Waspadai Gejala dan Penyebab Stroke yang Mulai Menyerang Kelompok Usia Muda!
Beberapa faktor risiko stroke pada orang dewasa muda berbeda dengan yang ditemukan pada orang dewasa yang lebih tua.
Namun, banyak penyebab dari faktor yang sama seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, riwayat diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
Pola hidup yang buruk, bukan satu-satunya penyebab stroke pada orang muda.
Kondisi lain dapat menyebabkan pemicu stroke sebelum usia 45 tahun, lho.
Lantas, apa saja gejala dan yang menjadi faktor penyebab seseorang terkena stroke pada usia muda? Yuk, ketahui bersama di bawah ini!
Gejala Stroke
Stroke dapat memiliki berbagai macam gejala tergantung lokasi strokenya. Yang membedakan gejala stroke terutama adalah ketika gejala muncul mendadak.
Adapun ciri-ciri dan gejala stroke, antara lain:
- Mengeluh nyeri kepala, rasa tidak nyaman di kepala, pusing, mual muntah.
- Kelemahan anggota gerak sesisi atau adanya baal atau gangguan raba pada sesisi wajah, lengan, dan tungkai.
- Adanya gangguan lapang pandang, tiba- tiba pandangan menjadi hanya terlihat sesisi saja.
- Gangguan bicara jika terkena pada sirkulasi anterior, pasien menjadi sulit mengerti pembicaraan, atau bicara menjadi rero/pelo, atau tidak dapat berbicara sama sekali.
- Gangguan gerak bola mata, gangguan keseimbangan seperti vertigo/pusing berputar juga dapat menjadi salah satu gejala stroke.
- Kejang juga dapat menjadi salah satu gejala stroke.
Moms mulai sekarang harus lebih sigap terhadap gejala yang dialami sehari-hari, bisa jadi itu salah satu gejala stroke ringan.
Baca Juga: Selain Nyeri Dada, Ini Gejala Lain Serangan Jantung dan Cara Mengatasinya
Penyebab Stroke pada Usia Muda
"Stroke adalah gangguan kerusakan pada otak akibat gangguan aliran pada pembuluh darah," terang dr. Vania Listiani Hidajat, Sp.N, Dokter Spesialis Neurologi, RS Pondok Indah – Pondok Indah.
Terjadinya infark pada sistem saraf pusat disebabkan oleh iskemia pada area fokal dengan distribusi tempat pembuluh darah tertentu.
Atau adanya cedera pada otak, spinal cord, atau jejas retina iskemik fokal dan gejala biasanya menetap lebih dari 24 jam.
Adapun pemicu yang bisa menyebabkan orang terkena stroke, antara lain:
1. Penggumpalan Darah
Beberapa orang berisiko atau mewarisi kondisi yang menyebabkan darah lebih mudah menggumpal yang dapat meningkatkan risiko stroke iskemik.
Terjadi bisa karena faktor geneik, dan gejalanya dapat dideteksi dengan tes darah.
Mengutip National Library of Medicine, jenis-jenis kelainan darah seperti polisitemia vera, anemia sel sabit, penyakit sabit-C, dan trombositemia esensial adalah gangguan utama kelainan darah yang menyebabkan stroke.
Jadi, jika Moms atau kerabat dekat mengalami pembekuan darah, segera konsultasikan dengan dokter untuk menjalani rangkaian prosedur.
2. Gangguan Aliran Darah
Penyebab stroke lainnya disebabkan oleh gangguan aliran pembuluh darah, dan dapat disebabkan oleh proses iskemia.
Ini adalah proses kronis yang menyebabkan kerusakan pada struktur pembuluh darah.
"Hal yang dapat menyebabkan kerusakan struktur pembuluh darah seperti tekanan darah tinggi, berkurangnya aliran pembuluh darah, seperti pengentalan darah, atau adanya sumbatan pada pembuluh darah," tambah dr. Vania.
Ini juga disebabkan akibat plak aterosklerosis, atau kerusakan struktur pembuluh darah akibat inflamasi kronis.
Baca Juga: Jantung Berdebar saat Hamil, Berbahayakan untuk Ibu dan Janin?
3. Kelainan Jantung
Beberapa orang dilahirkan dengan atau memiliki kondisi kelainan jantung yang dapat menyebabkan stroke.
Ini terjadi karena adanya pembekuan darah di jantung yang mengalir ke otak.
Sebagian kecil stroke pada orang dewasa muda disebabkan oleh kondisi yang sangat umum yang disebut paten foramen ovale (PFO).
Dalam National Center for Biotechnology Information, ini adanya lubang di antara ruang jantung yang tidak menutup selama beberapa bulan pertama sejak lahir.
Dokter dapat mendiagnosis PFO dengan ekokardiogram sederhana. Namun, karena sebagian besar penderita PFO tidak adanya gejala yang serius, ini tak perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi pada sebagian kasus dapat memicu terjadinya stroke di usia muda.
4. Riwayat Diabetes
Orang yang sering kali memiliki gula darah tinggi dan memiliki berat badan berlebih (obesitas) dapat berisiko terkena stroke.
Diabetes dapat merusak pembuluh darah, yang menyebabkan kemungkinan terjadinya stroke.
Jika Moms mengalami stroke ketika kadar gula darah tinggi, cedera pada otak akan berisiko lebih besar.
Penyakit 'seribu muka' ini memang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, salah satunya stroke.
5. Migrain
Melansir The Stroke Association, migrain adalah gangguan sakit kepala yang hampir dialami setiap orang.
Ternyata, ini bisa jadi pertanda stroke lainnya, lho!
