5 Bahaya Akibat Menahan Kencing pada Si Kecil, Bisa Kena Infeksi Saluran Kemih, Moms!
Anak-anak terkadang malas ke kamar kecil untuk buang air, sehingga terbiasa menahan pipis. Padahal, ada bahaya yang mengintai akibat menahan kencing, lho!
Anak-anak yang sedang dalam proses toilet training, tentu sering mengalami hal ini.
Kebiasaan buang air kecil pada popok membuat Si Kecil enggan untuk meminta ke toilet.
Jika dibiarkan dalam waktu lama, ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan saluran kencingnya, Moms.
Nah, untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut terkait ini kita langsung tanya kepada ahlinya saja, yuk!
Tema "Expert Room" kali ini tentang menguak fakta seputar akibat menahan kencing pada anak yang akan dijawab dan dijelaskan langsung oleh seorang dokter yang ahli di bidangnya.
Dokter Spesialis Anak RSIA Bina Medika, dr. Cynthia Centauri, Sp. A akan menjelaskan terkait bahaya dalam menahan buang air kecil. Yuk, simak!
Akibat Menahan Kencing bagi Kesehatan
Tahukah, Moms? Kandung kemih rata-rata memiliki kapasitas untuk menampung cairan sebanyak 8 gelas air.
Menahan pipis dalam waktu lama, dapat merenggangkan kandung kemih secara bertahap.
Jika ini terjadi, kandung kemih akan mengirim sinyal ke otak untuk kita berkeinginan untuk buang air kecil ke toilet.
Apabila ini tidak lakukan, berikut berbagai bahaya menahan kencing bagi kesehatan Si Kecil:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Akibat menahan kencing pada anak dapat menyebabkan bahaya kesehatan. Salah satu yang tersering adalah infeksi saluran kemih (ISK).
Infeksi saluran kemih sendiri dibagi menjadi 2, yakni infeksi saluran kemih atas dan bawah.
Ciri-ciri yang menyertainya meliputi:
- Ingin buang air kecil lebih sering.
- Rasa sakit terbakar atau sensasi panas' saat buang air kecil.
- Merasa kencing tidak tuntas.
- Nyeri di atas tulang kemaluan.
- Aroma urine sangat menyengat.
"Bila ISK terjadi berulang, dapat menyebabkan gangguan pada ginjal," terang dr. Cynthia Centauri, Sp. A, Dokter Spesialis Anak RSIA Bina Medika.
Jika tidak segera diatasi, ini meningkatkan risiko komplikasi bagi kesehatan anak.
2. Peradangan Saluran Kemih
Dikenal dengan sebutan Interstitial Cystitis (IC), ini adalah kondisi menyakitkan yang disebabkan peradangan dinding kandung kemih.
Adapun akibat menahan kencing pada anak ini disebabkan oleh infeksi bakteri.
Gejalanya adalah rasa sakit pada panggul yang begitu parah.
Dalam beberapa kasus, ini bisa membuat seseorang buang air kecil lebih dari 60 kali sehari.
Sayangnya, sampai sekarang belum ada perawatan dan pengobatan untuk meringankan penyakit ini.
Baca Juga: Jangan Asal Percaya, Berikut Fakta Seputar Bahaya Gerhana bagi Ibu Hamil Menurut Ahli
3. Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS)
Ini lebih dikenal sebagai Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS).
Bahaya menahan pipis ini dapat membuat penurunan fungsi pada otot kandung kemih dan uretra.
Hal ini mengakibatkan gejala-gejala seperti:
- Anak mengompol
- Kesulitan mengosongkan dan mengisi kandung kemih
- Rasa nyeri saat buang air kecil
Jika ini terjadi berlarut-larut, dapat mengganggu Si Kecil dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
4. Gangguan Psikologis Anak
Bahaya menahan kencing lainnya adalah memicu anak kebiasaan mengompol.
"Pada anak usia sekolah yang lebih besar, mengompol juga dapat menyebabkan dampak sosial yang tidak baik," terang dr. Cynthia.
Timbulnya rasa malu berada di sekitar teman-temannya dapat mempengaruhi psikologi Si Kecil.
Ajaklah Si Kecil berdiskusi dengan baik untuk mencegah terjadinya akibat menahan pipis satu ini, Moms.
5. Urinary Incontinence (UI)
Urinary Incontinence (UI) adalah hilangnya fungsi kontrol dalam kandung kemih kita. Umumnya terjadi pada orang lanjut usia, tetapi juga bisa menyerang siapa pun.
Tandanya adalah ketidakmampuan untuk menahan pipis dalam waktu singkat sekalipun.
Bahaya menahan kencing pada anak ini dipicu karena terlalu sering atau lama menahan keinginan untuk buang air kecil.
Untuk itu, jangan anggap sepele dalam menahan kencing pada Si Kecil ya, Moms.
Baca Juga: Minum Air Kelapa Bikin Bayi Putih, Mitos atau Fakta? Ini Kata Ahli
Ciri-ciri Air Kencing Tidak Sehat
Sebenarnya, tidak ada batasan waktu yang aman untuk menahan kencing pada anak. Segera mungkin minta Si Kecil bisa buang air kecil apabila ada keinginan.
Nah, akibat menahan kencing, bisa dilihat dari perubahan tanda-tanda pada urine, lho.
Berikut ciri-ciri air kencing yang tidak sehat antara lain:
1. Warna Kencing Kemerahan
Coba lihat warna air kencing pada anak, Moms. Warna yang tidak normal akan tampak seperti warna merah mudah dan cokelat tua.
"Ini bisa disebabkan kondisi kelainan darah seperti anemia hemolitik, kelainan metabolik porfiria, tumor, dan sebagainya," terang dokter Cynthia.
Namun, tak semua perubahan warna air kencing mengindikasikan hal tersebut.
Untuk itu, penting berkonsultasi dengan dokter apabila Si Kecil mengalami tanda-tandanya, ya.
2. Warna Keputihan
Selain merah kecokelatan, ada warna lain yang menandakan bahaya menahan kencing pada anak.
Warna air kencing yang putih kental memiliki arti bahwa ada yang salah pada Si Kecil.
Menahan kencing juga dapat menyebabkan adanya endapan mineral dalam urine seperti hiperkalsiuriea, fosfaturia, dan hiperoksaluria.
Baca Juga: 16 Makanan Penambah Berat Badan Janin Saat Hamil agar Si Kecil Selalu Sehat dalam Kandungan
3. Volume Urine Tidak Normal
Tidak sampai di situ, akibat menahan kencing juga memicu volume urine mengalami perubahan. Ciri-ciri air kencing yg tidak sehat juga bisa ditandai dengan volume urine tidak normal.
"Baik urine terlalu banyak (poliuria) atau terlalu sedikit (oligouria)," tambah dr. Cynthia.
Poliuria atau jumlah urine yang terlalu banyak gejalanya yakni berjumlah lebih dari 2ml/kg, per jam.
Ini dapat disebabkan penyakit seperti diabetes insipidus atau diabetes mellitus. Nah, itu dia Moms, penjelasan dari ahli terkait akibat menahan kencing bagi kesehatan Si Kecil.
Berbagai masalah ini juga bisa terjadi pada orang dewasa yang sering menahan kencing.
Jika Moms memiliki pertanyaan lain, dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak terdekat ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.