrasi Gagal Ginjal (Orami Photo Stocks)
Sindrom ini dapat dialami oleh orang dewasa, anak-anak, hingga lansia.
Penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga terkait dengan faktor genetik.
Sementara itu, ada faktor lain yang bisa membuat sindrom kaki gelisah muncul atau menjadi semakin berat, yaitu
Kondisi medis yang kronis dan serius kadang muncul sebagai komplikasi dari sindrom kaki gelisah.
Kondisi-kondisi tersebut meliputi kekurangan zat besi, penyakit Parkinson, gagal ginjal, diabetes, atau neuropati perifer.
Beberapa wanita memiliki sindrom kaki gelisah selama kehamilan, terutama menjelang trimester terakhir.
Gejala biasanya hilang dalam satu bulan setelah melahirkan.
Beberapa obat mungkin dapat memperburuk gejala, termasuk obat antimual, antipsikotik, beberapa antidepresan, dan obat flu atau alergi yang mengandung antihistamin.
Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter untuk memperoleh diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Waspadai Gejala dan Penyebab Stroke yang Mulai Menyerang Kelompok Usia Muda!
Menerapkan gaya hidup yang tidak sehat juga bisa memicu sindrom kaki gelisah, lho Moms.
Sebuah penelitian Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan, gangguan ini rentan menyerang orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih, aktif merokok, dan sering begadang.
Sebuah penelitian Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine menunjukkan, sindrom kaki gelisah terkait dengan masalah bagian otak yang disebut ganglia basal.
Bagian otak ini menggunakan bahan kimia (neurotransmitter) yang disebut dopamin untuk membantu mengontrol aktivitas dan pergerakan otot.
Dopamin bertindak sebagai pembawa pesan antara otak dan sistem saraf untuk membantu otak mengatur dan mengoordinasi gerakan.
Jika sel-sel saraf rusak, jumlah dopamin di otak berkurang sehingga menyebabkan kejang otot dan gerakan tak terkendali. Kadar dopamin yang turun tentu dapat memicu gejala sindrom kaki gelisah sering kali lebih buruk di malam hari.
Baca Juga: Sakit Pinggang Saat Hamil Umum Terjadi, Ketahui Penyebab dan Penanganannya
Foto: gejala skg.jpg (sleepfoundation.org)
Ada hal-hal tertentu yang dapat menempatkan Moms dalam kategori risiko tinggi untuk sindrom ini.
Tetapi, hal itu tidak pasti, apakah salah satu dari faktor-faktor ini benar-benar menyebabkan sindrom kaki gelisah atau tidak.
Hal-hal yang dimaksud, antara lain:
Wanita dua kali lebih mungkin terkena sindrom ini dibandingkan pria.
Meskipun penyakit ini terjadi pada usia berapa pun, ini lebih umum dan cenderung lebih parah setelah usia paruh baya.
Moms lebih cenderung memiliki penyakit ini jika keluarga juga memilikinya.
Beberapa wanita mengalami penyakit ini selama kehamilan, terutama pada trimester terakhir.
Ini biasanya sembuh dalam beberapa minggu setelah melahirkan.
Kondisi seperti neuropati perifer, diabetes, dan gagal ginjal, dapat menyebabkan sindrom ini. Seringkali mengobati kondisi ini meredakan gejala penyakit ini.
Obat antimual, antipsikotik, antidepresan, dan antihistamin dapat memicu atau memperburuk gejala penyakit ini.
Siapa pun bisa terkena penyakit ini, tetapi lebih sering terjadi pada orang-orang keturunan Eropa Utara.
Baca Juga: Kenali 5 Manfaat Daun Sirih bagi Wanita, bukan Hanya untuk Kebersihan Vagina
Foto: sindrom kaki gelisah 2.jpg (goodto.com)
Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan sindrom kaki gelisah.
Tujuan pengobatan sindrom ini sejauh ini hanya terbatas untuk membantu meredakan gejala dan memperbaiki kualitas tidur penderitanya.
Untuk gejala sindrom kaki gelisah yang ringan, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu meringankan gejala:
Pengobatan mungkin dapat membantu.
Akan tetapi, obat yang meredakan gejala pada satu individu bisa memiliki efek yang berbeda pada individu lainnya.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika Moms berobat ke dokter untuk mendapatkan jenis obat yang paling tepat.
Ada pun beberapa obat yang biasa digunakan untuk mengobati sindrom kaki gelisah, yaitu:
Rajin olahraga membawa banyak manfaat untuk kesehatan yang tidak perlu diragukan.
Namun, jika Moms berisiko atau sering mengalami sindrom kaki gelisah, jangan tiba-tiba meningkatkan intensitas olahraga, ya!
Hindari juga mengganti rutinitas atau jenis olahraga secara mendadak, misalnya dari jalan kaki langsung berubah latihan marathon.
Hal ini dapat memperburuk kondisi Moms atau malah membuatnya rentan kambuh.
Sebaiknya, tetapkan jadwal, durasi, jumlah, jenis dan intensitas olahraga yang hampir sama setiap hari.
Baca Juga: Benarkah Batuk Bisa Jadi Tanda Gagal Jantung? Kenali Gejala Lain dan Pengobatannya
Salah satu gejala sindrom kaki gelisah adalah munculnya sensasi kesemutan pada kaki.
Di saat yang bersamaan, tekanan yang diterima kaki juga akan menghimpit pembuluh darah yang menyokong kerja kumpulan saraf tersebut.
Dr. Jessica Vensel Rundo dari Cleveland Clinic Sleep Disorders Center menyarankan berendam air hangat sebelum tidur sebagai cara mengatasi penyakit ini.
Hal ini karena suhu hangat dapat melebarkan pembuluh darah tubuh.
Dengan demikian, jantung dapat memasok aliran darah yang lebih banyak lagi ke tungkai kaki untuk meredakan sensasi mati rasa dan kesemutan.
Selain berendam, Moms juga bisa tempelkan kompres hangat atau dingin untuk melemaskan otot yang tegang akibat sindrom tersebut.
Asupan kafein dan alkohol dalam dosis tinggi sebelum tidur dapat memicu munculnya gejala sindrom kaki gelisah saat tidur.
Sebab, kedua zat tersebut adalah stimulan yang memacu kerja otak dan saraf-saraf jadi lebih aktif.
Maka, batasi asupan keduanya dalam batas wajar atau sebaiknya hindari sama sekali.
Cara mengatasi sindrom ini selanjutnya adalah dengan memastikan mengonsumsi makan sehat.
Beberapa orang yang memiliki sindrom kaki gelisah diketahui mengalami kekurangan zat besi dan magnesium.
Maka, usahakan untuk mencukupi kebutuhan dua mineral tersebut setiap hari dengan menu makanan sehat.
Bila perlu, Moms juga bisa mengonsumsi suplemen, tapi konsultasikan dulu dengan dokter, ya!
Baca Juga: Review Minyak Telon Doodle oleh Moms Orami, Hangat dan Nyaman di Bayi!
Itu dia penjelasan mengenai sindrom kaki gelisah. Apabila Moms memiliki gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter, ya!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.