Dianggap penyakit genetik, migrain dapat menyebabkan stroke iskemik dan hemoragik.
Migrain meningkatkan risiko stroke pada orang muda. Risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.
Ada berbagai pemicu yang dapat menyebabkan serangan migrain, termasuk:
- Emosional: seperti stres, kecemasan atau depresi
- Fisik: seperti kelelahan terutama di bagian leher dan bahu
- Hormonal: perubahan hormons saat menstruasi atau kehamilan
- Pola makan: melewatkan waktu makan, minum alkohol atau minuman berkafein, dan makan makanan tertentu seperti coklat atau keju
- Lingkungan: seperti cahaya terang atau suasana pengap
- Obat-obatan: termasuk beberapa tablet tidur dan pil kontrasepsi
Tak hanya itu, penyakit autoimun, gaya hidup buruk seperti kebiasaan merokok, pola makan tidak sehat juga pemicu seseorang terkena stroke.
Baca Juga: Ini Kebiasaan yang jadi Penyebab Alzheimer dan Cara Mencegahnya, Yuk Pelajari!
Jenis-Jenis Stroke yang Umum
Tipe stroke berbagai macam, namun adapun jenis secara umum yang biasa menyerang dewasa muda.
Stroke terdiri atas berbagai macam spektrum klinis, antara lain:
- Stroke Iskemik
Secara spesifik merujuk pada sistem saraf pusat yang disertai dengan gejala, silent infark yang secara definisi tidak menyebabkan gejala (yang terlihat).
- Stroke Perdarahan
Kumpulan darah pada parenkim otak atau sistem ventrikel yang tidak disebabkan karena trauma, yang menyebabkan gejala disfungsi neurologis.
- Stroke Thrombosis Vena Serebral
Stroke yang disebabkan oleh thrombosis vena serebral, definisinya adalah adanya infark atau perdarahan pada otak yang disebabkan oleh thrombosis/sumbatan pada struktur pembuluh vena di otak.
"Secara umum, suatu episode disfungsi neurologis akut yang disebabkan baik oleh proses iskemik atau perdarahan, selama lebih dari 24 jam atau sampai kematian," terang dr. Vania.
Pertolongan Pertama Mengatasi Stroke
Jika seseorang mengalami gejala seperti di atas, segera bawa ia ke IGD untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat.
Setelah itu, dokter akan mengatasi stroke sesuai dengan jenis dan gejalanya.
Adapun langkah yang dilakukan dalam cara mengatasinya, antara lain:
1. Trombektomi
National Health Service memapakan, jenis stroke iskemik yang parah dapat diatasi dengan prosedur darurat yang disebut trombektomi.
Ini adalah proses menghilangkan pembekuan darah dan membantu memulihkan aliran darah ke otak.
Trombektomi hanya efektif untuk mengobati stroke iskemik yang disebabkan oleh bekuan darah di arteri besar di otak.
Ini paling efektif bila dilakukan sesegera mungkin setelah stroke terjadi.
Prosedur ini melibatkan memasukkan kateter ke dalam arteri jantung melalui selangkangan.
Pembekuan di dalam darah dapat dikeluarkan dengan menggunakan perangkat, atau melalui penyedotan. Tindakan ini dapat dilakukan dengan bius lokal atau total.
Baca Juga: Amnesia Infantila, Lupa Akan Kejadian di Masa Kanak-Kanak
2. Aspirin
Sebagian orang akan dianjurkan memakai aspirin dengan dosis reguler.
Selain sebagai obat penghilang rasa sakit, aspirin adalah antiplatelet yang mengurangi kemungkinan pembentukan gumpalan darah di tubuh.
Obat antiplatelet yang dapat digunakan, seperti clopidogrel dan dipyridamole.
3. Terapi Fisik dan Mental
Stroke adalah penyakit yang berpotensi mengubah gaya hidup yang dapat memiliki efek fisik dan emosional yang bertahan lama.
Cara mengatasi stroke seringkali melibatkan terapi dan sistem pendukung khusus, termasuk:
- Terapi wicara: Ini membantu untuk memahami pembicaraan. Latihan, relaksasi, dan mengubah gaya komunikasi menjadi lebih lancar.
- Terapi fisik: Ini dapat membantu seseorang mempelajari kembali gerakan dan koordinasi. Penting untuk tetap aktif, meskipun ini mungkin sulit pada awalnya.
- Terapi okupasi: Ini dapat membantu seseorang meningkatkan kemampuannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mandi, memasak, berpakaian, makan, membaca, dan menulis.
Selain itu, bergabung dengan kelompok pendukung dapat membantu seseorang mengatasi masalah kesehatan mental umum yang dapat terjadi setelah stroke, seperti depresi.
Dukungan dari teman dan keluarga juga salah satu cara mengatasi stroke yang cukup berpengaruh.
Orang yang berusia lanjut lebih berisiko mengalami stroke. Meski begitu saat ini banyak kasus orang dewasa muda menunjukkan gejala stroke.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah hal ini adalah dengan makan makanan yang sehat, mempertahankan berat badan ideal serta berolahraga secara teratur.
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2202092/#:~:text=Polycythemia%20vera%2C%20sickle%20cell%20anemia,formed%20blood%20elements%20causing%20stroke.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545203/#:~:text=The%20foramen%20ovale%20is%20an%20aperture%20in%20the%20muscular%20tissue,septum%20primum%20and%20septum%20secundum.
- https://www.stroke.org.uk/sites/default/files/migraine_and_stroke.pdf
- https://www.nhs.uk/conditions/stroke/treatment/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.